20-Takdir apalagi Tuhan?

4.7K 410 450
                                    

Asalamu'alaikum teman-teman

Jangan lupa sebelum baca kita bershalawat dulu sama Nabi

Allahumma Sholli Ala Sayyidina Muhammad

Yang belum Follow Jangan lupa Follow

Dan di usahakan untuk vote, karena itu juga
Sebagian dari semangat aku buat lanjutin
Ceritanya..

Happy Reading♡

***


Gus Azam yang saat ini tengah mengisi kajian malam terhenti saat hp nya berdering, terlihat nama Fauzan di layar hp nya membuat Gus Azam mengerutkan keningnya kebingungan. Pasalnya Fauzan sangat jarang menghubungi keluarganya kecuali saat dirinya benar-benar darurat tidak bisa pulang karena kehabisan bensin dan dompetnya tertinggal, itu juga biasanya yang di hubungi sepupunya..

Awalnya Gus Azam tidak berniat untuk mengangkatnya tapi karena hatinya yang terus menyebut nama Ayesha, akhirnya Gus Azam mengangkatnya setelah dia menghentikan kajiannya. Gus Azam keluar dari masjid dan mulai mengangkat telpon dari Fauzan.

Seketika Gus Azam membeku saat mendengar berita yang Fauzan sampaikan, setelah mendapatkan alamat rumah sakitnya, Gus Azam langsung mengakhiri telponnya dan kembali masuk ke Masjid untuk meminta Rizky menggantikan kajiannya.

Berbagai pertanyaan yang keluar dari kakak-kakaknya tapi Gus Azam tak menjawabnya sama sekali. Dengan cepat Gus Azam mengambil kunci mobilnya dan mengendarai mobilnya pergi ke rumah sakit..

Sampainya di rumah sakit, Gus Azam langsung mencari kamar Ayesha yang sudah di beritahukan oleh Fauzan lewat chatnya. Pertama yang Gus Azam lihat adalah Nadhira yang masih menangis dalam pelukkannya Rayhan.

Melihat kehadiran Gus Azam semuanya langsung berdiri kecuali Nadhira dan Rayhan, dan Reza berjalan mendekati Gus Azam ''Kita di sini cuma bisa berharap sama kamu,''

Gus Azam menatap Reza dan menganggukkan kepalanya ''Iya Om. Tapi,'' Gus Azam menggantungkan ucapannya dan beralih menatap Nadhira ''Apa saya boleh minta untuk di temani sama Umma nya,''

Nadhira yang mendengar itu langsung melepaskan pelukkan Rayhan dan berdiri sambil mengusap air matanya kemudian berjalan mendekati Gus Azam ''Hanya untuk Humey,'' ucap Nadhira lalu berjalan mengikuti suster tanpa berniat beriringan dengan Gus Azam.

Gus Azam hanya tersenyum tipis lalu berjalan mengikuti Nadhira. Walaupun bukan untuk dirinya setidaknya Nadhira mau menemaninya saat mendonorkan darahnya buat Ayesha..

Dalam ruangan itu sama sekali tidak ada yang berbicara. Nadhira yang hanya duduk di kursi sesekali melihat ke arah Gus Azam yang sudah mulai di ambil darahnya, terkadang tatapan keduanya bertemu.

Beberapa menit berlalu, saat ini Gus Azam dan Nadhira berjalan menuju ruangan Ayesha kembali, darah yang di ambil dari Gus Azam cukup banyak.

Langkah Nadhira terhenti saat melihat Gus Azam berhenti, Nadhira yang sedang memegang air minum langsung menyodorkannya pada Gus Azam ''Minum,''

Gus Azam yang melihat itu langsung menagmbilnya dan membuka tutup botolnya, baru saja Gus Azam akan meminumnya namun terhenti saat Nadhira mengatakan ''Duduk,''

Gus Azam kembali menatap Nadhira yang sama sekali tidak melihat ke arahnya. Seketika Gus Azam tersenyum tipis dan kembali akan meminum airnya tanpa duduk.

Walaupun Nadhira tidak melihat ke arah Gus Azam, tapi ekor matanya bisa melihatnya hingga akhirnya Nadhira menatap Gus Azam ''Wa 'anhu qola, qola Rasulullahi Shallallahu 'alaihi wasallam. La yasyrabanna ahadun minkum qo iman. (Akhrojahu muslim). Dari Ali RA. dia berkata, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda. Jangan sampai salah seorang di antara kalian minum sambil berdiri. (HR. Muslim no 2026).''

Lauhul MahfudzkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang