47

288 37 8
                                    

SAWADIKHAAAAA PHI / NONG SEMUA NYA!!

YOONTON UPDATE!!!

SELAMAT DATANG DAN SILAHKAN PERGI !!!

Gak bercanda!!! Lanjutttt aja lanjutttt

Note: maaf kalau ada typo 💃🙏

~HAPPY READING~

Komen biar aku semangat!

______

Ton semakin asing di rumah ini. Mereka yang di anggap keluarga hanya berlalu tanpa menyapa, anak itu diam seribu bahasa tidak berani mengutarakan satu atau dua patah katapun.

Selama seminggu Mew dan Gulf tidak pulang hanya ada Pawat yang semakin hari semakin sulit untuk dia genggam. Pawat kembali cuek, anak itu kembali menjauhi nya tanpa ada penjelasan sama sekali membuat Ton kebingungan. Namun, Ton bukan tipikal orang jika di jauhi akan meminta penjelasan justru anak itu akan membiarkan dan bersikap bodo amat meski otak nya berisik meminta penjelasan.

Selama satu Minggu ini juga Yoon dan yang lain mulai menjauhi nya, cemoohan serta hinaan terus terlontar dari bibir para murid dari SMA Gemilang. Banyak dari mereka yang menatap nya benci serta menyalahkan nya atas Talay yang sekarang tertidur di ruang ICU.

Ton tidak mengindahkan, dia hanya bersikap seperti semula. Bodo amat dan cuek, dia juga semakin menutup diri dari kerumunan bahkan di kelas anak itu kembali duduk sendirian dengan earphone yang selalu tersumpal.

Brak.

"Ton Sebastian apa kamu mendengarkan saya?" Guru fisika melemparkan penghapus tepat di meja Ton. Pria dengan kumis tebal dan perut buncit berjalan mendekati anak malang yang kini hanya bisa diam menatap malas mereka yang menatap nya seperti sampah.

"Lepaskan ini!" Pak Wira selaku guru fisika melepas paksa earphone di telinga Ton sekaligus menjewer anak itu.

"Kamu niat tidak sekolah?" Ton menggeleng.

Sejujur nya dia sudah tidak nyaman sekolah, kalau bukan karena cita-cita bi Nana untuk melihat dirinya menjadi seorang dokter Ton ogah duduk di ruang kelas yang di huni oleh manusia penikmat derita orang.

"Kamu-"

"Bapak mau hukum saya?" Ton berdiri dari duduk nya mengambil earphone yang berada di tangan pak Wira lalu berjalan keluar kelas.

"Tinggal sebut apa hukuman saya." Lanjut nya sebari berjalan dengan angkuh.

"Anak itu." Pak Wira menggeram tangan nya terkepal. Langkah kaki nya ikut keluar meninggal kan kelas.

Pak Wira menghampiri Ton yang sedangkan diam dengan tatapan datar nya.

"Lari 10 kali di lapangan upacara!" Perintah nya.

Tanpa banyak nawar Ton segera berlari meninggalkan pak Wira yang menggeleng. Kebanyakan siswa atau siswi yang di hukum lari di lapangan upacara akan menegosiasi hukuman meskipun hanya 5 putaran, tapi Ton? Anak itu bahkan tidak banyak bicara langsung melesat.

Ton kembali pada awal. Tatapan tajam dan datar yang mengintimidasi semua orang. Sikap angkuh yang membuat mereka segan.

_____

Gulf berjalan menyusuri koridor rumah sakit. Setelah satu Minggu berada disini untuk menemani Win yang masih setia menutup mata akhir nya Gulf akan pulang untuk menemui anak nya.

Mata Gulf sudah bengkak karena terus menangis. Selama satu Minggu ini dia dan suami nya terus mencari donor jantung yang pas untuk Win. Namun, semua nya nihil. Tidak ada yang cocok untuk Win apa lagi kondisi Win yang tidak memungkinkan untuk operasi membuat Gulf semakin frustrasi.

Luka Yang berbedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang