53

274 38 18
                                    

Boleh minta vote nya? Ga bakal bikin kalian rugi ko cmn vote sbntr biar aku smngtt lgi!

Kadang bingung cerita aku menarik ga si, ko dikit bngt peminat 😭 makannya suka ngaret up gmn ya kadang ga PD tkut gak nyambung, ga seru:(

____

Ton mengusap wajah nya kasar. Rasa hampa saat di kesunyian menjadi perasaan asing kali ini. Dulu, Ton tidak pernah merasa hampa dia hanya berpikir bahwa tujuan hidup nya untuk keluarga, untuk mendapatkan pelukan Mew dan Gulf serta menjalani kehidupan dengan normal. Dia tidak pernah berpikir untuk memiliki teman, obsesi nya hanya tertuju pada kebahagiaan keluarga.

Setelah bertemu dengan Yoon kehidupan nya mulai berubah. Pria itu mengenalkan nya banyak hal, tentang kehidupan yang luas, tentang dunia yang tidak hanya berputar pada satu sisi. Yoon juga merubah pola pikir nya bahwa tujuan hidup tidak selama nya berputar di keluarga. Yoon mengenalkan warna baru di hidup Ton membuat dia terlena dan selalu berpikir bahwa kebahagiaan ini akan abadi.

Sial nya, dia tertipu. Tertipu dengan sikap manis Yoon yang membuat nya jatuh hati.

Ton duduk dengan lemas. Lutut nya bergetar begitupun dengan tangan. Bertemu dengan mereka adalah hal yang Ton hindari.

Ton tidak bisa membenci tapi rasa sakit itu selalu ada.

Tatapan nya kosong terpaku pada air danau yang tenang dengan rumput hijau yang bergoyang karena angin.

Kehidupan nya begitu rumit. Semesta terus bercanda tanpa henti.

"Hidup itu di nikmati bukan di tangisi apa lagi di sesali." Suara Arion terdengar jerlas.

Mata nya meliar, mencari suara remaja yang akrab dengan banyak manusia.

"Gue disini!" Ton mendongak ketika suara itu berada di atas nya.

Mata nya melotot. Melihat Arion yang duduk anteng di atas pohon jambu belakang sekolah dengan senyum konyol khas remaja itu.

Arion mengambil ancang-ancang untuk melompat, Ton memejamkan mata nya membayangkan tubuh itu melompat dari ketinggian yang cukup membuat nya merinding.

"Punya takut juga lo." Ton membuka matanya, dia mendengus dan kembali duduk di kursi tadi.

Arion juga mengikut. Anak itu tanpa izin duduk di sebelah Ton. Mulut nya komat-kamit karena memakan permen karet. Mata nya fokus pada air danau yang tampak berkilau karena sinar mentari.

"Hidup itu pilihan, kalau lo milih untuk tetep sedih dan tetep meratapi masalah gue yakin lo gak bakal nemu kebahagian karena terus terbayang masalalu. Kecuali," Arion menjeda ucapan nya. Fokus matanya teralir pada Ton yang terlihat tidak minat dengan pembicaraan ini. Arion terkekeh, dia yakin meski pun teman nya terlihat tidak peduli tapi telinga nya tetap mendengar, karena itu Arion melanjutkan ucapannya. "Kecuali kalau lo damai dan lupain semua rasa sakit, lo ubah pilihan hidup lo buat bahagia! Ucapan, pikiran negatif, segala sesuatu yang terjadi di masa lalu anggap semua itu ujian dari tuhan."

Ton tersenyum sinis. "Tau apa lo tentang hidup gue?"

Arion tertawa hambar, mulut nya meniup ke depan membuang permen karet yang sudah hambar. "Gue emang gak tau apa-apa tentang hidup lo, tapi gue tau kalau lo terjerat di masa lalu."

"Kita emang cuman orang asing, tapi tanpa lo tau gue bukan orang asing." Lanjut nya mantap.

Ton samakin tertawa sinis. Arion menganggap nya bukan orang asing padahal sudah jelas bahwa mereka adalah orang asing yang di takdir kan satu kelas.

Ton ingin bangkit berbicara dengan Arion hanya menambah beban nya saja, membuat nya semakin memikirkan kehidupan yang rumit tiada ujung.

Tapi gerakan nya terhenti saat mendengar suara Arion yang begitu lirih.

Luka Yang berbedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang