46

403 39 11
                                    

SAWADIKHAAAAA PHI / NONG SEMUA NYA!!

YOONTON UPDATE!!!

SELAMAT DATANG DAN SILAHKAN PERGI !!!

Gak bercanda!!! Lanjutttt aja lanjutttt

Note: maaf kalau ada typo 💃🙏

~HAPPY READING~

Komen biar aku semangat!

_____

Win masuk rumah sakit. Berita itu terdengar di telinga Ton saat dia berjalan sempoyongan ke dalam kamar. Kata maid yang di sana, Win kembali pingsan di tengah-tengah asik nya bercanda dengan Gulf dan Mew. Kedua orangtuanya jelas panik, bisa si bayangkan oleh Ton seberapa panik mereka saat membawa Win ke rumah sakit.

Ton tersenyum miris, Win masuk rumah sakit Gulf panik sedangkan dia di siksa Gulf sama sekali tidak bereaksi apapun, kehidupan macam apa ini?

Katanya seorang ibu akan menjadi garda terdepan untuk anak nya, tapi Gulf? Peran apa yang dia ambil di kehidupan nya?

Ton memeluk kaki nya sendiri, tidak memperdulikan luka di punggung nya yang perih dan bercak darah di sana. Hati nya kembali sakit, belum sembuh luka yang di berikan Yoon kini kembali di hantam luka lebih dalam dari keluarga nya.

Ton tertawa kencang menertawai kehidupan nya yang begitu menyedihkan.

Tok... Tok... Tok...

Tawa nya terhenti saat suara pintu terdengar. Dengan bermodalkan bantuan dari tembok untuk bangkit dia berjalan pelan. Ton membuka pintu nya, dia tersenyum paksa melihat mba Ira membawa se-baskom air serta handuk lembut di dalam nya, mba Ira juga membawa kotak p3k sama persis seperti ibu nya saat dia sudah di hukum.

"Mba mau bersihin luka Aden, boleh mba masuk?"

"Boleh mba, silahkan." Ton mundur perlahan mempersilahkan mba Ira untuk masuk.

Selain bi Nana, Ton juga sedikit percaya pada wanita yang lebih tua 2 tahun dari nya.

Ira membantu Ton untuk berjalan ke kasur. Dia meminta izin untuk membuka baju Ton.

"Mba." Lamunan Ira buyar karena suara Ton.

"Kalau gak kuat gak usah mba biar saya aja." Kata Ton menghentikan tangan Ira yang akan menyentuh punggung nya.

Ira menggeleng. "Sama mba aja maaf ya den."

"Mba gak perlu minta maaf, dulu ibu juga kaya gitu tapi aku maklum. Luka nya banyak mba?"

"I-iya den."

"Mba, kenapa mau ngobatin Ton?"

"Sebelum Bi Nana pergi dia nitipin kamu sama mba, katanya suruh obatin setiap luka yang ada di diri Aden tapi mba gak tau luka yang mana yang di sebut bi Nana."

"Luka di tubuh aku aja mba."

"Mba tau, kehadiran mba gak bakal gantiin bi Nana, tapi mba akan selalu dengerin Aden cerita itu juga kalau Aden mau." Tangan Ira dengan hati-hati menyentuh punggung Ton. Dia meringis kala noda merah itu terkena cairan alkohol.

Ton tidak menjawab. Dia hanya diam menikmati setiap sakit di punggung nya. Dia meringis, tapi hanya ringisan kecil yang terdengar selebihnya ia nikmati.

Tidak ada obrolan lagi dari mereka berdua. Kedua nya sama-sama diam menikmati setiap detik jarum jam yang berbunyi.

____

Gulf memegang tangan nya dengan cemas. Dia melihat ke ruang UGD yang belum kunjung di buka. Di dalam sana, ada anak nya yang sedang berjuang untuk hidup. Air mata Gulf tidak pernah berhenti, hati nya terus berdoa untuk kesembuhan sang putra.

Luka Yang berbedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang