24-Takdir kita

4.3K 457 177
                                    

Asalamu'alaikum teman-teman

Jangan lupa sebelum baca kita bershalawat dulu sama Nabi

Allahumma Sholli Ala Sayyidina Muhammad

Yang belum Follow Jangan lupa Follow

Dan di usahakan untuk vote, karena itu juga
Sebagian dari semangat aku buat lanjutin
Ceritanya..

Happy Reading♡♡

"Takdir Tuhan tidak ada yang bisa menebak, jika memang sudah jalannya maka kita harus bisa menerimanya.''

~Algesha Rayhan Qodim

***

⚠️Mohon maaf mengandung kata-kata kasar⚠️

Flashback On

Salwa yang berniat ke kamar Ayesha terhenti saat melihat Nadhira yang pergi dengan terburu-buru.

''Kemana,'' gumam Salwa.

Salwa menatap sekitarnya lalu menganggukkan kepalanya dan berjalan mengikuti Nadhira, tepat sekali Salwa mendapatkan taxi dan menyuruh supirnya untuk mengikuti mobil Nadhira.

Hingga mobil Nadhira berhenti di sebuah gedung tua, Nadhira lalu turun begitupun dengan Salwa yang terus mengikuti langkah Nadhira hingga berada di lantai tiga.

Salwa bersembunyi dan terus mengawasi gerak-gerik Nadhira sampai Nadhira bertemu dengan Nadhia, di situ Salwa sudah mempunyai firasat buruk makanya dia menelpon Gus Azam dan memintanya ke sana.

Untung saja Abbah Alfan dan Ummi Shafiyyah udah ada di kamar Ayesha dan Gus Azam menitipkan Ayesha pada mereka.

Dengan cepat Gus Azam menuju parkiran dan mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi, rasa khawatirnya pada Nadhira membuat Gus Azam seakan kehilangan akal.

Sampai di sana Gus Azam langsung naik ke lantai tiga dan bertemu dengan Salwa, mereka berdua terus mengawasi Nadhira dari jarak yang lumayan dekat.

''Siapa dia?'' tanya Gus Azam.

''Gak penting, yang harus Gus lakukan sekarang adalah selamatin Mbak Nadh karena orang itu mau membunuh Mbak Nadh..'' ucap Salwa yang sudah mendengar semua percakapan mereka.

Keduanya terkejut saat Nadhia mengangkat sebuah kaca dan akan melemparkannya ke Nadhira.

Tanpa berpikir lagi Gus Azam langsung berlari dan memeluk Nadhira hingga akhirnya dialah yang kena lemparan kaca itu..

Salwa mengambil hp nya dan memfoto serta memvidio semua itu, setelah itu Salwa menghubungi kantor polisi untuk segera datang ke sana.

Salwa masih diam dan memperhatikan semuanya, namun dia kembali terkejut saat Nadhia menodongkan pistol ke arah Nadhira, dan saat itu Salwa juga melihat Rayhan yang sama kagetnya dengan dirinya.

''UMMA,'' teriak Rayhan sambil berlari ke arah Nadhira.

Berbarengan dengan itu Salwa juga berlari ke arah Nadhira.

Lauhul MahfudzkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang