33

513 53 14
                                    

SAWADIKHAAAAA PHI / NONG SEMUA NYA!!

Udah sampai mana iniii? Aku dari Bandung, kmha damang?

YOONTON UPDATE!!!

SELAMAT DATANG DAN SILAHKAN PERGI !!!

Gak bercanda!!! Lanjutttt aja lanjutttt

Note: maaf kalau ada typo 💃🙏

~HAPPY READING~

_______

Malam ini kembali terdengar dentuman musik. Kembali melihat lampu remang-remang serta lautan manusia yang sedang menggerakkan badan nya seirama dengan musik DJ yang di bawakan.

Malam ini club' tampak ramai mungkin karena di hari minggu, dia tidak tau yang pasti dia datang kesini untuk menjernihkan pikiran nya.

Sendirian.

Duduk di ujung club' dengan 2 botol bir di hadapan nya, tak jarang para wanita penggoda menghampiri dia, namun segera di usir dengan kasar oleh nya

Dia kembali meneguk segelas bir yang berada di genggaman nya. Pikiran nya terus mengarah pada percakapan nya dengan para remaja tadi. Tentang cinta dalam pertemanan.

"Ego lah yang menghancurkan semua nya membuat kesalahpahaman yang tak berujung, sebab tidak ada yang mau meluruskan karena ego yang sama-sama tinggi."

Perkataan remaja berkulit putih tadi terus terngiang bak film yang sedang di putar membuat nya mengusap wajah nya dengan kasar.

Perkataan itu mampu menampar nya. Semua yang di katakan benar, ego nya tinggi dan hati nya di selimut oleh dendam hingga dia memilih menjauh tanpa mendengar sebuah penjelasan.

"Sial." Desis nya.

Dia tidak bisa menahan, tangan nya mengambil ponsel dan mengetik beberapa kata pada nomor yang sudah jarang ia hubungi.

______

Tepat jam sepuluh malam Ton baru sampai di rumah nya. Dia baru saja pulang dari apartemen Saka setelah selsai bermain PS. Jika bukan karena besok sekolah sudah di pastikan mereka akan menginap disana dan menghabiskan waktu untuk bermain PS, namun sayang sekali besok sekolah dan Ton tidak bisa bolos begitu saja.

Anak itu berjalan santai sebari bersenandung, sesekali dia melempar kan kunci motor nya keatas dan di tangkap kembali oleh tangan nya.

Sampai di pintu utama tangan nya akan membuka pintu namun suara sang ayah menghentikan nya.

"Maaf bi, bibi sudah tua kita tidak mau mengambil resiko untuk memperkerjakan bibi disini. Kami takut sesuatu akan terjadi." Itu suara ayah nya.

"Hiks tuan tolong saya, biarkan saya disini tidak di beri gaji pun saya tidak masalah yang penting saya tetap disini." Sebentar! Ton mengenali suara itu, itu suara wanita yang selama ini ada untuk nya iya itu suara bi Nana.

Tapi kenapa ibu nya menangis memohon dan kenapa Mew mengucapkan kan berhenti?

Karena penasaran Ton kembali menguping.

"Bibi. Kami bukan tidak mau bibi disini atau bukan karena tidak sanggup untuk memberikan bibi gaji, tapi, kami takut akan terjadi sesuatu pada bibi yang sudah rentan ini. Bibi harus istrihat, di umur segini seharus nya bibi sudah berhenti bekerja dan menghabiskan masa tua bibi di kampung." Ton bisa mendengar suara Papah nya didalam sana.

"Saya tidak mau tuan, saya mohon jangan pecat saya." Ton melihat dari celah pintu yang ia buka sedikit. Mata nya melotot saat melihat Bi Nana yang bersimpuh di depan Mew dan Gulf yang sedang duduk di kursi.

Luka Yang berbedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang