Pukul dua dini hari ketika pemuda manis yang tengah mengandung itu terbangun dari tidurnya.
"Uhh, laper" keluh si manis seraya mengelus perutnya yang sudah membuncit dengan pelan.
"Mas" panggil Haechan pelan sembari menoleh ke arah sang suami yang masih terlelap dalam tidurnya.
"Mas!, aku laper mau mam bubur ayam" rengek si manis sembari menggoyangkan bahu Renjun dengan brutal.
"Uhh" Renjun mengeliat pelan seraya berusaha membuka matanya yang masih terasa sangat berat.
"Apa sayang?" tanya Renjun pelan seraya mulai mendudukkan tubuhnya di atas ranjang.
"Mau mam bubur ayam" kata Haechan sembari menduselkan kepalanya di dada bidang sang suami.
"Bubur ayam?" tanya Renjun memastikan.
"Hmm" Jawab si manis sembari mengangguk pelan.
"Sekarang jam berapa?" tanya Renjun sembari mengusap rambut hitam sang istri dengan penuh kasih sayang.
"Jam dua pagi" Jawab Haechan sembari menatap wajah tampan sang suami dengan tatapan polos nya.
"Pagi aja ya sayang?, jam segini engga akan ada yang jualan bubur ayam" kata Renjun sembari mencium pipi bulat sang istri secara bergantian.
"Huwaaa... Mas udah gak sayang sama aku" tangis si manis histeris seraya memukul-mukul dada bidang sang suami dengan brutal.
"Aduh-duh mbul, sakit sayang" Renjun meringis pelan ketika merasakan pukulan si manis yang tak main-main.
"Hiks... Pulang-in aku ke rumah orang tua ku" Renjun hanya mampu menghela nafas pelan ketika sudah menghadapi tingkah sang istri yang sudah begini.
Sungguh sikap si manis ketika tengah mengandung benar-benar membuat emosinya terkuras, walaupun begitu dirinya tak akan pernah mau membentak sang istri walaupun tengah merasa kesal sekalipun.
"Iya, iya. Mas beliin tapi kamu berhenti dulu nangis nya" kata Renjun sembari mencium kening si manis dengan penuh kasih sayang.
"Hiks... Gak nangis lagi" Renjun terkekeh pelan ketika melihat wajah sang istri yang tampak sangat lucu sekali di matanya.
"Kamu tunggu di rumah ya, biar mas cari dulu bubur ayamnya" mata bulat itu berbinar ketika mendengar ucapan suami tampan nya itu.
"Yeay!, sayang mas Renjun" teriak Haechan senang sembari memeluk tubuh sang suami dengan sangat erat.
"Dasar gembul, gembul"
~~~~~~~~~~~~~~~~~
Renjun menguap kecil kala rasa kantuk mulai kembali menyerangnya, pemuda tampan itu menghela nafas lelah ketika dirinya sama sekali tak menemukan bubur ayam yang seperti si manis minta.
Sungguh dirinya sudah berkeliling selama setengah jam, namun sama sekali pemuda tampan itu tak kunjung menemukan kedai yang masih buka.
"Haduh kalau saya pulang dengan tangan kosong begini, bisa-bisa nanti si gembul nangis lagi" gumam Renjun frustasi seraya mendudukkan tubuhnya di atas kursi taman.
"Ustadz?" tubuh Renjun terlonjak kaget begitu mendengar suara yang tak asing di pendengarannya.
"Jaemin?" tanya Renjun memastikan seraya menatap wajah tampan kakak iparnya itu dengan sangat lekat.
"Assalamualaikum ustadz" Renjun menghela nafas lega ketika pemuda tampan yang tengah berjalan ke arahnya itu benar-benar Jaemin.
"Waalaikumsalam" jawab Renjun sembari menggeser tubuhnya, memberikan kakak dari istri manisnya itu duduk di sebelahnya.
"Ustadz ngapain malem-malem disini?" tanya Jaemin seraya mendudukkan tubuhnya di samping Renjun.
"Beristirahat sejenak sembari memikirkan dimana kiranya yang berjualan bubur ayam di jam segini" Jawab Renjun seraya menggosokkan telapak tangannya, mencoba menghalau rasa dingin yang tiba-tiba saja menyerang.
"Haechan juga ngidam mau makan bubur ayam?" Renjun langsung menoleh ke arah Jaemin begitu mendengar ucapan pemuda tampan itu barusan.
"Juga?" tanya Renjun bingung.
"Hmm, istri saya juga lagi ngidam pengen makan bubur ayam" kedua pemuda tampan itu terkekeh pelan sejenak sebelum keduanya sama-sama berdiri.
"Makasih sudah mau mengobrol dengan saya, kalau begitu saya permisi dulu. Saya tak mau membuat istri saya menunggu lama" kata Renjun sembari berjalan menuju motornya yang terparkir tak jauh dari tempatnya duduk barusan.
"Ustadz mau ikut saya ke tempat Alisha?" tanya Jaemin tiba-tiba.
"Alisha?, memangnya dia jualan bubur ayam di jam segini?. Dia mau jadi kelelawar atau bagaimana?" tanya Renjun bingung.
"Engga lah ustadz, dia jualan nya pagi. Maksud saya tuh siapa tau bahan-bahan buat bubur ayam nya masih ada jadi kita bisa minta tolong dia untuk membuatkan bubur ayam untuk istri manis kita masing-masing" kata Jaemin panjang lebar seraya mulai menaiki motor kesayangannya yang berwarna biru muda.
"Ayo deh di coba dulu aja" kata Renjun menyetujui.
Kemudian setelahnya motor kedua pemuda tampan itu membelah jalanan yang tampak sangat lengang sekarang pagi ini, menuju ke kediaman Alisha bersama dengan keluarga kecilnya.
~~~~~~~~~~~~~~~~~
Haechan berjalan mondar mandir di di depan pintu rumah seperti setrikaan seraya menggerutu pelan.
Pemuda manis itu mulai merasa kesal karena sang suami yang masih belum kunjung datang, padahal sudah satu jam sejak pemuda tampan itu pergi namun sekarang pun suami tampan nya itu masih belum tampak batang hidungnya sama sekali.
"Uhh, lama" kata si manis kesal seraya mendudukkan tubuh berisi nya di atas kursi yang ada di teras rumah.
"Awas aja kalau pulang nya gak bawa apa-apa, enak aja gue udah nunggu selama ini tapi dia malah pulang dengan tangan kosong" gerutu si manis seraya mulai merebahkan tubuh berisi nya di atas kursi panjang itu.
"Hoam" Haechan menguap kecil seraya menatap langit-langit rumah dengan mata yang sudah berembun.
"Ngantuk" keluhnya sembari menepuk-nepuk pipi bulat nya dengan pelan berharap kantuk yang menyerangnya akan segera pergi.
"Ya ampun mbul!" hampir saja pemuda manis itu kembali terlelap kalau saja suara sang suami tak terdengar.
"Mas?" gumam Haechan pelan sembari mulai mendudukkan tubuh berisi di atas kursi.
"Nakal banget sih gembul nya mas ini" kata Renjun sembari menggendong tubuh berisi sang istri ala koala.
"Hmm, mas lama banget sih" kata Haechan kesal sembari menyandarkan kepalanya di pundak tegap sang suami.
"Maaf sayang, kan mas nyari dulu kedai bubur ayam nya dan untung aja ketemu" kata Renjun sembari berjalan ke dalam rumah dengan si manis yang atas gendongan nya.
"Yeay!, mas emang yang terbaik" kata Haechan senang sembari menciumi wajah sang suami dengan penuh kasih sayang.
"Hahahah... Istrinya mas lucu banget sih"
TBC
Haduh kok malah nambah chap ini tamat nya kapan ya?