Assalamu'alaikum teman-teman..
Jangan sebelum baca mari kita bershalawat kepada Nabi Muhammad
۞اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ***
Komen, Vote jangan lupa.
***
Hari-hari terus Rayhan jalani bersama Aseeyah. Sudah satu bulan setelah meninggalnya Abbah Alfan, semua orang merasa kehilangan dan bahkan sampe hari ini disaat keluarga Abbah Alfan kumpul mereka hanya saling diam tidak ada yang duluan mau buka mulut.Rayhan merebahkan tubuhnya diatas kasur setelah seharian ini tidak istirahat. Dimulai dari abis shalat subuh yang disuruh ngisi kajian di pesantren dilanjutkan dengan kuliah dari pagi sampe dzuhur dan habis dzuhur di undang ngisi kajian di kampung sebelah sampe sore habis itu dilanjutkan dengan Fauzan yang memaksanya untuk ikut ke sirkuit dan pulang habis isya setelah shalat isya. Namun, Fauzan tidak ikut pulang dia masih betah berada ditempat itu.
Aseeyah meletakkan air putih dan beberapa cemilan diatas meja dikamarnya, Aseeyah mengetahui kalau suaminya tengah kelelahan seharian ini.
Aseeyah menghampiri Rayhan yang belum memejamkan atanya.
''Mau aku pijitin?'' tanya Aseeyah.
Rayhan mengubah posisinya menjadi duduk. ''Boleh,''
Dengan senang hati Aseeyah memijit Rayhan.
''Beyb,'' panggil Rayhan sambil menatap Aseeyah.
''Iya?''
''Bosan yaa dirumah terus?''
''Yaa terus mau kemana tempat aku kan emang rumah apalagi sekarang aku udah punya suami,''
''Maaf yaa Abang belum ada waktu buat nemenin kamu keluar,''
''Bang jangan minta maaf,''
''Tapi kamu beneran gak bosan emang?''
''Enggak, justru aku senang berada dirumah. Kan sebagai perempuan sudah seharusnya ada didalam rumah bukan luar rumah, aku senang disini sama Umma dan belajar masak,''
''Belajar? Kamu udah bisa beyb gak perlu belajar lagi,''
''Gak semuanya aku bisa,''
''Udah,'' ucap Rayhan sambil menarik kakinya dan merubah duduknya.
''Ehh belum selesai,''
''Gak papa nanti tangan kamu nya jadi pegel,''
''Aku udah biasa,''
''Gak usah gak papa,''
''Pijitan aku gak enak yaa?''
''Ehh bukan gitu. Aku gak mau kalau kamu juga ikut capek,''
''Cuma mijit doang, Bang. Capek darimana?''
''Pengen banget mijitin,''
''Kan aku pengen jadi istri yang baik,''
Rayhan mengelus pucuk kepala Aseeyah lalu mencium keningnya. ''Kamu udah baik, sayang.''
''Abang,''
''Udah sini tidur.'' Rayhan menepuk sebelahnya.
Aseeyah tersenyum lalu membaringkan badannya disana, Rayhan juga ikut membaringkan badannya dan mengangkat kepala Aseeyah kemudian menjadikan tangannya untuk jadi bantal Aseeyah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lauhul Mahfudzku
RandomFOLLOW DULU BARU BACA.. KALAU BACA DI USAHAKAN VOTE!! Squel Gus Azam Baca cerita Gus Azam terlebih dahulu agar mengerti dengan alur ceritanya.. Penulisannya gak rapi, kalau gak suka gak papa skip aja dan kalau mau mengkritik silahkan di terima denga...