SAWADIKHAAAAA PHI / NONG SEMUA NYA!!
Udah sampai mana iniii? Aku dari Bandung, kmha damang?
YOONTON UPDATE!!!
SELAMAT DATANG DAN SILAHKAN PERGI !!!
Gak bercanda!!! Lanjutttt aja lanjutttt
Note: maaf kalau ada typo 💃🙏
~HAPPY READING~
_____
Gerald terdiam saat diri nya kembali menginjak rumah berlantai 3 yang sudah sebulan ini tidak ia kunjungi. Dengan berat hati anak itu kembali melangkah untuk masuk.
Dia di sambut dengan hangat oleh Bodyguard yang berjaga, tapi Gerald tidak peduli dia tetap jalan dengan angkuh melewati beberapa Bodyguard.
Mata nya meliar, melihat rumah yang sudah banyak berubah. Barang-barang kesayangan seseorang yang amat berarti bagi hidup nya sudah tidak ada. Bahkan foto besar yang biasa menjadi hal pertama yang ia lihat saat masuk juga tidak ada.
Gerald mengepal kan tangan nya. Masuk ke dalam rumah yang membuat nya hancur bukan lah pilihan yang tepat. Emosi nya kembali naik. Tubuh nya berbalik ingin kembali, namun suara bariton yang sudah lama tak ia dengar malah menghentikan langkah nya.
"Mau kemana lagi?" Pertanyaan itu adalah hal pertama yang menyapa gendang telinga nya.
Gerald memejamkan matanya, menikmati detak jantung yang tak beraturan. Tangan nya terkepal. Ingatan kelam yang sudah ia coba hilangkan kini kembali datang.
Tanpa permisi, air mata nya turun begitu saja.
Dengan cepat Gerald menghapus air mata itu. Dia tidak ingin terlihat lemah di depan orang yang sudah menghancurkan hidupnya, membunuh seseorang yang amat berharga bagi hidup nya. Gerald benci itu, benci mereka yang sayang nya adalah keluarga nya sendiri.
"Sampai kapan kamu menghindar? Tidak puas selama sebulan ini kamu pergi?"
"Tidak."
"Gerald semua itu tak-"
"Semua itu gak bakal terjadi kalau ayah gak main belakang!" Teriak nya lantang membalikan tubuh nya yang sudah banjir air mata.
Gerald sudah mencoba kuat tapi tetap saja dia tidak bisa. Ingatan itu kembali masuk ke dalam otak kecil nya, menghantam hati nya yang sudah hancur sejak lama.
"Gerald jaga ucapan kamu!" Tekan Regan ---Ayah Gerald.
"Ayah udah pernah bilang kalau semua ini gak seperti yang kamu pikirkan, bunda mu sudah sakit sejak awal, dia yang menyu-"
"Bohong!"
"Ger-" lagi ucapan Regan terpotong saat wanita cantik muncul dengan remaja yang menggandeng tangan nya.
"Ada apa mas?" Tanya Hera
Hera melepaskan gandengan anak nya, dia berjalan ke arah sang suami yang tengah berhadapan dengan anak sulung nya. Wanita itu tersenyum namun di balas dengan tatapan tajam dari putra sulung nya.
Gerald berdecih, mata nya memperlihatkan sorot tajam baik untuk wanita di depan nya atau remaja yang menatap nya juga dengan tajam.
Aura permusuhan mereka berikan, tidak ada aura Positif jika mereka bertemu. Selalu seperti ini, melempar tatapan permusuhan dan ucapan tak suka.
"Gerald mau pergi, urus keluarga sampah ayah." Gerald kembali melangkah, mengerutuki kebodohan nya yang mau saja datang ke rumah yang menjadi saksi bisu hancur nya dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka Yang berbeda
Teen Fiction⚠️banyak typo dan nama yang salah, belum di revisi⚠️ Cerita ini bukan hanya tentang rasa sakit yang dirasakan Ton, tapi juga tentang perjalanan setiap karakter yang terlibat di dalamnya. Setiap tokoh menyimpan luka dan rahasia mereka sendiri, masing...