Si Manis Penunggu Hati Renjun

1.8K 246 5
                                    

Haechan dengan penuh antusias berjalan menghampiri Renjun yang tampak tengah duduk di teras rumah sembari menikmati semangkuk kolak pisang.

"Habis dari mana?" tanya Renjun seraya meletakkan mangkuk berisi kolak pisang itu ke atas meja bambu yang dirinya buat.

"Main petasan" Jawab si manis seraya mendudukkan tubuh berisi nya di pangkuan Renjun.

"Kenapa gak bilang dulu kalau mau main keluar hmm?" tanya Renjun sembari mengusap wajah si manis yang penuh dengan keringat menggunakan sapu tangannya.

"Sudah buka?" tanya Renjun lagi seraya mengusap pipi bulat si manis yang tampak memerah dengan penuh kasih sayang.

"Belum" Jawab Haechan seraya mengambil mangkuk berisi kolak pisang milik Renjun yang masih tersisa setengah dari atas meja.

"Makan dulu gih" Haechan menggeleng kecil seraya mulai melahap kolak pisang itu dengan tenang.

Renjun yang melihatnya pun membiarkannya saja, walaupun kolak pisang yang tengah di makan si manis adalah kesukaan nya. Tapi Renjun tak apa asalkan dapat melihat si manis makan dengan lahap begitu, itu sudah sangat cukup baginya.

"Tad nanti gue gak ikut takbiran ya" kata Haechan tiba-tiba seraya menaruh kembali mangkuk putih yang isinya sudah tandas itu ke atas meja.

"Loh?, kenapa sayang?" tanya Renjun seraya mengusap rambut hitam milik si manis dengan penuh kasih.

"Gue mau beres-beres, besok kan mau pulang" Jawab Haechan seraya mulai beranjak dari atas pangkuan Renjun.

"Chan?" panggil Renjun seraya menatap wajah manis Haechan dengan serius.

"Kalau lu lupa, lu yang nyuruh gue buat pulang cepet begini" kata Haechan seraya menatap wajah tampan Renjun dengan sedu, kemudian pemuda manis itu masuk ke dalam rumah meninggalkan Renjun yang termenung dengan pemikirannya sendiri.

"Chan, andai kamu tau. Saya benar-benar tak rela jika kamu harus pergi dari sini" gumam Renjun seraya mengepalkan tangannya dengan kuat.

~~~~~~~~~~~~~~~~

Haechan berjalan dengan gontai ke arah halte bus yang tampak sangat sepi malam ini, Haechan tahu dirinya benar-benar sangat nekat karena memilih pergi dari rumah Renjun begitu saja.

"Gue harap kita gak akan pernah ketemu lagi Tad" gumam si manis seraya mendudukkan tubuh berisi nya di atas kursi tunggu.

"Gini banget dah kisah cinta gue, perasaan baru aja kemarin gue ngerasain yang namanya jatuh cinta tapi malah udah berakhir ngenes gini" kata Haechan sembari terkekeh pelan, pemuda manis itu tak akan pernah menyangka jika cinta pertamanya adalah seorang pemuda tampan yang begitu beriman seperti Renjun.

"Gue harap cewek yang namanya Alisha itu bisa bahagiain lu lahir batin Tad, walaupun rasanya sakit banget tapi gue bakal coba buat ikhlasin lu sama dia. Gue harap setelah ini lu bener-bener bisa bahagia sama dia Tad" kata Haechan seraya menundukkan wajahnya dalam-dalam, berharap tak seorang pun akan tahu jika dirinya tengah menangis.

Sedangkan di sisi lain Renjun tengah kelimpungan mencari si manis yang entah dimana keberadaannya.

Saat pemuda tampan itu pulang ke rumahnya setengah jam yang lalu, dirinya sudah tak menemukan keberadaan Haechan yang dirinya ingin betul jika pemuda manis itu tak keluar dari kamarnya setelah pembicaraan terakhir mereka.

Pada awalnya Renjun tak menaruh curiga, pemuda tampan itu pikir si manis tengah berada di belakang rumah seperti biasanya jika pemuda manis itu tengah merasa kesal.

Tapi saat pemuda tampan itu berada di belakang rumah yang dirinya temukan hanya keheningan, hanya dua sapi berwarna coklat yang Renjun belikan untuk Haechan tempo hari yang pemuda tampan itu temukan.

"Sayang kamu dimana?" gumam Renjun frustasi seraya kembali berjalan ke dalam rumahnya, keadaan Renjun benar-benar sudah sangat kacau dengan keringat yang membanjiri tubuh putih itu.

"Sialan!" teriak Renjun kesal seraya membanting vas bunga kesayangannya yang berada tepat di sampingnya.

"Jangan pergi dulu bear, kita belum bicara setidaknya berikan saya waktu untuk bisa menjadikan kamu sebagai kekasih saya" kata Renjun seraya mengambil kunci motornya dengan kasar dari atas nakas.

Pada akhirnya pemuda tampan itu memilih mencari si manis di luar rumah, berharap dirinya bisa sesegera mungkin menemukan sosok pemuda manis yang selalu mampu membuat nya jatuh cinta itu.

"A'." Renjun refleks menghentikan laju motornya begitu melihat Alisha yang tengah berlari kecil kearahnya.

"Aa' mau kemana?" tanya Alisha seraya menatap wajah tampan Renjun yang penuh keringat itu dengan tatapan memuja miliknya.

"Cari makan" jawabannya tak jelas.

"Emangnya aa' belum makan?" Renjun menggeram kesal kala emosinya akan segera meluap, pemuda tampan itu sekarang ini tengah berusaha mati-matian agar tak membentak calon istrinya itu.

"Iya" Jawab nya singkat seraya menatap calon istrinya itu dengan datar.

"Saya duluan" pamit nya seraya mulai menjalankan motornya lagi membelah jalanan yang tampak sangat ramai sekarang ini, meninggalkan Alisha yang hanya tersenyum manis menanggapi ucapannya barusan.

"Aa' Renjun ganteng banget" gumam Alisha seraya memegangi pipinya yang mulai memerah.

~~~~~~~~~~~~~~~~~

Haechan menatap jalanan yang tampak sangat legang sekarang ini, sudah sendari tadi dirinya menunggu disini tapi tak ada satupun kendaraan yang lewat. Hanya ada pejalan kaki yang sesekali akan lewat di hadapannya.

"Hiks... Kok sepi bener si anying, ini teh gak akan ada gituh motor ataupun mobil yang lewat, masa aing pulang jalan kaki nda gak mungkin anying bisa-bisa suku aing gempor kalau maksa pulang jalan kaki mah" gumam Haechan sebal seraya menendang-nendang udara dengan kaki mungilnya.

"Ibu mau pulang!!!"

TBC

Sorry baru bisa update soalnya gue baru aja sembuh, asli ih anjir sakit pas lebaran tuh gak enak banget.

kakak ustadz Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang