23

462 46 15
                                    

SAWADIKHAAAAA PHI / NONG SEMUA NYA!

Udah sampai mana iniii? Aku dari Bandung, kmha damang?

YOONTON UPDATE!!!

SELAMAT DATANG DAN SILAHKAN PERGI !!!

Gak bercanda!!! Lanjutttt aja lanjutttt

Note: maaf kalau ada typo 💃🙏

~HAPPY READING~

______

Malam ini langit tampak gelap, tidak ada bintang atau pun bulan. Malam ini juga udara lebih dingin ada kilatan petir yang terlihat jelas seperti nya akan turun hujan apa lagi diiringi gemuruh angin membuat semua orang memilih untuk masuk ke dalam rumah sekedar untuk mengindari hujan malam dengan menonton bersama keluarga atau pun tidur dengan suara rintikan hujan yang di jadikan alunan.

Jika mereka memilih untuk masuk ke dalam berbeda dengan Ton yang masih berada di balkon kamar di mansion Yoon.

Ya, dia memutuskan untuk menginap terlebih dahulu di rumah Yoon sebelum menghadapi amukan Mew nanti. Jujur tubuh nya lelah, dia ingin istirahat meski menanggung malu berada di rumah orang.

Beberapa kali anak itu menghembuskan nafas nya, dia melihat ke arah langit yang gelap pikiran nya melayang entah berantah. Bagaimana keadaan Gulf? Apa mereka mengkhawatirkan nya atau malah senang dirinya menghilang? Apa Mew marah dan kembali menyiksa nya? Banyak pertanyaan di benak nya, banyak juga ketakutan yang menghantuinya.

Takut jika Mew akan marah kembali dan menyiksanya lebih dari kemarin. Sakit. Bukan hanya fisik saja tapi batin nya juga.

"Kak?" Panggil Aidan.

Ton tersentak dia menoleh dan melihat Aidan yang berada di samping nya. "Gak adek nya gak Abang nya suka banget ngagetin, kenapa gak ketuk pintu dulu sih gue kaget untung aja kagak punya riwayat jantung bisa isdet gue." Omel nya.

Aidan mendengar itu tercengo, cukup kaget dengan sikap Ton yang berubah. Terakhir dia bertemu dengan Ton saat itu dia masih irit bicara. Bicara juga jika di tanya jika tidak dia akan tetap diam tapi sekarang? Wahhh Aidan bertepuk tangan yang membuat Ton mengernyit bingung.

"Kenapa?" Tanya nya dengan alis terangkat satu.

"Abang keren banget, Waktu itu gak pernah ngomong panjang tapi sekarang wahh emejinggg." Jelas Aidan.

"Emejing emejing belajar dulu ngomong nya tuh. Btw emang aneh ya kalau gue ngomong gini?" Ton bertanya dengan sungguh, dia juga belum mempertanyakan hal ini pada Yoon, tentang perubahan nya yang secara tiba-tiba apa mereka risih?

"Gak aneh sih malah gue suka kalau bang Ton ngomong kaya gitu." Jujur Aidan.

"Masa sih, serius? Bagus deh gue jadi percaya diri. Btw lagi nih Lo ngapain kesini?"

Aidan menepuk jidat nya dengan pelan sebari mengaduh membuat Ton kembali mengernyitkan dahi nya.

"Ngapa sih Lo?"

"Aidan lupa kalau kesini di suruh Papi buat panggil bang Ton di suruh ke bawah buat makan sekalian buat panggil bang Dew juga, ayo bang keburu Papi ngamuk." Aidan menarik tangan Ton untuk masuk kedalam, remaja 15 tahun itu berjalan keluar untuk menuju kamar Dew dengan buru-buru dengan tangan yang masih menarik Ton.

Karena Aidan yang berlari kecil Ton juga ikut melakukan hal itu, berlari kecil menyeimbangi langkah Aidan.

"Hah hah bang Dew bang turun bang!" Teriak nya saat sampai di depan pintu kamar Dew.

Luka Yang berbedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang