41

387 39 4
                                    

SAWADIKHAAAAA PHI / NONG SEMUA NYA!!

Udah sampai mana iniii? Aku dari Bandung, kmha damang?

YOONTON UPDATE!!!

SELAMAT DATANG DAN SILAHKAN PERGI !!!

Gak bercanda!!! Lanjutttt aja lanjutttt

Note: maaf kalau ada typo 💃🙏

~HAPPY READING~

Komen biar aku semangat!

_____

Ton tertawa keras melemparkan pasir pantai pada Yoon yang sudah kotor. Kedua remaja itu berlari. Yoon yang mengejar dan Ton yang di kejar. Tawa merdu yang menjadi candu, mata yang menghilang saat alunan tawa itu terdengar membuat nya menjadi menggemaskan, sampai Saka harus menggigit pundak Gerald membuat sang empu meringis.

Gerald mendelik, kelapa muda yang berada di tangan nya ia simpan di depan nya lalu memukul paha Saka.

"Sakit bego!" Umpat Saka menatap tajam pada si pelaku yang hanya menatap nya sinis.

"Lu tadi juga gigit gue." Gerald tidak ingin di salahkan, dia juga korban atas apa yang di lakukan Saka.

Pembelaan Gerald tentu tidak berlaku bagi Saka yang suka mendramatisir, anak itu terus mencecar Gerald mengatakan jika apa yang di lakukan nya tidak di benarkan sedangkan Gerald juga tidak terima dan meladeni hingga terjadi adu mulut disana.

Suara kedua nya terdengar saling bersahutan tapi tidak membuat Daniel menghilang kan fokus nya pada dua orang di pinggir pantai sana.

Daniel tersenyum tipis. Daniel mengambil ponsel nya memotret interaksi Yoon dan Ton lalu mengirimkan pada nomor teratas.

"Aman"

Hanya itu yang dia ketik setelah nya dia kirim pesan itu.

"Apapun bakal gue lakuin demi kebahagiaan Lo, Bastian."

_____

Mew menggenggam sebuah surat yang telah kusam. Disana sudah tertera banyak nya kata yang menjadi penghancur untuk semua nya. Mew tersenyum pada seseorang di hadapan nya. Senyum palsu itu tentu di ketahui oleh Mile.

Iya, Mile.

Mew memberikan sebuah undangan makan siang pada Mile. Awal nya pria itu menolak dengan berbagai alasan tapi Mew terus memohon hingga akhir nya Mile bersedia.

Seorang Mew tidak akan memohon jika itu tidak penting.

"Ada apa?"

Mew menyerah kan sebuah amplop yang sudah kusam. Di sana tertera sebuah nama rumah sakit yang dulu sempat menjadi saksi bisu atas kehancuran persahabatan mereka.

Mile membuang pandangan nya. Sekelibat ingatan menyakitkan itu hadir. Sudah 6 tahun lama nya tapi ia tidak bisa melupakan kejadian itu.

Persahabatan yang sudah mereka bangun 3 tahun lenyap dalam 1 jam.

"Untuk apa?" Mile bertanya sebab dia sudah mengetahui semua nya.

"Simpan." Alis Mile terangkat, dia mendengus kesal.

"Simpan? Kenapa harus gue?"

"Mile, gue gak bisa jelasin sekarang tapi dengan Lo simpan ini mungkin bakal ngebantu semua nya. Mile gue-"

"Gue gak terima alasan lo Mew. Setelah apa yang lo lakuin selama ini apa gak malu lo minta bantuan gue? Bukan nya lo punya kekuasaan? Lo bisa bakar kertas itu lo bisa sembunyiin kertas itu layak nya Lo sembunyiin semua kebusukan Lo di publik." Urat Mile terlihat, mengingat kejadian saat itu membuat nya naik pitam.

Luka Yang berbedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang