Renjun menatap puting sebelah kiri sang istri yang menganggur dengan tatapan laparnya, ingin rasanya pemuda tampan itu menyesap puting berwarna pink itu sekarang juga namun niatnya itu tak bisa segera terlaksana-kan karena kehadiran sang ibu dan ibu si manis.
"Kamu harus banyak-banyak mengonsumsi sayuran hijau nak, agar tubuh kamu lekas pulih serta asi kamu pun keluar nya banyak" kata ibu si manis seraya mengusap rambut hitam sang anak dengan penuh kasih sayang.
"Bukan hanya itu kamu juga harus minum jamu-jamu biar keadaan kamu semakin membaik nantinya, kamu tak perlu khawatir ibu sudah membelikan kamu satu paket khusus yang baru ibu beli kemarin dari China. Besok ibu bawa ya" kali ini giliran ibu dari sang suami yang berbicara.
"Gak mau ah, jamu-jamu itu kan cuman buat cewek tau masa aku minum yang kaya begituan juga. Dan juga aku gak mau makan sayuran hijau di kira aku kambing apa makan yang kaya begituan" kata si manis seraya mencebikkan bibirnya dengan kesal.
"Kata siapa hanya untuk wanita?, untuk laki-laki pun bisa yang ibu beli itu bukan kualitas murahan tapi ini kualitas yang paling bagus. Ibu beli nya pun mahal satu paket itu isinya hanya tiga botol dengan harga satu miliar lebih" ok sepertinya pemuda manis itu lupa jikalau keluarga suami tampan nya itu semuanya berbau dengan uang, sial jika sudah begini dirinya pasti sudah tak punya alasan untuk menolak lagi.
"Sehabis melahirkan memang begitu sayang, pola makan kamu benar-benar harus di jaga kamu tak boleh sembarangan makan ataupun membeli makanan di luar yang belum tentu higienis. Apalagi kalau kamu memakan pisang suami kamu itu yang paling tak boleh" pemuda tampan itu hanya mampu meringis pelan begitu mendengar ucapan ibu mertuanya itu barusan.
"Jadi saya masih belum di perbolehkan bermain bersama dengan Haechan?" tanya Renjun seraya menepuk-menepuk miliknya yang sudah sangat kelaparan itu dengan pelan.
"Anak kamu baru saja kemarin lahir loh!, dan sekarang kamu malah memikirkan untuk menambah anak lagi" kata ibu Renjun seraya memukul pundak tegap itu dengan penuh kekesalan.
"Loh?, Renjun kan sudah berpuasa selama sembilan bulan dan sekarang ini Renjun malah di suruh untuk berpuasa kembali?. Renjun mana tahan lah bu" kedua wanita paruh baya itu hanya mampu menghela nafas kasar begitu mendengar ucapan ustadz muda itu.
"Ngewe aja terus yang kamu pikirin!!"
~~~~~~~~~~~~~~~~~
Baik Renjun maupun Jaemin kedua pemuda tampan itu hanya mampu menengguk ludah dengan kasar begitu melihat puting pink milik istri mereka masing-masing.
"Tad saya kok pengen juga ya?" kata Jaemin seraya menjilat bibirnya sendiri yang terasa sangat kering itu.
"Jangankan kamu, saya juga pengen" kata Renjun sembari menghela nafas kasar, karena sungguh dirinya mana tahan jika melihat pemandangan menggiurkan seperti ini yang tersaji tepat di depan matanya langsung.
"Ingat istri kalian baru saja melahirkan jangan sampai kalian langsung menggarap mereka lagi, berikanlah istri kalian istirahat sejenak dari tenaga banteng kalian jika tengah berada di atas ranjang" perkataan sinis dari ibu Jaemin dan Haechan itu sukses membuat keduanya tak bisa berkutik.
"Hehehe.. Ibu" kata Jaemin seraya tersenyum tanpa dosa.
"Lebih baik kalian berdua pergi berkerja saja, kalian berdua sudah cuti selama satu bulan bukan?" kedua pemuda tampan itu menggeleng ribut begitu mendengar ucapan ibu Renjun barusan.
"Tak bisa begitu, Haechan masih sangat lemah sekarang ini aku tak rela jika harus meninggalkan nya begitu saja" kata Renjun tak setuju sembari berjalan menghampiri istri manisnya itu.
"Aku sependapat dengan ustadz" kata Jaemin tak mau kalah sembari berjalan menghampiri istrinya juga.
"Mbul~" kata Renjun sembari menatap wajah manis sang istri dengan tatapan super polos miliknya.
"Apa?" tanya Haechan ketus sembari menatap wajah sang suami dengan penuh permusuhan.
"Mau nen juga" kata Renjun sembari mengedipkan matanya beberapa kali, membuat si manis yang melihatnya ingin muntah seketika.
"Mas ayolah kamu bukan anak kecil lagi loh, masa kamu gak mau ngalah sih sama anak sendiri" Renjun hanya mampu mencebikkan bibirnya dengan sedih begitu mendengar ucapan si manis barusan.
Tak berbeda jauh den Renjun, Jaemin pun sekarang ini tengah mengerek kepada istri sipit nya itu untuk memberikan dirinya nenen juga.
"Ayolah dek, ya. Ya" kata Jaemin sembari menatap wajah manis sang istri dengan penuh permohonan.
"Mas kamu itu udah punya anak satu loh, seharusnya sikap kamu itu semakin dewasa bukan malah mirip sama anak bagong begitu" kata Jeno sarkas sembari menatap wajah tampan sang suami dengan penuh permusuhan.
"Mbul ayolah" rengek Renjun seraya menduselkan kepalanya di pundak sang istri.
"Awas ih mas, anak kita bisa bangun loh nanti" kata si manis sebal sembari berusaha menjauhkan kepala sang suami dati atas pundaknya.
"No!, mau nenen juga~" Jaemin menggeleng ribut sembari berusaha menyesap puting sang istri yang tampak sangat menggiurkan di matanya itu.
"Mas Renjun!!"
"Mas ih!!"
Kedua pemuda manis itu benar-benar di buat pusing dengan rengekan suami mereka masing-masing, ingin rasanya kedua pemuda manis itu menendang milik kedua pemuda tampan itu sekarang juga.
"Huwaaa.. Mau nenen!!"
"Oeeee.. Oeeee...."
"Dasar suami bangsat!!!"
TBC
Chap ke tigapuluh nih, gimana kalian semua bosen gak sama ceritanya?.