58-Canggung

1K 106 17
                                    

Assalamu'alaikum teman-teman..

Jangan sebelum baca mari kita bershalawat kepada Nabi Muhammad
۞اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

***

Komen, Vote jangan lupa.

***

Setelah shalat subuh dan mandi, Aseeyah turun ke bawah untuk membantu Asya menyiapkan sarapan, itu sudah menjadi kebiasaan Aseeyah dari dulu.

Tapi sepertinya Aseeyah melupakan sesuatu, lihat saja dia kelihatan santai dan seolah tidak terjadi apa-apa. Aseeyah tersenyum saat Asya menatapnya.

''Pagi Ma,''

''Pagi sayang,''

''Mama masak apa?''

''Mama buat nasi goreng,''

''Biar Cici yang masak yaa,''

''Oke,''

Aseeyah segara mengambil bahan-bahan untuk membuat nasi goreng, lalu melihat ke arah Asya sekilas yang sedang mencuci piring.

Terjadi keheningan. Setelah selesai mencuci piring, Asya mendekati Aseeyah yang sudah mulai membuat nasing gorengnya.

''Nak,''

Aseeyah melihat Asya lalu kembali pokus dengan masakkannya. ''Iya Ma,''

''Kamu kenapa?''

Aseeyah mematikan kompornya karena sudah selesai, mendapatkan pertanyaan itu seketika Aseeyah mengerutkan keningnya. ''Maksud Mama?''

Asya menyenderkan tubuhnya di meja. ''Kenapa semalam pintu kamar nya di kunci?''

Aseeyah terdiam dan menatap Asya.

''Sekarang kan udah punya suami, masa iya tadi malam Rayhan tidur di kamar tamu,''

Aseeyah menundukkan kepalanya saat mengingat kembali semua itu. Aseeyah kira itu semua hanya mimpi.

Melihat Aseeyah yang terdiam, Asya langsung membalikkan badannya dan memegang bahu Aseeyah. ''Ada masalah?''

Aseeyah mendongakkan kepalanya lalu menggelengkan kepalanya. ''Maaf, Cici lupa.''

''Mau bagaimana pun Rayhan tetap suami yang harus kamu hormati.'' Aseeyah menganggukkan kepalanya.

''Ya udah sini biar Mama aja yang beresin ini nya. Cici bikinin kopi buat Papa yaa, oh iya sekalian tanya-in Rayhan mau bikin apa,'' ucap Asya.

Aseeyah melihat ke belakang di mana di situ ruang makan dan ternyata sudah ada Firman ngobrol dengan Rayhan. Aseeyah kembali menatap Asya yang sedang memindahkan nasi gorengnya ke tempat nasi.

Aseeyah tentu saja bingung cara untuk menanyakan itu pada Rayhan, mungkin kalau Rayn, Aseeyah gak papa.

''Kenapa?'' tanya Asya yang menyadari Aseeyah.

''Kamu gak berani,''

Asya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum lalu berjalan menuju meja makan dan meletakkan piring di sana.

''Ray. Mau di buatin teh?'' tanya Asya.

''Ehh gak usah Ma,'' jawab Rayhan sambil tersenyum dan tidak sengaja matanya melirik Aseeyah yang sedang berdiri di depan kompor tengah merebus air.

''Gak papa Rayhan sekarang kan kamu sudah menjadi keluarga,'' ucap Firman takutnya Rayhan masih canggung.

''Rayhan gak suka teh Pa,'' ucap Rayhan dengan pelan.

Lauhul MahfudzkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang