41-Apa siih?

1.5K 212 214
                                    

Assalamu'alaikum teman-teman..

Jangan sebelum baca mari kita bershalawat kepada Nabi Muhammad
۞اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

***

Komen, Vote jangan lupa..

Happy Reading♡♡♡

***

Setelah ngobrol dengan Tara, Ayesha langsung pulang ke rumah. Ntah lah apa yang perempuan itu katakan kepada Ayesha sungguh Ayesha tidak paham sama sekali.

Ayesha turun dari mobilnya lalu melihat jam, ini udah lewat maghrib dan mobil yang lainnya sudah ada di sini itu tandanya semua orang sudah pulang.

Ayesha melangkahkan kakinya menaiki teras depan rumahnya dan di saat akan mengetuk pintu tapi Ayesha urungkan. Dia berdo'a dulu supaya tidak di marahai oleh, ntah laah apakah bakalan ada yang memarahinya atau tidak.

Ayesha mengusapkan tangannya ke wajahnya lalu mengetuk pintunya. ''Assalamu'alaikum,''

Ayesha membuka pintu rumahnya dan sepi, akhirnya Ayesha bisa menghela napasnya dengan lega. Di tutupnya kembali pintunya lalu Ayesha membalikkan badannya untuk ke kamar tapi seketika Ayesha memundurkan langkahnya saat melihat Abbah Alfan, Gus Azam, Om, Rayhan, Rayn dan para sepupunya.

Ayesha yang sudah membuka cadarnya hanya bisa nyengir untuk menghilangkan ketakutannya.

Abbah Alfan lalu berdiri. ''Sini Zara,''

Ayesha menggaruk kepalanya lalu berjalan mendekati Abbah Alfan. Hidupnya sudah berubah dari yang dulunya cuma Rayhan tapi sekarang semua orang mengawasinya.

Ayesha berhenti tepat di hadapan Abbah Alfan, dengan kepalanya yang tertunduk.

''Dari mana?'' tanya Abbah Alfan dengan lembut membuat Ayesha bernapas lega.

''Habis ngerjain tugas kelompok Abbah,''

''Kenapa telpon gak ada yang di jawab satu juga?''

''Ponsel Ayesh mati Abbah,'' jawab Ayesha dengan jujur.

''Lihat Abbah,''

Ayesha mendongakkan kepalanya untuk menatap Abbah Alfan.

''Lain kali jangan seperti ini. Zara pergi dan gak bisa di hubungi membuat semua orang panik, inget kalau Zara cucu perempuan Abbah satu-satunya dan Abbah gak mau kalau Zara kenapa-napa. Makanya Abbah gak ngizinin Zara keluar kalau gak di temani Abang Zara,'' ujar Abbah Alfan dengan panjang lebar.

''Afwan Abbah, tadi Ayesh niatnya cuma sebentar doang.'' Ayesha kembali menundukkan kepalanya.

Abbah Alfan tersenyum lalu membawa Ayesha ke dalam pelukkannya. Abbah Alfan tahu kalau Ayesha saat ini tengah ketakutan, siapapun pasti akan takut dengan Abbah Alfan dan tentu saja Abbah Alfan akan memarahi orang itu kalau orang itu melakukan kesalahan. Tapi tidak dengan Ayesha, sebenarnya Abbah Alfan memang tidak suka dengan anak atau cucunya yang keluyuran dan pulang maghrib seperti ini, tapi karena Ayesha cucu perempuan satu-satunya itulah yang membuat Ayesha selamat dari marah Abbah Alfan. Abbah Alfan gak akan memarahi Ayesha karena dia sangat menyayangi Ayesha.

Abbah Alfan lalu mengecup kening Ayesha dan melepaskan pelukkannya. ''Jangan di ulangi lagi yaa?''

Ayesha menganggukkan kepalanya. ''Abbah gak marah?''

Lauhul MahfudzkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang