40

477 47 7
                                    

_SAWADIKHAAAAA PHI / NONG SEMUA NYA!!

Udah sampai mana iniii? Aku dari Bandung, kmha damang?

YOONTON UPDATE!!!

SELAMAT DATANG DAN SILAHKAN PERGI !!!

Gak bercanda!!! Lanjutttt aja lanjutttt

Note: maaf kalau ada typo 💃🙏

~HAPPY READING~

Komen biar aku semangat!

_____

Banyak hal yang ingin Mew jelaskan pada semua orang. Tentang bagaimana dia bertahan, tentang kenapa sifat nya dulu, tentang kenapa dirinya dan tentang siapa Ton sebenarnya.

Banyak yang ingin Mew bicara kan pada anak sulung nya, banyak yang ingin dia beritahu, namun semua itu tidak bisa dengan satu kalimat.

Dia juga harus memikirkan kondisi mental anak nya yang sudah di rusak habis-habisan oleh nya, harus memikirkan bagaimana perasaan anak nya nanti. Bagaimana jika dia tau asal usul nya.

Mew memijat pelipisnya dengan pelan. Akhir-akhir ini banyak sekali masalah yang membuat nya pusing.

Keadaan Win yang semakin hari semakin buruk dan perlu donor jantung dengan segera, belum dengan anak bungsunya yang merasa bahwa dirinya tidak di perhatikan dan merasa bahwa Mew serta Gulf lebih memperhatikan Win di bandingkan dia, dan yang paling membuat Mew pusing adalah ketika dia mendengar aksi bunuh diri Ton.

"Kalau lu ngerasa bersalah kenapa harus nyakitin dia?"

"Setiap kali dia nyakitin Win, gue selalu inget sama kejadian waktu itu, setiap kali dia membangkang gue selalu inget sama kejadian itu juga, bukan cuman itu tapi-"

"Ada satu alasan yang buat gue gak bisa bilang sama lo dan gue harap lo paham."

Mew mengacak rambut nya frustasi, rasa bersalah terus hadir di hati nya.

Dia ingin mencoba memperbaiki semua nya, menghilangkan Ego nya, melawan semua tekanan yang iya dapati, melawan atas ucapan yang tidak pantas dari keluarga nya dan membela sang anak yang sudah lama tertekan. Namun semesta seakan tidak mendukung, dia membiarkan Mew terbawa emosi, membiarkan Mew menyakiti fisik dan batin nya, membiarkan dia sendiri di tengah banyak nya ucapan pedas untuk nya, membiarkan dia berjuang dengan dunia yang sungguh kejam.

"Ayah menyayangi mu." Lirih nya memeluk sebuah pakaian bayi yang selalu ia simpan.

Ukiran nama yang selalu iya cium dengan kalimat maaf yang terucap.

Ton Sebastian Algilbert.

Tubuh Gulf yang bersender di dinding samping pintu kamar nya meluruh begitu saja. Tangan nya meremas dada yang sudah sesak melihat Mew yang seperti ini.

Andai jika dulu dirinya mendengar semua yang di katakan Mew mungkin ini tidak akan terjadi. Persahabatan suami nya tidak akan terpecah belah seperti ini, anak nya tidak akan tersiksa, semua tidak akan serumit ini.

Gulf menangis. Karena kesalahannya di masa lalu ketiga anak nya menjadi korban.

"Maaf kan papah hiks."

______

"Aaaa jangan yang ini punya gue anjir!" Gerald mengambil bungkusan hitam yang di bawa oleh Saka. Anak itu segera berlari ke sofa yang ada di sana menyembunyikan bungkusan yang kapan saja bisa berpindah tangan.

"Kan gue yang mesen!" Tuh kan, Yoon sudah berlari untuk merebut bungkusan itu.

"Tapi gue yang mau!"

"Ini punya gue aaaaaaa Gerald siniin gak?!"

Luka Yang berbedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang