Chenle Dan Jisung

1.2K 195 48
                                    

Mata rubah itu menatap bayi yang tengah berada di gendongan nya dengan tatapan tak percaya nya, karena sungguh pemuda tampan itu masih tak percaya jikalau sekarang ini dirinya sudah menjadi seorang ayah.

"Mas" Renjun melirik ke arah si manis yang baru saja memanggil namanya itu.

"Kenapa Mbul?" tanya Renjun seraya berjalan menghampiri sang istri dengan sang anak yang masih senantiasa berada dalam gendongan nya itu.

"Anak kita mana?" tanya Haechan seraya berusaha bangun dari tempat tidur, mengabaikan kepalanya yang sekarang ini masih terasa sangat pusing.

"Masih pusing hmm?" tanya Renjun sembari mengusap rambut hitam sang istri dengan penuh kasih sayang.

"Anak kita?" bukannya menjawab pertanyaan sang suami, pemuda manis itu malah terus menanyakan keberadaan sang anak yang sudah dirinya kandung selama sembilan bulan itu.

"Anak kita baik-baik saja sayang" kata Renjun sembari mendudukkan tubuhnya di atas ranjang rumah sakit.

"Ini anak kita mas?" tanya si manis tak percaya sembari menatap bayi mungil yang berada di gendongan sang suami dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Iya, lucu banget kan kaya kamu?" kata Renjun sembari mencium kening si manis dengan penuh kasih sayang.

"Makasih sudah berjuang sayang, mas merasa sangat beruntung karena bisa memiliki kamu sebagai pendamping hidup mas" pipi bulat si manis sukses memerah begitu mendengar ucapan sang suami barusan.

"Aku mau gendong juga" pinta si manis seraya menatap wajah tampan sang suami dengan penuh permohonan.

"Kamu masih lemah sayang, lebih baik kamu istirahat dulu saja mbul" si manis seraya mencebikkan bibirnya dengan kesal begitu mendengar ucapan sang suami barusan.

"Ih mas aku mau gendong juga!!" Renjun hanya terkekeh pelan ketika melihat istri manisnya itu yang tengah merengek kepadanya.

"Iya, iya manis boleh. Tapi kamu duduknya disini" kata Renjun sembari menepuk pahanya sendiri.

"Yeay!" dengan penuh kasih sayang Renjun membantu sang istri untuk duduk di atas pangkuannya, kemudian setelahnya pemuda tampan itu menyerahkan sang anak untuk di gendong oleh istri manisnya itu.

"Kamu sudah punya ide untuk menamai anak kita sayang?" tanya Renjun seraya mengusap pipi sang anak dengan penuh kasih sayang.

"Belum, selama hamil aku bahkan belum kepikiran kesana" jawab si manis seraya menggigit pipi dalamnya begitu melihat wajah sang anak yang tampak sangat menggemaskan di matanya.

"Kalau mas?" tanya si manis seraya melirik ke arah sang suami yang sekarang ini tengah menoel-noel pipi anak mereka dengan gemas.

"Hmm, kalau Chenle gimana?" mata bulat milik si manis langsung memicing begitu mendengar ucapan sang suami barusan.

"Mentang-mentang orang china ngasih nama anak sembarangan" Renjun hanya mampu meringis pelan begitu mendengar ucapan sang istri barusan.

"Arti nama Chenle adalah bintang kebahagiaan sama seperti bagaimana kehidupan kita berdua yang telah banyak melewati rintangan, dia seperti malaikat kecil yang sudah membawa banyak kebahagiaan untuk kita. Membuat kehidupan kita lebih terasa lengkap karena kehadiran nya seperti bagaimana bintang yang bersinar di malam yang gelap dia seperti cahaya yang sudah menerangi kehidupan kita yang terasa sangat gelap. Jadi kamu masih tak setuju sayang?" tanya Renjun seraya mencium bibir berbentuk hati si manis sekilas.

"Ya udah aku setuju!" kata si manis sembari menyembunyikan wajahnya di ceruk leher sang suami, sungguh perkataan lembut sang suami barusan benar-benar mampu membuat pipi bulat nya sukses memerah.

"Kalau arti namanya mas?" tanya si manis seraya menghirup aroma maskulin sang suami.

"Kalau arti nama mas itu, sosok laki-laki gagah penyayang sama seperti bagaimana mas yang tampak sangat gagah jika tengah menggenjot lubang kamu di atas ranjang" perkataan frontal dari sang suami sukses membuat si manis menelan ludahnya dengan kasar.

"Mas Renjun!"

"Oeeee.. Oeeee..." tangisan Chenle menggelegar memenuhi ruang inap Haechan dengan suara tangisan nya itu.

"Mas sih, kan anak kita jadi bangun" kata si manis seraya menatap wajah tampan sang suami dengan penuh permusuhan.

"Ini bagaimana cara menenangkan nya sayang?" tanya Renjun panik seraya berusaha menenangkan anak mereka dengan segala cara yang dirinya bisa.

Cklek

"Kasih nenen Chan, anak kamu laper kayaknya tuh" kata Jaemin yang baru saja masuk bersama dengan Jeno yang barada di kursi roda serta anak laki-laki mereka yang barada di gendongan pemuda sipit itu.

"Nenen?" tanya si manis seraya menatap wajah sang kakak dengan penuh tanda tanya.

"Puting lu kasih ke dia babi!, suruh dia hisep keluar dah tuh nanti susu lu setan!" kata Jeno sarkas seraya menatap sepasang suami itu dengan tajam.

"Oeeee.. Oeeee...." tangisan dari Chenle dan Jisung memenuhi ruang inap itu.

"Ya ampun dek" kata Jaemin seraya menggeleng pelan.

"Mas bantuin buka baju aku" Renjun mendelik tak suka begitu mendengar ucapan si manis.

"Mau ngapain pake buka baju segala?" tanya Renjun tak suka.

"Anak kita mau nenen loh ini mas" kata si manis sebal.

"Hmm, ya sudah" kata Renjun tak rela seraya membantu membuka kancing baju si manis satu persatu.

"Cup.. Cup.. Cup... anak nya mama jangan nangis ya sayang" kata Haechan seraya membawa puting nya untuk di hisap oleh sang anak.

Si manis tersenyum begitu melihat sang anak yang tengah menghisap puting nya dengan rakus.

"Ahk!" si manis meringis pelan ketika merasakan puting nya yang satu lagi di hisap dengan kasar oleh seseorang.

"Mas Renjun!!!"

TBC

Mari kita semua memasuki era mbul menyusui plus menyusui bapak dari sang anak juga 😊.

Btw buat nama panggilan Renhyuck gue ganti jadi baba sama mama ya.

kakak ustadz Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang