Haechan menggeram kesal ketika merasakan tubuhnya yang terasa sangat pegal, terutama di bagian pantatnya yang terasa sangat perih karena terus di jejal dengan milik sang suami selama seharian penuh.
Haechan menjadi bingung sendiri karenanya, karena entah tenaga seperti apa yang di miliki suami tampan nya itu sampai-sampai bisa menggempur nya selama itu.
"Mbul bangun sayang, sholat subuh dulu" kata Renjun sembari mendudukkan tubuhnya di pinggir ranjang.
Si manis hanya diam tak berniat menanggapi ucapan sang suami sama sekali.
"Hey, sayang" kata Renjun seraya mulai mengungkung tubuh tanpa sehelai benang yang ditutupi oleh selimut hotel itu.
"Bangun atau mas gempur kamu lagi" kata Renjun sembari menatap wajah manis sang istri dengan intens.
"Bangsat kamu mas!!" kata Haechan kesal sembari menatap wajah tampan sang suami dengan penuh permusuhan.
"Loh?, kamu kok ngomongnya begitu sayang? Mas salah apa lagi sih manis?" tanya Renjun sembari merapikan rambut si manis yang berantakan
"Mikir dikit lah bangsat!!, aku tuh bukan jalang loh mas. Bisa gak sih kalau kita habis ngewe tuh aku nya jangan langsung di tinggal begitu aja" kata si manis sarkas sembari mencubit lengan atas sang suami dengan penuh kekesalan.
"Ahk!, sakit mbul. Mas bukan ninggalin kamu sayang mas baru aja selesai mandi" kata Renjun sembari mencium kening si manis dengan penuh kasih sayang.
"Bacot!!, gak peduli gue" Renjun hanya mampu meringis pelan begitu mendengar ucapan sang istri barusan.
"Ayo kita cerai mas, dan biarin aku yang ngambil hak asuh Chenle" kata Haechan sembari menatap wajah tampan sang suami dengan tajam.
"Mbul!" kata Renjun tak terima sembari menarik tubuh si manis dengan kasar.
"Sekali lagi kamu ngomong begitu mas benar-benar akan menggempur kamu tanpa rasa kasihan loh sayang" kata Renjun sembari mendudukkan tubuh berisi si manis untuk duduk di atas pangkuannya.
"Mas kan memang gak sayang sama aku, mas sayangnya cuman sama tubuh aku aja" Renjun hanya mampu menghela nafas pelan begitu mendengar ucapan sang istri barusan.
"Manis." panggil Renjun sembari menangkup pipi bulat sang istri dengan penuh kasih sayang.
"Kamu marah sama mas hmm?" tanya Renjun sembari mencium bibir si manis sekilas.
"Pikir aja sendiri" kata Haechan ketus sembari memalingkan wajahnya ke arah lain.
"Maaf sayang, mas engga bermaksud menyakiti kamu seperti ini" kata Renjun sembari memeluk tubuh telanjang si manis.
"Pikir aja, punya otak kan?" Renjun hanya memilih diam tak berniat untuk membalas ucapan sang istri sama sekali, karena dirinya tahu jikalau percakapan ini terus dilanjutkan maka hasilnya pertengkaran lah yang akan terjadi.
Setelahnya hening, baik Renjun ataupun Haechan keduanya sama-sama tenggelam dalam pemikiran masing-masing.
"Mas!" teriak Haechan kesal sembari menatap wajah tampan sang suami dengan penuh permusuhan.
"Hehehe.. Tangan mas bergerak sendiri sayang"
"Mas Renjun bangsat!!!"
~~~~~~~~~~~~~~~~~~
"Yayah!, nda kenapa?" tanya Jisung bingung sembari menatap sang ibu yang sekarang ini tengah tidur di atas ranjang dengan selimut tebal yang menutupi tubuh pemuda sipit.
"Nda kamu sakit Cung" jawab Jaemin sembari menggendong tubuh mungil sang anak.
"Nda kok bisa sakit?, kan kemarin masih bisa main sama icung" tanya Jisung penasaran.
"Nda di ewe yayah kamu semalem Cung" jawab Jeno tiba-tiba.
"Heh!" Jaemin menatap tajam sang istri yang sekarang ini tengah menatapnya tak kalah tajam.
"Ewe itu apa yah?" Jaemin hanya mampu menghela nafas pelan mendengar ucapan sang anak barusan.
"Nanti kalau kamu sudah besar pasti akan mengerti" kata Jaemin sembari mengusap rambut sang anak dengan penuh kasih sayang.
"Tinggal jelasin mas apa susahnya sih?, anak kita kan pinter dia pasti langsung paham" Jaemin sungguh tak paham mengapa istri sipit nya bisa seperti ini, padahal dulu sang istri tak seperti itu dulu Jeno sangat malu-malu dan itu terlihat sangat menggemaskan di matanya.
"Apa?, mas mau aku kaya dulu lagi?" tanya Jeno sembari menatap wajah tampan sang suami dengan penuh permusuhan.
"Engga kok dek" jawab Jaemin sembari tersenyum manis
"Sepertinya saya salah modif" gumam Jaemin sembari menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"Aku denger ya mas!!"
~~~~~~~~~~~~~~~~~
Renjun dan Jaemin hanya mampu menghela nafas kasar ketika melihat istri mereka masing-masing yang tengah menggandeng seorang pengawas pantai.
"Tad aman?" Renjun menggeleng pelan menanggapi ucapan Jaemin barusan.
"Hati saya terbakar" kata Renjun sembari memegangi dada nya sendiri.
"Baba!"
"Yayah!"
Kedua tampan itu kompak menoleh ke arah Chenle dan Jisung yang sekarang ini tengah berlari menghampiri mereka berdua.
"Kenapa sayang?" tanya Renjun sembari menggendong tubuh mungil sang anak.
"Lele punya ayah baru" kata Chenle sembari tersenyum senang.
"Heh, yang benar saja kamu Le baba masih hidup loh ini" kata Renjun sembari menatap sang anak dengan tajam.
"Kata mama, baba di buang aja soalnya mama mau nikah lagi sama dia" kata Chenle sembari menunjuk ke arah pengawas pantai yang masih di tempeli oleh kedua pemuda manis itu.
"Nikah sama saya aja mas, Haechan tuh udah gak sehat lagi liat aja badannya kaya buntelan kentut begitu. Palingan bentar lagi mati orangnya" kata Jeno santai.
"Apasi setan!!, badan lu aja gak beda jauh kaya gue ya babi" kata Haechan tak mau kalah.
"Hmm, maaf tapi saya sudah punya istri"
"Oalah asu!!"
TBC
Tetep update walaupun ceritanya makin aneh.
Chap ke empat puluh nih, mau tetep di lanjut atau end-in lagi aja?.