Masuk Got

797 171 73
                                    

Dengan pakaian kantor yang masih melekat di tubuhnya Renjun me-markir-kan motor mahal miliknya di halaman sekolah sang anak, perhatian ibu-ibu muda yang tadinya tengah asik merumpi itu tiba-tiba saja teralih ke arah Renjun yang baru saja datang.

Kemeja putih yang di gulung sebatas siku serta keringat yang membahasi wajah tampan Renjun mampu membuat ibu-ibu muda itu terpesona.

Renjun memilih tak ambil pusing dengan reaksi berlebihan ibu-ibu muda itu, dirinya lebih memilih berjalan ke arah kursi panjang yang terletak di depan kelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Renjun memilih tak ambil pusing dengan reaksi berlebihan ibu-ibu muda itu, dirinya lebih memilih berjalan ke arah kursi panjang yang terletak di depan kelas.

Mendudukkan tubuh lelahnya di sana seraya merogoh ponsel pintar miliknya dari dalam saku celana.

"Si mbul tadi pesan apa ya?" gumam Renjun bingung sembari mulai mengotak-atik ponsel pintar nya itu.

"Ekhem!" Renjun menoleh ke arah seorang wanita muda berambut hitam yang baru saja berdehem itu.

"Boleh duduk disini?" tanya wanita itu sembari menatap Renjun dengan malu-malu.

"Ya" jawab Renjun dingin.

"Mau jemput anaknya ya?" tanya wanita itu sembari mendudukkan tubuhnya di samping Renjun.

"Hmm" jawab Renjun acuh.

"Wah sama dong, aku juga mau jemput anak aku kita kok bisa samaan kaya gini ya jangan-jangan kita jodoh lagi" kata wanita itu sembari menggeser tubuhnya agar semakin dekat dengan Renjun.

"Anaknya umur berapa tahun?" tanya wanita itu lagi sembari mulai menyentuh lengan Renjun dengan sensual.

"Empat" jawab Renjun sembari menatap wanita itu dengan tajam sungguh ingin rasanya Renjun menendang wajah sok cantik wanita itu sekarang juga, tapi dirinya masih memiliki harga diri sebagai laki-laki maka Renjun akan mencoba mendiami nya terlebih dahulu dan melihat sejauh mana wanita itu akan bertindak.

"Ngomong-ngomong kamu kok sendirian aja?, gak sama istrinya?" tanya wanita itu sembari merapatkan buah dada nya dengan lengan atas Renjun.

"Engga" jawab Renjun sembari berusaha menjauhkan tubuh wanita itu darinya.

"Atau jangan-jangan kamu udah jadi duda ya?, istri kamu pasti tolol ya bisa-bisanya dia ninggalin suami seganteng kamu" Renjun menggeram marah ketika mendengar ucapan wanita itu barusan, mungkin Renjun bisa menahan diri jika dirinya tengah di hina oleh orang lain tapi jika menyangkut soal sang istri Renjun jamin dirinya pasti tak akan pernah bisa menahan diri.

Bruk

Dengan kasar Renjun mendorong tubuh wanita itu untuk menjauh darinya, sampai-sampai wanita berambut hitam itu terjatuh ke atas lantai dengan posisi wajah yang mendarat terlebih dahulu.

"Jaga ucapan kamu!!, jangan sampai mulut hina mu itu kembali merendahkan istri saya" kata Renjun sembari menatap jijik wajah wanita itu yang sekarang ini tengah menatapnya dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Hiks.. Kamu kok jahat?" seolah barusan tak terjadi apapun wanita itu malah kembali mendudukkan tubuhnya di samping Renjun.

"Hiks.. Padahal aku udah gak punya suami loh, maka dari itu aku pikir kita berdua akan menjadi pasangan yang serasi jika kita berdua sudah menikah nanti" kata wanita itu sembari mengedipkan matanya genit ke arah Renjun.

Cklek

Baru saja Renjun akan membalas ucapan wanita ular itu tapi niatnya harus tak segera terlaksana karena pintu kelas sang anak yang sudah terbuka.

"Baba!" senyuman Renjun sukses merekah begitu melihat sang anak yang tengah berlari kecil ke arahnya.

"Aduh-duh anaknya baba" kata Renjun sembari menggendong tubuh mungil sang anak, membuat Chenle tertawa lepas karenanya.

"Jisung mana sayang?" tanya Renjun sembari mengusap rambut hitam sang anak.

"Tuh" jawab Chenle sembari menunjuk ke arah Jisung yang tengah berjalan ke arah mereka.

"Yayah gak jemput icung lagi ya?" tanya Jisung sembari menatap wajah Renjun dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Yayah kamu lagi sibuk cung, makanya dia engga bisa jemput kamu sekarang tapi paman jamin deh nanti kalau yayah kamu udah gak sibuk lagi pasti dia bakal jemput kamu kok" kata Renjun sembari menggendong tubuh mungil Jisung di lengan kirinya.

"Nda juga gak bisa jemput icung?, hiks.. Kok yayah sama nda gak pernah jemput icung ya? Jangan-jangan mereka udah gak sayang sama icung lagi" Renjun hanya mampu menghela nafas pelan ketika melihat Jisung yang sekarang ini sudah menangis dengan keras.

"Udah, udah jangan nangis nanti ganteng nya ilang loh. Mending kita beli es krim aja yu" mata kedua bocah itu sukses membulat begitu mendengar ucapan Renjun barusan.

"Asikk!!, ayo pulang!" teriak keduanya dengan semangat.

"Hmm, boleh minta no wa nya gak?" Renjun menoleh ke arah wanita ular itu yang sekarang ini tengah menatapnya dengan tatapan super memelas nya, membuat Renjun yang melihat itu merasa ingin muntah seketika.

"Permisi" tanpa permisi Renjun memilih berlalu meninggalkan wanita ular itu yang sekarang ini tengah menatapnya dengan kesal.

~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Baba!! Jangan cepet-cepet, nanti lele sama icung bisa mati muda!!" kedua bocah itu berteriak sekeras mungkin sembari berusaha membujuk Renjun agar mengurangi kecepatan motornya.

Tiba-tiba saja ucapan wanita ular tadi yang mengatakan kalau sang istri 'tolol' itu kembali hinggap di benaknya, membuat emosi Renjun meluap seketika.

Jadi Renjun memilih meluapkan emosi nya sekarang daripada harus membuat istri manisnya menangis karena di gempur olehnya selama satu hari penuh.

Kesadaran Renjun langsung membubung tinggi begitu melihat seorang anak kecil yang tengah menyeberang jalan, tak ada kesempatan untuk dirinya mengerem jadi dengan panik Renjun mengarahkan motornya ke samping.

Membuat motor mahal itu beserta sang pemilik jatuh ke dalam got, beruntung lah Renjun memilih memprioritaskan kedua bocah mungil itu. Memeluk kedua tubuh itu dengan erat dan membiarkan tubuhnya yang menghatam tanah langsung.

"Baba!!!"

TBC

Udah mentok banget ide ku jadi terpaksa aku skip aja ya.

kakak ustadz Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang