16

523 48 8
                                    

SAWADIKHAAAAA PHI / NONG SEMUA NYA!

YOONTON UPDATE!!!

SELAMAT DATANG DAN SILAHKAN PERGI !!!

Gak bercanda!!! Lanjutttt aja lanjutttt

Note: maaf kalau ada typo 💃🙏

~HAPPY READING~

______

Semua mempunyai titik lelah nya masing-masing, termasuk Ton yang kini berada di titik dimana ia lelah dengan kehidupan dunia yang selalu tidak berpihak pada nya. Ton lelah hidup dalam lingkungan toxic, Ton lelah hidup dalam amarah ayah nya, hidup dalam keluarga yang sama sekali tidak pernah mengingatnya, dia lelah.

Selalu terbesit dalam pikiran nya untuk mengakhiri hidup dengan gantung diri atau pun harus memotong urat nadi namun Tuhan masih sayang pada nya Tuhan masih ingin dia berjuang untuk kebahagiaan nya sampe tuhan menyadarkan semua itu. Tuhan juga baik, dia Selalu memberikan Ton kehidupan lagi untuk memperbaiki hidup saat dirinya nekat bunuh diri. Tapi Tuhan tidak memberi tahu caranya agar Ton bahagia.

Ton Sebastian Algilbert. Nama yang indah dengan beberapa kata yang selalu menjadi candu bagi mereka. Dengan kata yang di rangkai indah sedemikian rupa untuk memperlihatkan karakter dan keindahan nya, namun sayang kehidupan yang Ton jalani tidak seindah nama nya.

Ton menghembus kan nafasnya kasar, memikirkan kehidupan nya yang rumit membuat dia kembali pusing. Dia menggeleng kan kepala nya pelan lalu melirik bi Nana yang sedang membereskan pakaian nya.

Pikiran Ton menerawang tentang bagaimana jika nanti tidak ada bi Nana. Apakah dia akan melanjutkan kehidupan nya atau mengikuti bi Nana yang pergi entah kemana? Ton menggeleng lagi, efek sakit membuat dia menjadi overthingking.

"Aden semua nya udah bibi masukin ada lagi yang belum gak?" Tanya bi Nana.

Karena tidak ada jawaban dari Ton membuat Bi Nana menoleh untuk melihat Ton takut-takut anak itu pingsan lagi kan, tapi yang dia lihat malah Ton yang melamun dengan tatapan kosong mengarah pada nya.

Bi Nana menghembuskan nafas nya, dia berjalan mendekati Ton dan menepuk pundak Ton dengan pelan membuat sang empu terkejut.

"Aden kenapa?"

"Gapapa Bu."

"Aden jangan ngelamun, kalau Aden mikirin tentang nyonya udah ya den mungkin nyonya kelepasan nampar Aden." Ucap Bi Nana.

Ton tertawa hambar mendengar ucapan bi Nana. Dia memang tidak bisa melupakan perlakuan Gulf pada nya, tapi dia tidak memikirkan nya lagi. Isi pikiran Ton hanya tentang wanita paruh baya di depan nya, karena sejati nya Ton tidak bisa melanjutkan kehidupan jika wanita itu tidak ada.

Katakan Ton berlebihan tapi balik lagi bahwa hidup Ton setelah mendapat perlakuan tidak adil hanya bi Nana yang selalu ada. Bi Nana yang menjadi ibu untuk nya sekaligus ayah. Bi Nana yang selalu menjadi pelindung untuk nya saat dia di perlukan bak Hewan oleh manusia biadab dan bi Nana yang selalu mendengarkan cerita random yang dia punya saat pulang sekolah, lalu jika tidak ada bi Nana Ton akan bagaimana? Dia akan bercerita pada siapa?

"Bu." Panggil Ton membuat Bi Nana menoleh pada nya.

"Ibu gak bakal pergi kan?" Pertanyaan itu membuat Bi Nana terdiam bahkan barang yang akan di masukin kedalam tas ransel nya menjadi tertahan.

Bi Nana memalingkan wajah nya, enggan menatap wajah sayu Ton yang baru bangun dari sakit.

"Bu jawab Ton." Dia hanya butuh jawaban untuk menenangkan hati nya bahwa semua akan baik-baik saja.

Luka Yang berbedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang