Bayi Besar

1.2K 177 28
                                    

Dengan pakaian ala-ala anak motor pemuda manis berpipi gemil itu berjalan keluar rumah dengan bergaya segagah mungkin, membuat sang suami yang melihat itu meringis pelan karena nya.

"Mbul, terus Chenle gimana?" tanya Renjun sembari berjalan menghampiri istri tersayang nya itu.

"Untuk hari ini kamu yang ngurus dia, soalnya sekarang ini aku mau jalan-jalan nikmati harta kamu dulu sampai habis. Jadi karena itu kamu jangan sampai ganggu acara nge-jomblo ku hari ini ya suami ku yang tampan" kata Haechan sembari tersenyum semanis mungkin kearah sang suami yang sekarang ini tengah menatapnya tajam.

"Awas aja kalau kamu genit sana sini" kata Renjun sembari merapikan rambut si manis yang berantakan.

"Hmm" jawab Haechan sembari mendorong tubuh sang suami agar menjauh darinya.

Sebenarnya pemuda manis itu tak tega untuk meninggal sang suami dan sang anak, namum dirinya punya alasan tersendiri untuk itu Haechan hanya ingin memberikan sang suami dan sang anak waktu untuk berdua. Dia ingin suami tampan nya itu bisa memahami bagaimana karakter sang anak dan apa saja yang di butuhkan oleh bayi mungil itu, selama ini sang suami kurang memperhatikan anak mereka hal itu yang membuat Haechan takut jikalau sang suami tak akan menyayangi anak mereka nantinya.

"Mbul kan kamu tau mas engga bisa ngurus Chenle sayang" rengek Renjun sembari menduselkan wajahnya di bahu si manis.

"Mas itu ayahnya, mas dulu kan juga ikut adil dalam pembuatan Chenle bahkan mas yang paling banyak nyumbang. Jadi karena itu mas harus ikut adil juga ngurusin bayi kita jangan mau enaknya aja dong!" kata si manis sarkas sembari menatap wajah tampan sang suami dengan penuh permusuhan.

"Mbul~" panggil Renjun sembari menatap wajah istri manis nya itu dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Minta uang" Renjun hanya mampu menghela nafas ketika melihat sang istri yang sama sekali tak menanggapi ucapannya.

"Nih" mata bulat itu berbinar ketika melihat tiga gepok uang berwarna merah yang disodorkan sang suami ke arahnya.

"Makasih suami tampan ku" kata si manis sembari berjinjit berniat mencium pipi sang suami.

"Nunduk lah mas!, enggak nyampe ini" Renjun hanya terkekeh pelan ketika melihat raut wajah sang istri yang tampak sangat kesal itu.

"Cium pipi mas aja engga bisa, apalagi kamu kendarain motor gede kaya begitu. Yang ada kaki kamu nanti enggak nyampe" kata Renjun sembari mencium pipi bulat si manis yang memerah karena amarah.

"Mas Renjun!!" teriak si manis kesal sembari memukul-mukul dada bidang sang suami dengan brutal.

"Ahk!, sakit sayang" kata Renjun sembari mencium bibir berbentuk hati si manis sekilas.

"Ck, pokoknya aku mau jalan sekarang mas gak boleh ganggu apalagi larang aku buat pergi keluar. Kalau nanti Chenle bangun mas langsung bikinin dia susu formula aja yang kemarin aku beli sebelum di kasih ke dia mas harus pastiin dulu airnya gak terlalu panas. Awas aja kalau yang kaya begini aja mas masih ngeluh gak bisa" kata Haechan sembari berjalan menghampiri motor keluaran terbaru yang di belikan oleh suami tampan nya itu.

"Kamu bilang apa tadi mbul?, pastiin air nya panas terus langsung kasih ke dia?. Jangan di tunggu sampai dingin dulu begitu kan?" si manis langsung menoleh ke arah sang suami begitu mendengar ucapan suami bodoh nya itu barusan.

"Gak sekalian aja mas siramin air panasnya ke dia" kata si manis kesal sembari menatap sang suami dengan penuh permusuhan.

"Mas kan engga tau" kata Renjun sembari menundukkan kepalanya dengan sedih, membuat si manis yang melihatnya merasa sedikit iba.

"Hmph" Haechan menghela nafas kasar seraya meletakkan helm yang di bawa nya ke atas motor, kemudian pemuda manis itu berjalan menghampiri sang suami yang masih menundukkan kepalanya.

"Mas mau nenen?" mata Renjun seketika langsung berbinar begitu mendengar ucapan istri manis nya itu barusan.

"Mau!, mau!" teriak Renjun dengan semangat sembari memeluk tubuh berisi si manis dengan penuh kasih sayang.

"Mas harus belajar ngurus Chenle dulu, baru nanti aku kasih hadiah"kata Haechan sembari menepuk-nepuk dada nya sendiri, membuat Renjun yang melihatnya tak tahan untuk tak menjilat bibirnya sendiri.

~~~~~~~~~~~~~~~~~

Dengan telaten pemuda tampan itu mengelap tubuh sang anak dengan penuh kasih sayang, dengan arahan yang istri manisnya itu berikan akhirnya Renjun dapat memandikan sang anak tanpa kesalahan yang dirinya perbuat.

"Diinget ya mas, jangan sampe nanti mas malah lupa lagi" Renjun mengangguk paham menanggapi ucapan istri manis nya itu, sembari dengan telaten memakaikan sang anak pakaian mungil yang mampu membuat dirinya merasa gemas seketika.

"Anak kita lucu banget ya mbul" kata Renjun sembari menciumi pipi sang anak dengan gemas.

"Awas aja kalau sampai mas gigit lagi pipi dia" kata Haechan sembari mendudukkan tubuh berisi nya di samping sang suami.

"Sini, biar aku nenenin dulu anaknya" kata Haechan sembari dengan penuh kehati-hatian mengambil sang anak untuk di gendong oleh nya.

"Laper ya anak mama?, ucu.. Ucu.. Ucu... Kasian" kata Haechan sembari menyingkap kaus biru laut yang tengah di pakai nya sampai sebatas dada, kemudian pemuda manis itu mengarahkan kepala sang anak untuk segera menghisap puting pink nya itu.

"Mbul~" Haechan melirik ke arah sang suami yang sekarang ini tengah menatapnya dengar penuh harap.

"Sini bayi Besar ku"

"Asik!!"

TBC

Gak tau harus nulis apa lagi udah bingung banget gue

kakak ustadz Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang