5

605 48 5
                                    

YOONTON UPDATE!!!

SELAMAT DATANG DAN SILAHKAN PERGI !!!

Gak bercanda!!! Lanjutttt aja lanjutttt

~HAPPY READING~

.........

Hujan kembali turun, membawa angin serta petir yang saling bersahutan. Malam ini, semua tampak seperti biasa, sunyi dan sepi yang selalu menjadi teman Ton selama ini.

Dia memejamkan matanya menikmati aroma hujan yang ia sukai namun dia tidak suka petir. Petir menakutkan untuk nya.

Jika Ton menikmati hujan dengan kesendirian berbeda dengan Win dan Pawat yang menikmati hujan bersama Mew dan Gulf. Kedua orang tua yang senantiasa berada di dekat mereka berdua, tidak beranjak barang sedetik pun untuk melihat putra nya yang lain. Mereka berdua fokus pada dua putra ini hingga melupakan kembali putra sulung nya.

"Mau ini." Gulf mengangguk, dia mengambil kue sus yang dia buat bersama maid tadi siang lalu memberikan nya pada Win.

Dia terkekeh pelan saat melihat cara makan Win, dengan tisu yang di genggam nya dia membersihkan noda kecil di dekat bibir anak nya.

"Kebiasaan makan selalu belepotan." Ucap nya sebari mencolek hidung Win.

"Dia kan masih kecil." Pawat yang sedang bermain PS bersama sang ayah ikut menimpali ucapan bunda nya.

Dengan sekali lemparan bantal sofa yang di peluk Win tadi mampu membuat Pawat oleng, maklum saja dia belum siap untuk mengambil ancang-ancang. Mew yang melihat kelakuan dua putra nya hanya terkekeh pelan dan membantu Pawat untuk kembali duduk.

"Dasar Bocah!" Umpat Pawat yang melemparkan kembali bantal sofa itu namun kali ini tidak mengenai Win karena dengan cepat Gulf menangkap nya.

"Sudah sudah kalian ini kalau di satuin selalu ribut." Lerai Gulf.

"Maaf bunda." Ucap mereka bersamaan.

Gulf mengangguk, dia kembali duduk bersama Win. Tangan nya aktif mengelus kepala Win yang tiduran di paha nya. Mereka berdua kompak melihat Pawat dan Mew yang sedang bertarung dengan Ps.

"Ayah curang!" Pawat melempar stik PS nya saat kalah.

Mew tertawa melihat ekspresi Pawat, seperti biasa anak itu akan ngamuk jika kalah dan seperti biasa pula Mew tidak mau mengalah.

"Kamu yang gak bisa bukan ayah yang curang." Kata Mew Sebari beranjak dari karpet berbulu itu menuju Gulf yang duduk di sofa.

"Curang kokok nya curang!" Pawat selalu seperti ini, dia tidak suka kekalahan dia selalu obsesi kemenangan padahal Gulf selalu menasehati nya bahwa dalam permainan itu ada kalah dan menang.

"Pawat, kalah atau menang sama saja nak dalam permainan kan selalu ada seperti itu." Gulf kembali memberikan pengertian namun watak Pawat yang sudah seperti Mew jadi dia masih keukeh sebelum Mew mengakui kekelahan nya.

"Mew ngalah kenapa sih!" Disini Gulf mencubit paha suami nya untuk mengalah jika tidak mengalah maka semua akan tetap runyam.

"Iya sayng iya aku kalah." Ujar Mew pasrah.

"Bukan ke aku tapi ke Pawat!"

"Iya ayah kalah dan kamu jago." Mew mengucapkan dengan semangat membuat Pawat bersorak gembira.

Sebenarnya bisa saja Pawat mengakui kekalahan nya namun dia hanya ingin Mew mengalah pada anak nya dan juga sebagai hiburan semata dia ingin Gulf sedikit memarahi Mew. Emang anak kurang aja tapi gapapa karena ganteng.

Luka Yang berbedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang