Tarawih Pertama

3K 308 2
                                    

Haechan menatap serius Renjun yang tengah mencuci daging, pemuda tampan itu tampak fokus dengan kegiatan yang tengah dilakukan nya.

"Kamu mau di gimanain?, mau di gulai atau di rendang?. Atau yang lain" tanya Renjun sembari melirik si manis yang tengah menatapnya bingung.

"Lu nanya gue?" tanya Haechan kembali sembari menunjuk dirinya sendiri.

"Iya, saya sih suka nya di rendang. Tapi takut kamu gak suka makanya saya tanya dulu" pipi Haechan sedikit bersemu ketika mendengar ucapan Renjun.

"Apa aja deh, gue mah ngikut" Renjun hanya mengangguk menanggapi ucapan si manis.

"Udah keramas?" tanya Renjun sembari menaruh daging yang sudah dia cuci ke dalam baskom besar.

"Belum" jawab Haechan sembari mengikuti Renjun yang sudah berjalan ke arah dapur.

"Keramas dulu gih, udah mau sore. Kamu hapal kan niatnya?" Haechan langsung saja menghentikan langkah nya begitu mendengar ucapan Renjun.

"Emang harus?" Renjun berbalik menatap si manis yang tengah menatapnya dengan bingung.

"memang tak di wajibkan, namun dalam islam mandi keramas sebelum puasa ramadhan juga dianjurkan sebagai salah satu cara untuk memuliakan bulan suci ramadhan. Karena itu saya sarankan lebih baik kamu keramas terlebih dahulu
sebelum menunaikan ibadah puasa" jawab Renjun sembari menaruh baskom berisi daging ke atas meja.

"Tapi gue gak tau bacaan niatnya" kata Haechan sembari mengaruk kepalanya yang tak gatal.

"Nanti saya kasih tau" kata Renjun sembari menaruh wajan di atas kompor.

"Lu pinter masak ya?" tanya Haechan antusias sembari memperhatikan Renjun yang tengah mengolah daging yang barusan di cuci nya.

"Lumayan, saya tak terlalu jago dalam hal memasak sebenarnya. Hanya saja ketika kecil saya suka sekali membantu ibu, jadi saya tahu sedikit-sedikit lah" Jawab Renjun sembari sesekali melirik kearah si manis yang tengah memperhatikannya.

"Oh gitu, kalau gue sih gak tau sama sekali" kata Haechan sembari terkekeh kecil.

"Nanti saya ajarkan, saya jamin dalam waktu dekat kamu pasti langsung pandai memasak" kata Renjun sembari memasukkan rempah-rempah ke dalam wajan.

"Kamu suka daging?" tanya Renjun lagi sembari melirik kearah si manis yang masih memperhatikan nya.

"Suka!, gue suka daging yang ibu masak. Enak banget, masakan ibu memang yang paling juara" Jawab Haechan sembari mengangguk dengan antusias, Renjun yang melihatnya hanya mampu terkekeh melihat si manis yang amat antusias ketika berbicara.

"Lebih baik kamu mandi terlebih dahulu tak usah menunggu saya selesai memasak, itu pasti lama" Haechan sedikit berpikir sebelum mengangguk menyetujui ucapan Renjun, kemudian pemuda manis itu berlalu meninggalkan Renjun yang sekarang ini tengah menatapnya dengan intens.

"Kok lucu?" gumam Renjun sembari memperhatikan punggung si manis yang sudah menjauh.

Tak lama kemudian pemuda tampan itu memukul kepalanya sendiri karena sudah berpikir hal yang tidak-tidak.

Tiga puluh menit berlalu Renjun masih berkutat di dapur, Haechan yang bosan menunggu pun memilih masuk ke dalam kamar Renjun begitu sudah mendapat izin.

"Rapih banget, udah kaya kamar anak perawan aja" kata Haechan sembari menelisik setiap sudut kamar Renjun dengan teliti.

Haechan yang sudah bosan melihat-lihat pun akhirnya memilih berjalan ke arah ranjang Renjun yang terlihat sangat rapih.

"Renjun gak pernah tiduran di kasur apa gimana?, perasaan rapih banget deh. Punya gue aja pada kusut-kusut" gumam si manis sembari mendudukkan dirinya di pinggir ranjang milik pemuda tampan itu.

kakak ustadz Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang