Chenle hanya mampu meringis pelan ketika ia baru saja pulang dan sudah di sambut dengan aura tak sedap yang sang ayah keluarkan, di tambah lagi tatapan tajam yang pria paruh baya itu layangkan padanya mampu membuat lututnya terasa lemas seketika.
"Baru pulang?" tanya Renjun seraya berjalan menghampiri sang anak yang tengah mematung di ambang pintu.
"Chenle ada ekskul pramuka ba" kata Chenle seraya menunduk, ia tak berani menatap sang ayah yang terlihat sangat menyeramkan sekarang ini.
"Ekskul? Sampai jam setengah tujuh seperti ini? Kamu serius?, kamu itu sudah kelas tiga Le apa penting masih mengikuti kegiatan seperti itu?" satu hal yang baru Chenle sadari, jikalau sang ayah mulai keras kepadanya pria paruh baya itu tak seperti dulu lagi yang selalu memberikan apapun yang ia minta. Sang ayah akan berkata sangat lembut ketika ia melakukan kesalahan. Namun sekarang sepertinya sang ayah mulai berubah mungkin juga karena faktor dirinya yang sudah besar ia tak akan di manja lagi seperti dulu.
"Besok kan Chenle akan pergi ke lapang ba, kami tadi membahas akan pergi dari sekolah dulu atau berangkat masing-masing dari rumah. kami juga membahas lomba yang akan kami lakukan setelah selesai upacara" kata Chenle seraya meremat tali tas-nya dengan erat, jujur saja sekarang ini ia ingin menangis ketika melihat raut wajah sang ayah yang tak melunak sama sekali.
"Kamu tak boleh pergi ke mana-manapun besok, baba tak mengijinkan kamu pergi keluar rumah" Chenle mulai terisak pelan begitu mendengar ucapan sang ayah barusan, Chenle benci. Benar-benar benci dengan sikap baba-nya yang sekarang. Setelah kejadian dimana ia yang memergoki sang ayah yang akan meniduri wanita lain sikap paruh baya itu benar-benar berubah padanya. Entahlah sang baba mungkin masih menaruh dendam padanya.
"Ba, apa baba sudah tak menyayangi Chenle lagi? Jika iya bilang saja. Biar Chenle tahu diri kalau baba sudah tak ingin Chenle tinggal disini lagi" ia mungkin seorang dominan namun bukan berarti ia tak boleh menangis kan, karena pada dasarnya perasaan sedih tak akan memandang posisi dulu sebelum datang menghampiri.
"Le maksud baba buk-"
"Chenle akan pergi, baba tak usah khawatir" kata Chenle seraya berlari keluar dari rumah, mengabaikan suara sang ayah yang tengah meneriaki namanya.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Kini rumah Renjun tampak sangat ramai, banyak tamu yang berbondong - bondong datang ke kediaman pemuda tampan itu hanya untuk memberikan ceramah. Ada ibu Haechan dan Jaemin bahkan ibunya juga hadir serta Alisha yang sudah mencak-mencak tak jelas sendari tadi, Jaemin dan Jeno pun tak mau ketinggalan bahkan pasangan pak rt dan bu rt itu datang paling awal begitu mendapatkan kabar jikalau sang keponakan tersayang kabur dari rumahnya.
"Kalau lu udah gak sayang sama Chenle bilang aja setan!! Biar dia tinggal sama gue aja, gue juga mampu kok biaya-in hidup dia" mungkin untuk kehamilan keduanya Jeno sangat sensitif serta polos membuat Jaemin senang bukan main ketika sang istri siap megangkang untuknya tanpa protes sama sekali, namun begitu selesai melahirkan sikap pemuda sipit itu kembali lagi ke setelan pabriknya.
"Tak seperti itu Jen, saya benar-benar masih sangat menyayangi Chenle--"
"Jika memang sayang sikap kamu tak akan seperti itu kepada dia Jun" kali ini yang berbicara adalah sang ibu, Renjun hanya mampu menghela nafas ketika ia tak bisa membela dirinya sama sekali. Karena begitu ia ingin berbicara pasti perkataannya langsung di potong.
Jika kalian bertanya di mana keberadaan si kembar dan istrinya, maka jawabnya adalah ketiga orang itu berada di rumah Alisha. Mereka tengah membujuk Chenle agar mau kembali pulang ke rumah.
"Ibu gak mau tau ya, besok Chenle harus udah ada di rumah!! Apapun caranya kamu harus bisa bawa dia pulang lagi. Harusnya besok itu menjadi acara quality time kita sekeluarga jika saja kamu tak mengacau" kali ini yang berbicara adalah ibu dari Haechan dan Jaemin, sepertinya malam ini ia tak akan bisa tidur dengan cepat ia harus menyiapkan kuping-nya untuk mendengarkan ceramah yang akan berlangsung semalaman.
~~~~~~~~~~~~~~~~~
"Hiks.. Baba jahat banget sama aku kan yang?" Jisung hanya mengangguk seraya mengusap punggung sang kekasih dengan penuh kasih sayang.
"Tapi kamu juga gak perlu pake acara kabur segala Le, kan bisa masalah kalian di bicarain baik-baik" Chenle menggeleng seraya mengelap ingus-nya menggunakan tisu yang sang kekasih berikan.
"Baba aja gak mau dengerin omongan aku gimana caranya kita selesain masalahnya baik-baik" kata Chenle seraya mencebikkan bibirnya dengan kesal, membuat Jisung yang melihat itu terkekeh pelan.
"Tuker Posisi yuk ay" mata Chenle sukses melotot begitu mendengar ucapan sang kekasih barusan.
"Sekali lagi kamu ngomong begitu, aku tidurin kamu disini" kata Chenle seraya menatap sang kekasih dengan tajam.
Tok
Tok
Tok
"Le?! Mama masuk ya" hampir saja Chenle benar-benar menerkam sang kekasih jika saja pintu kamar tamu di rumah Alisha tak di ketuk oleh sang ibu.
"Iya ma" kata Chenle seraya membenarkan posisi mereka yang tampak sangat ambigu sekarang ini.
Cklek
"Udah baikan?" tanya Haechan khawatir seraya berjalan menghampiri sang anak.
"Hmm, Chenle udah baikan" kata Chenle seraya mengusap air matanya yang tersisa di pipi putihnya.
"Pulang ya Le, kita bahas masalah ini baik-baik sama baba" kata Haechan seraya mendudukkan tubuh berisi nya di pinggir ranjang.
"Bukannya Lele mau ikut lomba makan kerupuk sama balap karung kan?, katanya hadiahnya nanti mau kamu kasih ke Jisung" Chenle gelagapan ketika sang mama membocorkan acara kejutan-nya untuk sang kekasih.
"Mama!!"
TBC
Makin aneh gak sih ceritanya?