8

539 51 4
                                    

YOONTON UPDATE!!!

SELAMAT DATANG DAN SILAHKAN PERGI !!!

Gak bercanda!!! Lanjutttt aja lanjutttt

~HAPPY READING~

______

Gulf menatap anak sulung nya dengan sendu. Ucapan anak nya terus terngiang, kesalahan apa yang dia perbuat hingga anak nya malah ingin keluar dari rahim orang lain. Apa anak nya tidak bahagia?

Dia mengusap rambut lepek yang berkeringat, maklum saja demam anak nya tinggi semalam hingga mengeluarkan banyak keringat.

"Maaf." Ini bukan salah Ton, ini salah nya, salah nya tidak bisa menjaga diri dengan baik hingga muncul Ton sebagai alasan kemurkaan suami nya.

Ton hanya korban bukan kesalahan.

"Maaf, maaf karena bunda pengecut." Berulang kali dia mengucapkan kata maaf itu, maaf yang tidak berarti jika anak nya sudah menyerah.

Gulf menangis sesegukan, mengusap kembali rambut si sulung yang tengah tertidur pulas karena efek obat demam yang ia berikan tadi pagi. Anak nya tidur dengan damai, wajah imut yang di turunkan oleh nya terlihat jelas sekarang walau ada beberapa luka gores di pipi nya tidak membuat kesan imut itu hilang.

Hingga wajah damai tadi terganti kan dengan wajah cemas dan tubuh mengejang.

"Sayang, nak kamu kenapa hiks?" Gulf panik bukan main saat tubuh Ton mengejang.

Panas nya masih sama malah mungkin makin tinggi.

"MAS!! MASS MEW." Gulf berlari keluar mencari bantuan untuk membawa anak nya kerumah sakit.

"Ada apa?" Bukan hanya Mew yang datang tapi ada Pawat dan juga Win yang mengikuti ayah nya berlari dari lantai satu.

"Hiks tubuh Ton mengejang demam nya juga semakin tinggi mas, aku takut hiks."

Win maju untuk memeluk bunda nya. "Bunda tenang ya sekarang kita bawa Abang Ton ke rumah sakit."

"Ayo, mas ayo hiks." Dengan isak tangis nya Gulf menarik Mew untuk masuk kedalam kamar Ton.

Tubuh Ton sudah tidak mengejang padahal saat Gulf meninggal kan nya tadi sedang mengejang.

"Cih dia hanya drama." Ucap Mew saat melihat Ton yang baik-baik saja.

"Mas!!"

"Kenapa? Benar kan apa kata aku dia hanya drama, membuang waktu ku saja. Kamu lihat tadi Win sampai berlari lewat tangga hanya mengkhawatirkan anak tidak tau diri itu." Mew menatap tidak suka kearah Ton yang masih tertidur.

"Tubuh-"

"Sudahlah sayang jangan pedulikan anak itu! Dia tidak tau diri, tidak tau terimakasih dia sudah menyakiti kamu dan sekarang kamu mengkhawatirkan nya? Sudah tunggal kan dia, biarkan saja maid yang merawat nya dan kita tidak perlu membawa nya kerumah sakit." Mutlak Mew menarik tangan istri nya untuk keluar dari kamar si sulung.

Win menatap sendu tubuh Ton yang terbaring lemah. Dia ingin membantu namun sebuah tangan mencegah nya.

"Nanti ayah marah." Ucap nya.

"Tap-"

"Lo mau buat ayah marah dan kecewa ke Lo? Cukup dia yang buat ayah kecewa Lo jangan." Lagi ucapan nya membuat Win bungkam.

Pawat memandang malas ke arah Ton, lalu dengan tidak ada perasaan nya dia menarik paksa tangan Win untuk keluar kamar Ton.

Sepeninggal nya mereka, mata Ton terbuka dengan perlahan menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam mata nya. Dia tersenyum miris mengingat ucapan Mew.

Luka Yang berbedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang