Kisah Kita

790 172 36
                                    

Renjun menatap tak percaya sang istri yang sekarang ini tengah mencium tangan nya, karena sungguh pemuda tampan itu tak akan pernah mengira jikalau si manis akan mencium tangannya seperti ini.

Karena selama mereka berdua sudah menikah pemuda manis itu tak pernah mau mencium tangannya begitu mereka selesai sholat, padahal Renjun sudah sering menyuruh sang istri untuk mencium tangannya tapi pemuda manis itu selalu menolak.

Tapi sekarang ini tanpa di suruh sama sekali sang istri langsung mencium tangannya begitu mereka selesai melaksanakan sholat isya.

"Tumben?" tanya Renjun sembari membawa tubuh berisi sangat istri ke dalam pelukannya.

"Lagi pengen aja" jawab si manis sembari menyandarkan kepalanya di dada bidang sang suami.

"Nanti begitu lagi ya" kata Renjun sembari mencium kening sang istri dengan penuh kasih sayang.

"Hmm" Jawab Haechan sembari menyembunyikan wajahnya di ceruk leher sang suami.

"Kenapa hmm?" tanya Renjun sembari menangkup pipi bulat sang istri dengan penuh kasih sayang.

"Mas nyesel gak nikah sama aku?" cicit si manis pelan seraya menatap wajah tampan sang suami dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Hey, kok kamu ngomongnya begitu si mbul?. Mas enggak pernah nyesel karena udah nikah sama kamu sayang" kata Renjun sembari mengusap pipi bulat si manis dengan penuh kasih sayang.

"Tadi siang aku ke rumah Jeno" kata Haechan sembari mengelap ingus yang keluar dari hidungnya menggunakan baju koko yang tengah sang suami kenakan.

"Aku nanya ke dia tentang masa lalu kamu, dan dia jawab semua pertanyaan aku dengan jujur tanpa ada satupun yang dia tutupin. Aku minta maaf mas maaf karena udah hadir di dalam kehidupan kamu seharusnya dulu kita gak pernah ketemu mungkin sekarang ini kamu sudah hidup normal tanpa harus menerima cemoohan dari orang lain" Renjun menggeleng tak setuju begitu mendengar ucapan sang istri barusan.

"Sayang" panggil Renjun pelan sembari menggendong tubuh berisi sang istri ala koala, kemudian pemuda tampan itu berjalan menuju ranjang mereka. Beruntung lah sekarang ini ibu mereka berdua tengah berkunjung ke rumah jadi karena itu mereka tak perlu terlalu mengkhawatirkan Chenle sekarang ini.

"Kita berdua sudah bahas ini sebelumnya kan hmm?" kata Renjun sembari merebahkan tubuhnya berisi sang istri di atas ranjang, kemudian pemuda tampan itu mengungkung tubuh berisi sang istri di antara kedua tangannya.

"Tapi sekarang ini keadaannya sudah lain mas, perasaan bersalah ku makin kuat begitu mendengar perjuangan kamu dulu dari bibir Jeno. Rasanya sangat tak adil jika mas yang terus berkorban mas bahkan sudah kehilangan segalanya hanya untuk mempertahankan aku agar tetap di sisi kamu bahkan ayah kamu jug--" dengan kasar Renjun mencium bibir sang istri rasanya begitu sakit mendengar ucapan pemuda manis itu barusan, Renjun kira sang istri sudah tak memikirkan hal ini lagi tapi rupanya hal ini malah sang istri jadikan beban pikiran.

"Hah.. Hah.. Hah...." si manis langsung mengambil nafas sebanyak-banyaknya begitu tautan mereka sudah terlepas.

"Mbul" panggil Renjun seraya mengusap kening si manis yang penuh dengan peluh menggunakan lengan baju koko nya yang tak terkena ingus si manis.

"Menikah lagi lah mas, aku siap di madu" mata Renjun sukses melotot begitu mendengar ucapan sang istri barusan.

"Haechan Huang!!" untuk pertama kalinya sang suami membentak dirinya, Haechan tak masalah dengan itu dia tau jikalau emosi sang suami tengah meluap sekarang ini.

"Mas, aku gak akan munafik sekarang ini kalau aku bener-bener gak rela kalau kamu menjadi milik orang lain. Tapi aku gak mau egois dengan hanya ingin bahagia seorang diri mas sudah banyak berkorban selama ini jadi biarkan kali ini aku yang akan berkorban" tangis Renjun pecah ketika melihat mata sang istri yang tampak sang terluka, pemuda tampan itu tau jikalau sang istri tak sanggup untuk mengatakan itu Renjun tau jikalau si manis sekarang ini tengah mencoba menguatkan diri dengan tak menangis di hadapan.

"Cukup aku, kamu dan Chenle. Mas mohon jangan mengundang orang lain untuk bergabung dalam kehidupan kita" kata Renjun sembari membawa tubuhnya berisi sang istri untuk bangun dari atas ranjang, kemudian pemuda tampan itu mendudukkan tubuh berisi itu di atas pangkuannya.

"Mas tak akan pernah menikah lagi, walaupun itu kamu yang menyuruh mas tak akan pernah mau" Haechan hanya mampu diam begitu mendengar ucapan sang suami barusan.

"Mbul" Haechan menatap manik sang suami yang sekarang ini tengah menatapnya dengan penuh puja.

"Memangnya mas tak ingin nikah lagi?, memiliki dua istri pasti akan sangat menyenangkan bukan?" tanya Haechan sembari menggambar pola abstrak di atas dada bidang sang suami.

"Mas akan menikah lagi" kata Renjun lantang sembari menatap wajah manis sang istri dengan serius.

"Tapi itu akan terjadi jika kamu ada dua, Haechan dan Haechan pasti akan sangat menyenangkan jika memiliki istri manis seperti kalian" pipi si manis sukses memerah begitu mendengar ucapan sang suami barusan.

"A-aku cuma satu mas" kata si manis sembari menyembunyikan wajahnya di ceruk leher sang suami.

"Maka dari itu cukup satu saja, mas tak membutuhkan yang lain kecuali kamu sayang" tubuh si manis langsung terlonjak kaget begitu merasakan ada yang tengah memilin puting nya dari luar baju koko yang tengah di kenakan nya.

"Mas mau boleh ya?" tanya Renjun sembari menatap tubuh si manis dengan tatapan lapar.

"Gak mau!!, mas Renjun bangsat!!"

TBC

Harus bahas apa lagi ini weh.

Kan gak mungkin kalau adegan ninu ninu mereka gue spill

kakak ustadz Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang