Assalamu'alaikum teman-teman..
Jangan sebelum baca mari kita bershalawat kepada Nabi Muhammad
۞اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ***
Komen, Vote jangan lupa..
Happy Reading♡♡♡
***
Nadhira memasuki ruang cctv asrama putri, tangannya mulai bergerak untuk melihat rekaman cctv tadi pagi. Mata Nadhira pokus saat rekaman itu mulai terputarkan, dari Hawa yang mulai menaiki tangga hingga Hawa terguling ke bawah. Tapi Nadhira sama sekali tidak melihat orang yang udah mendorong Hawa, apa mungkin Hawa terpeleset saat mengambil gelangnya?..
Nadhira menatap Ustadzah Niza yang berdiri di sampingnya. ''Cuma ini?''
''Iya Ning,''
Nadhira memindahkan rekaman itu ke ponselnya dan mengirimnya di grup keluarga Qodim, agar mereka semuanya juga tidak salah paham dan nama Aseeyah tetap bersih di keluarga mereka.
Nadhira lalu berdiri dan memasukkan ponselnya ke saku gamisnya.
''Apa yang harus saya lakukan, Ning?''
''Kamu lihat juga kan, kalau Hawa jatuh sendiri dan Aseeyah baru saja datang ke sana?''
''Iya Ning,''
''Perlihatkan rekaman cctv itu kepada para santri supaya mereka tidak menuduh Aseeyah,'' ucap Nadhira.
Ustadzah Niza menganggukkan kepalanya. Kemudian Nadhira keluar dan berjalan menuju rumah Abbah Alfan.
Sedangkan Aseeyah kini harus mendengarkan semua kata-kata kasar yang terlontarkan kepadanya. Semua para santri tahu kalau Aseeyah sudah membuat Hawa celaka dan masuk rumah sakit, tapi untung saja Aseeyah masih mempunyai kedua sahabatnya yang percaya padanya.
''Lebih baik ngaku ajalah Aseeyah dari pada kayak gini,'' ketus Naura.
''Ngeri siih,''
''Diam-diam kok jahat,''
Ustadzah Veera tiba-tiba datang lalu mendorong tubuh Aseeyah dengan kasar hingga Aseeyah terjatuh ke lantai. ''Saya gak habis pikir sama kamu. Saya sudah kenal kamu sebagai anak baik tapi sekarang, apa yang sudah kamu lakukan benar-benar keterlaluan,''
Aseeyah menatap Ustadzah Veera sambil menggelengkan kepalanya. Ustadzah Veera menyodorkan sebuah kertas pada Aseeyah.
''Ini surat pengeluaran buat kamu,''
Deegghh..
Dhela tanpa rasa takut langsung mengambil surat itu dan merobeknya. ''Emang Ustadzah siapa yang bisa ngeluarin Aseeyah seenaknya aja,''
''Saya sudah ambil kembali tugas saya menjadi ketua dan keamanan.'' ucap Ustadzah Veera sambil menatap Dhela.
''Itu cuma Ustadzah yang ngambil, aku yakin kalau itu semua tanpa persetujuan dari Ning Nadhira,'' ucap Fitry.
''Apa kalian juga ikut rencana Aseeyah untuk mencelakai Hawa?''
''Stop Ustadzah, Dhela sama Fitry gak tahu apa-apa soal ini.'' ucap Aseeyah sambil menatap Ustadzah Veera. ''Apa jangan-jangan ini semua Ustadzah yang udah rencanain buat ngeluarin aku dari pesantren,'' lanjut Aseeyah.
Ustadzah Veera menatap Aseeyah dengan tajam. ''Berani-beraninya yaa kamu mengatakan itu sama saya,''
''Jadi benar?''
KAMU SEDANG MEMBACA
Lauhul Mahfudzku
RandomFOLLOW DULU BARU BACA.. KALAU BACA DI USAHAKAN VOTE!! Squel Gus Azam Baca cerita Gus Azam terlebih dahulu agar mengerti dengan alur ceritanya.. Penulisannya gak rapi, kalau gak suka gak papa skip aja dan kalau mau mengkritik silahkan di terima denga...