51

230 24 9
                                    

Note : maaf kalau ada typo!
_____

Langkah nya penuh dengan wibawa. Dagunya terangkat dengan angkuh. Mereka yang melihat segera menunduk memberi hormat. Meski umur nya sudah tidak muda tapi pakaian nya tampak modis dengan kacamata hitam yang terpasang. Kulitnya putih keriput, yang di tutupi make-up natural.

"Nyonya Kamila, maaf apa anda ingin memesan ruang VIP?" Tanya pelayan dengan sopan.

Dia menunduk hormat. Meski tidak pernah ikut campur dalam urusan para konglomerat tapi dia tau bahwa Kamila adalah wanita yang berpengaruh.

"Atas nama Off." Hanya tiga kata saja sudah membuat gadis itu mengerti. Dia segera membawa Kamila ke dalam ruang VIP di restoran kelas atas.

"Jika ada yang ingin di pesan, silahkan para tuan dan nyonya tekan bel."

Off mengangguk, tangan nya di tarik ke atas memberi kode agar pelayan itu segera pergi. Pintu di tutup rapat. Meski ada yang menguping pun tidak akan bisa mendengar karena ruangan ini di desain kedap suara.

Off sengaja mengambil ruang VIP agar lebih leluasa membicarakan hal ini dengan Kamila.

"Mami, apa kabar?" Tanya Off.

Suaranya sudah membesar. Jakun nya terlihat di tengah leher. Kamila tersenyum dengan tulus. Setelah kejadian itu, mereka tidak pernah terlihat lagi. Satu persatu dari sahabat anak nya pergi tanpa kabar yang jelas. Mereka berpencar dan berperilaku bak orang asing.

"Aku tau mami ngajak aku ketemu untuk mengajak kerja sama?"

"Pintar." Puji Kamila.

Dia memang menghubungi Off untuk mengajak pria itu kerja sama. Kamila sudah tidak bisa menunggu lagi. Beberapa tahun ini dia terus mengawasi tingkah anak nya, tidak ada yang salah. Mereka memperlakukan Ton seperti janji mereka, namun beberapa bulan kebelakang sikap mereka terlihat aneh, mulai memperlakukan Ton dengan baik. Mew juga tidak menyiksa Ton sesuai apa yang di katakan nya beberapa tahun lalu.

Kamila mendengus kesal mengingat itu semua.

"Nyonya Kamila, apa tidak akan menyesal?" Off tersenyum tipis, dia melihat perubahan ekspresi di wajah Kamila. Panggilan yang sengaja dia ubah membuat Kamila melotot. Mata yang sudah terlihat keriput itu menatap tajam dirinya.

Off tidak takut. Siapa yang akan takut saat di pelototi nenek-nenek?

"Hahaha kita adalah rekan. Kerja sama yang terjalin membuat kita menjadi rekan bisnis kan? Apa yang salah?"

"Terlalu formal Off. Aku lebih suka kamu panggil mami."

"Oke, mami apa kamu tidak akan menyesal?"

"Menyesal? Apa yang kamu maksud?" Kamila berdecih. Dia sudah memikirkan ini dengan matang. Kehadiran Ton hanya membuat bencana bagi keluarga besar nya. Ton adalah aib yang harus di musnah kan.

"Saya tau mami menyayangi anak itu."

"Omong kosong!"

Off kembali tertawa. Dia merasa ini adalah sebuah lelucon. Ketika mereka menyembunyikan rasa sayang nya dengan begitu rapat. Ego mereka terlalu tinggi untuk mengungkapkan kasih sayang.

Off mengangguk. "Oke, kita kerja sama! Rencana nya..."

Dia memberi tahu kan semua rencana yang sudah di susun rapih dengan Zee.

Rencana ini akan berlangsung tiga hari lagi, tepat pada ulang tahun Ton.

Kamila mematung.

"Anda bisa mengambil jantung nya dan donorkan pada cucu kesayangan anda." Ucap Off.

Luka Yang berbedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang