Kena Marah

772 137 26
                                    

Raya hanya mampu menunduk ketika kedua orang tuanya kini tengah menatapnya dengan kecewa, Raya akui jikalau ia memang bersalah tapi ia juga tak suka melihat adik tersayang-nya terluka seperti tadi.

"Ray" Renjun memeluk tubuh bergetar sang istri dengan penuh kasih sayang, sungguh mereka tak menyangka jika anak gadis mereka satu-satunya bisa se-kejam itu.

"Mama kecewa sama kamu" Raya mengepalkan tangannya dengan erat begitu mendengar ucapan sang mama barusan.

Cklek

"Jangan marahin cece, Haikal yang salah marahin Haikal aja jangan cece" atensi ketiganya teralih ke arah Haikal yang sekarang ini tengah berdiri di ambang pintu kamar, seraya menatap kedua orang tuanya dengan takut-takut.

"Kal kamu ngapain disini?!" Haikal tak menjawab, pemuda manis itu malah menunduk seraya memilin ujung baju yang di kenakan-nya.

"Mama hukum ekal aja" Haechan melirik ke arah sang suami yang sekarang ini tengah menghela nafas kasar.

"Ray kamu balik ke kamar dulu aja, kita bisa bahas masalah ini nanti" sebelum berlalu pergi gadis itu menyempatkan untuk mencium tangan kedua orang tuanya.

"Hiks.. Aku gagal jadi seorang ibu, mas" Renjun menggeleng sembari menangkup pipi bulat si manis dengan penuh kasih sayang.

"Jangan menyalahkan diri kamu sendiri sayang, mas juga harus kamu salahkan karena tak becus menjadi seorang ayah" Haechan menggeleng pelan sembari memeluk tubuh sang suami dengan erat, entah siapa yang harus di salahkan disini keduanya sama-sama bersalah karena kurang memberikan kasih kasih sayang untuk kedua anaknya itu.

Entah sejak kapan hubungan keduanya mulai merengang Renjun dan Haechan pun sama-sama tak tahu, yang mereka ingat tiba-tiba saja seorang wanita datang ke rumah mereka. Berkerja selayaknya seorang pembantu yang membersihkan rumah dan sebagainya pesona Renjun yang terlalu menawan membuat wanita itu khilaf dan menggoda Renjun untuk setidaknya menghabiskan satu malam panas dengannya. Jika saja Chenle tak memergoki mungkin Renjun sudah meniduri wanita sialan itu efek obat perangsang benar-benar mampu membuat Renjun tak bisa mengontrol akal sehatnya kala itu.

Dari sanalah Haechan dan Renjun jarang berkomunikasi, mereka benar-benar acuh satu sama lain hubungan mereka baru membaik setelah Haechan melempar surat cerai tepat di depan wajah tampan sang suami. Renjun yang terlanjur bucin jelas tak mau bercerai dengan sang istri pemuda tampan itu membujuk keras sang istri untuk kembali pulang ke rumah. Mungkin kini hubungan mereka benar-benar sudah membaik mereka menjadi pasangan romantis lagi seperti pengantin baru, namun kasih sayang yang telat mereka berikan membuat Raya dan Haikal menjadi anak pendiam dan tak bisa bergaul dengan anak seusia-nya. Sikap mereka berdua berbanding terbalik dengan sang kakak yang benar-benar mendapatkan banyak kasih sayang saat dirinya masih kecil.

"Ayo kita mulai dari awal lagi sayang, ayo kita berikan mereka kasih sayang yang seharusnya mereka dapatkan" Haechan mengangguk seraya menenggelamkan wajahnya di dada bidang sang suami.

"Jangan pernah cari pembantu atau baby sister lagi mas, aku gak mau rumah tangga aku hampir hancur lagi kayak dulu" Renjun hanya mengangguk seraya mencium kening sang istri dengan penuh kasih sayang.

"Tidak akan!! Tidak akan pernah lagi, mas juga minta maaf sayang"

~~~~~~~~~~~~~~~~~

Tok

Tok

Tok

Acara menangis si manis terganggu ketika mendengar suara jendela kamarnya yang tengah di ketuk entah oleh siapa, ia melirik ke arah pintu kamar mandi yang masih tertutup dari dua puluh menit yang lalu.

Ia takut tapi juga tak mungkin membiarkan jendela kamarnya di ketuk dengan brutal seperti itu, bisa-bisa sang kakak marah ketika ia keluar dari kamar mandi nanti.

Akhirnya dengan kesal pemuda manis itu berjalan ke arah jendela kamarnya, menghela nafas sebentar sebelum membukanya dan terpampang lah para sepupunya yang sekarang ini tengah menatapnya dengan khawatir.

"Kal kamu tak apa?" tanya Nares.

"Kamu terluka kan Kal? Sini biar aa' obatin" kali ini kembaran Nares yang bertanya, namanya adalah Jendra. Mereka adalah anak kembar dari Jaemin dan Jeno.

Dan di belakang keduanya berdiri Mahen dan Reyhan yang tengah menatapnya tak kalah khawatir, Reyhan adalah anak dari bibi Alisha Sedangkan untuk Mahen. Kalian masih ingat kan dengan dokter yang dulu menangani Renjun saat pemuda tampan itu masuk got?. Dokter itu bernama Mark dan Mahen adalah anak dari dokter yang memiliki kesabaran setipis tisu itu.

Cklek

"Kal?" Raya menatap heran sang adik yang tengah berdiri di depan jendela kamar mereka yang terbuka, karena penasaran akhirnya gadis itu berjalan menghampiri sang adik.

"Ngapain kalian disini" mata Raya melotot begitu mendapati keempat pemuda tampan itu yang sekarang tengah menyengir, seperti seorang kuda.

"Ray gue denger lu di skors ya?" tanya Nares berbasa-basi karena pada dasarnya dirinya memang sudah tahu.

"Lu udah tau jawabannya kan? Jadi gak usah nanya lagi" jawab Raya ketus.

"Elah neng galak amat jadi cewek, pantes aja gak ada yang deketin lu di sekolah" kata Jendra tanpa beban yang sukses mampu membuat emosi Rayan meluap ketika.

"Ngomong sekali lagi gue timpug mulut lu bener-bener" kata Raya kesal sembari menutup jendela kamar mereka berdua dengan kasar, mampir membuat kepala mereka berempat terjepit jika saja tak segera menunduk

"Enyah dari rumah gue lu berempat!!"

TBC

Hehehehe.. Kira-kira gimana nih, mau Renhyuck lagi kah? Atau mau Nahyuck? Nohyuck? Atau Markhyuck?. Atau mau liat Jeno uke lagi juga boleh bisa aku pasangin sama Mahen nanti.

Atau mau harem juga gas.

kakak ustadz Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang