Dengan penuh kesabaran Renjun mendorong troli yang sudah sangat penuh dengan camilan dan kotak susu ibu hamil itu di samping sang istri.
Pemuda tampan itu sama sekali tak protes ataupun melarang ketika sang istri tanpa pikir panjang langsung
memasukkan barang yang sekiranya menarik bagi pemuda manis itu ke dalam troli."Sayang masih belum?" tanya Renjun seraya menghela nafas lelah, sungguh berjalan selama setengah jam menemani istri manisnya itu sudah mampu membuat wajah tampan Renjun di banjiri oleh keringat.
"Belum mas, soalnya barang yang aku mau masih belum ketemu. Mas udah cape ya? Kalau gitu mending mas istirahat aja dulu aku bisa sendiri kok" Renjun hanya tersenyum manis begitu mendengar ucapan sang istri barusan.
Apa katanya?
Masih belum ketemu?
Lalu semua barang yang ada di dalam troli itu apa?!.
"Tak apa sayang, mas masih bisa kok" kata Renjun seraya menyemangati dirinya di dalam hati, jika menggenjot lubang si manis selama berjam-jam saja dirinya bisa. Apalagi ini Renjun pastikan dirinya tak akan pernah menyerah begitu saja.
Jadi dengan penuh percaya diri pemuda tampan itu berjalan dengan sangat gagah di samping si manis, membuat beberapa orang yang melihat tingkah nya itu hanya menggeleng pelan.
"Mas aku mau itu!" teriak si manis dengan semangat seraya menunjuk ke arah kotak sereal yang berada di rak paling atas.
"Sebentar wahai istriku, suami tampan mu ini akan segera kembali" kata Renjun sembari berjalan ke arah rak itu dengan membusungkan dadanya, membuat Haechan yang melihat itu hanya mampu menatap sang suami dengan prihatin.
"Untung suami, untung suami" gumam Haechan sembari mengelus dada nya dengan pelan.
"Nih" kata Renjun sembari menyodorkan dua kotak sereal berwarna coklat ke arah si manis.
"Makasih mas" kata Haechan sembari menerima kedua kotak sereal itu dengan perasaan yang amat sangat gembira.
"Dek mas salah lihat kan?" tanya Jaemin sembari memastikan jikalau orang yang barusan dirinya lihat adalah benar-benar ustadz muda yang sangat berwiba yang sudah menikahi adik tersayang nya itu.
"Jangan tanya aku!, aku gak kenal dia!" teriak Jeno sembari menggelengkan kepalanya dengan ribut.
"Astagfirullah!, pulang ajalah yuk dek"
~~~~~~~~~~~~~~~~~
Haechan menggeliat dalam tidurnya seraya meringis pelan, tampaknya pemuda manis itu tengah merasa kesakitan sekarang ini.
"Hiks... Mas" tangis si manis seraya menggelengkan kepalanya dengan kuat.
"Sakit" Renjun menggeliat pelan ketika merasakan ada seseorang yang tengah mencengkram tangannya dengan sangat erat.
"S-sakit" Renjun buru-buru membuka matanya begitu mendengar suara sang istri yang tampaknya tengah kesakitan.
"Sayang?" Renjun membawa tubuh berisi sang istri ke dalam pelukannya.
"Kamu kenapa mbul?" tanya Renjun khawatir sembari menyeka keringat yang memenuhi wajah manis istrinya menggunakan lengan baju koko yang tengah dirinya kenakan.
"Sakit" ringis si manis sembari menyentuh perutnya sendiri.
Renjun yang paham pun langsung saja mengelus perut sang istri yang sudah membuncit itu dengan penuh kasih sayang.
"Anak baba jangan nakal dong sayang, kasian mama kamu kesakitan sayang" kata Renjun seraya menciumi perut buncit itu dengan penuh kasih sayang.
Mata bulat itu akhirnya terbuka, dan hal pertama yang dilihatnya adalah wajah tampan sang suami yang tampak sangat khawatir.
"Mas" cicit Haechan seraya semakin menyamakan posisinya dalam dekapan suami tampan nya itu.
"Iya sayang?" kata Renjun seraya masih senantiasa mengelus perut buncit si manis dengan penuh kasih sayang.
"Sakit" keluh si manis seraya menatap wajah tampan itu dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
"Sabar ya sayang kayaknya dedek cuma mau nyapa baba sama mama nya aja" kata Renjun seraya tersenyum manis, pemuda tampan itu merasa sang amat bahagia karena tak lama lagi diantara mereka berdua akan ada seorang malaikat kecil yang akan menyempurnakan keluarga mereka.
"Masih kram?" tanya Renjun seraya mengusap rambut hitam sang istri dengan penuh kasih sayang.
"Hmm" Haechan menggeleng pelan sembari menduselkan kepalanya di dada bidang sang suami.
"Laper engga?" tanya Renjun sembari mencium kening si manis dengan penuh kasih sayang.
"Mau mam sayur sop buatan mas" Renjun melirik ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul sepuluh malam.
"Tunggu sebentar ya sayang" Haechan hanya mengangguk lemah menanggapi ucapan sang suami, kemudian setelahnya pemuda manis itu kembali terlelap.
Renjun yang melihatnya hanya mampu terkekeh pelan sembari menyelimuti tubuh berisi si manis hingga sebatas dada.
"Buatin dulu aja deh kalau nanti dia mau makan tinggal di panasin lagi aja" kata Renjun seraya berlalu pergi dari dalam kamar meninggalkan si manis yang sudah terlelap dengan nyenyak.
~~~~~~~~~~~~~~~~~
Renjun hanya mampu menghela nafas pelan ketika melihat si manis yang tengah menangis keras sembari memeluk lengannya dengan sangat erat.
"Jangan pergi mas!, jangan tinggalin aku. Masa mas tega ninggalin aku yang lagi hamil anak mas ini" tangis Haechan keras sembari menggelengkan kepalanya ribut.
"Ya ampun mbul, mas kan cuman mau kerja sayang. Kalau mas engga kerja nanti mas engga bisa beliin kamu camilan lagi" hibur Renjun sembari mengelus rambut hitam sang istri dengan penuh kasih sayang.
"Hiks... Jahat!" kata Haechan sembari menatap wajah tampan Renjun dengan wajah memelas nya yang tampak sangat menggemaskan.
"Iya, iya. Mbul mas engga kerja mas di rumah aja sama kamu" final Renjun seraya menggendong tubuh berisi sang istri dengan penuh kasih sayang.
"Yeay!, sayang mas Renjun" kata Haechan sembari memeluk tubuh sang suami dengan sangat erat.
"Dasar gembul, gembul"
TBC
Makin aneh kan?, ya mau gimana lagi kan udah di bilang ide gue udah mentok banget ini.
Btw buat yang gak suka panggilan abi sama umi bisa langsung komen aja biar nanti gue ganti.
Dan kalau ada kata-kata yang salah tolong di maklumin aja soalnya gue update ini dengan keadaan tanpa kouta, jadi gak bisa buka google dulu.