Suamiku Yang Tampan

796 159 24
                                    

Haechan berjalan menghampiri sang suami yang baru saja memanggil namanya, pemuda manis itu sedikit menggeram kesal karena acara menonton televisi nya telah di ganggu oleh suami tampan nya itu

"Kenapa mas?" tanya Haechan bingung sembari menatap sang suami yang sekarang ini tengah terlentang di atas ranjang.

"Tolong kerokin mas dong mbul" pinta Renjun seraya bangun dari acara tiduran nya di atas ranjang, kemudian pemuda tampan itu mulai membuka satu-persatu kancing kemeja yang tengah di kenakan olehnya. Menampilkan perut sixpack nya yang sangat menggoda di mata si manis.

"Mas masuk angin?" tanya Haechan sembari menjilat bibirnya sendiri begitu melihat perut telanjang sang suami.

"Hmm, rasanya badan mas engga enak banget dari pagi aja mas terus mual. Kepala mas juga rasanya pusing banget" kata Renjun sembari mulai tengkurap di atas ranjang, menampilkan punggung tegap nya yang lagi-lagi sangat menggoda di mata si manis.

"Ekhem!, kalau begitu tunggu sebentar aku mau ngambil minyak sama koin nya dulu" kata Haechan sembari berlalu pergi meninggalkan sang suami yang sekarang ini tengah terkekeh pelan.

"Gembul, gembul" kata Renjun sembari menggelengkan kepalanya pelan.

Renjun menggeram pelan ketika merasakan rasa mual yang kembali menyerangnya, namun kali ini lebih kuat Renjun tak dapat menahannya lagi.

Dengan tergesa pemuda tampan itu berlari ke arah kamar mandi sembari menutupi mulutnya sendiri menggunakan tangannya.

"Hoek!! Hoek!!" dengan sekuat tenaga Renjun berusaha mengeluarkan isi perutnya, namun yang keluar hanya cairan bening Renjun menggeram kesal karenanya.

"Mas?" Haechan menatap bingung kamar mereka yang kosong, kemana perginya suami tampan nya itu?.

"Hoek!! Hoek!!" dengan tergesa si manis berjalan ke arah kamar mandi begitu mendengar suara sang suami yang sepertinya tengah muntah itu.

"Mas?, kamu gak apa-apa?" tanya Haechan khawatir sembari berjalan menghampiri sang suami yang sekarang ini tengah berjongkok di atas lantai.

"Mas engga apa-apa sayang" kata Renjun sembari tersenyum manis ke arah sang istri.

"Ke dokter aja yu mas, kayaknya sakit kamu parah deh" kata Haechan sembari mengusap wajah tampan sang suami yang penuh dengan peluh menggunakan handuk kecil yang barusan di bawa nya.

"Pusing" kata Renjun sembari memeluk tubuh sang istri, menyandarkan kepalanya di bahu sempit si manis.

"Makannya ayo pergi ke dokter" kata Haechan sembari mengusap rambut hitam sang suami dengan penuh kasih sayang.

"Gak mau, mas mau di kerok aja sama kamu" Haechan hanya mampu menghela nafas pelan begitu mendengar ucapan sang suami barusan.

"Ya udah ayo" kata Haechan sembari menuntut tubuh sang suami untuk berjalan ke arah ranjang mereka.

"Mas kenapa kok bisa sakit kaya begini, perasaan kemarin masih sehat
-sehat aja malahan wajah mas keliatan berseri banget karena habis ngewein aku" Renjun hanya mampu meringis pelan begitu mendengar ucapan sarkas sang istri barusan.

"Mas juga engga tau sayang, tiba-tiba aja tadi pagi mas engga enak badan mual pusing semuanya bercampur jadi satu" jawab Renjun sembari kembali merebahkan tubuhnya di atas ranjang.

"Ya udah kalau begitu mending kita pergi ke dokter aja biar jelas penyakitnya apa nanti" Renjun menggeleng pelan tak setuju dengan ucapan sang istri barusan.

"Nanti saja mbul, untuk sekarang mas ingin istirahat di rumah terlebih dahulu" Haechan hanya mengangguk paham begitu mendengar ucapan sang suami barusan, kemudian pemuda manis itu menyelimuti tubuh setengah telanjang sang suami.

"Mbul mas kok tiba-tiba pengen makan mangga muda ya" mata bulat si manis sukses melotot begitu mendengar ucapan sang suami barusan.

"Mas kamu hamil?" tanya Haechan menyelidik sembari menatap wajah tampan sang suami dengan tajam.

"Heh!, sembarangan kalau ngomong mas engga mungkin hamil lah sayang" kata Renjun sembari menjawil hidung si manis.

"Buktinya mas tadi muntah-muntah terus sekarang mas bilang mau mangga muda, apalagi kalau bukan lagi hamil coba. Dulu aku juga kan begitu waktu bulan pertama aku hamil" kata Haechan sembari menatap wajah tampan sang suami dengan penuh permusuhan.

"Ngaku kamu di hamilin sama siapa mas? Hiks.. Mas tega banget nyelingkuhin aku mana mas pindah haluan jadi pihak bawah lagi, udah jatuh kah harga diri kamu mas?" kata Haechan sembari menatap wajah tampan sang suami dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Hiks.. Mbul jangan nangis dong sayang"

"Tuh kan!!, kamu hamil mas!!"

~~~~~~~~~~~~~~~~~

Kini Haechan dan Jeno tengah duduk di hadapan dokter muda yang memeriksa Renjun ketika pemuda tampan itu jatuh ke dalam got tempo hari itu.

"Jadi suami saya beneran hamil dok?" tanya si manis tak sabaran.

"Hiks.. Nana nya Nono beneran hamil ya pak dokter?" tanya Jeno sembari menangis dengan keras.

"Hmm, sebenarnya yang tengah hamil itu kalian berdua bukannya suami ibu-ibu sekalian" kata dokter muda itu sembari tersenyum manis, mencoba untuk tak memaki kedua ibu hamil yang sekarang ini tengah duduk di hadapannya.

"Hiks.. Boonk" kata Jeno sembari menatap dokter muda itu dengan penuh permusuhan.

"Kan kalian berdua yang di ewe gak mungkin lah suami kalian yang hamil!!, mikir dikit coba" kata dokter muda itu sembari menggebrak meja, habis sudah kesabarannya.

"Huwaaa.. Mas Renjun!!"

"Huwaaa.. Nana, Nono mau pulang Hiks...."

TBC

Era Mbulmil kembali hadir.

Gimana ceritanya suka gak?

kakak ustadz Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang