Duo Mbulmil

1.3K 203 37
                                    

Haechan menatap Jeno dengan tajam begitu melihat pemuda sipit itu tengah menggendong seekor anak kucing berbulu putih yang dirinya temukan kemarin di belakang rumah.

"Mas!!" teriak si manis kesal seraya berjalan menghampiri sang suami yang tengah berbincang bersama dengan sang kakak.

"Kenapa sayang?" tanya Renjun sembari menatap wajah manis istrinya itu dengan penuh puja.

"Kucing aku di gendong Nono!" kata si manis sebal sembari menunjuk ke arah Jeno yang sekarang ini tengah menidurkan anak kucing berbulu putih itu di atas perutnya yang sudah membuncit.

"Anak kucing ini punya Nono, Echan jangan suka ngaku-ngaku deh" Renjun dan Jaemin yang melihat pertengkaran itu hanya mampu menghela nafas lelah, baik Haechan ataupun Jeno kedua pemuda manis itu menjadi sangat tak akur semenjak mereka hamil. Keduanya akan selalu bertengkar jikalau mereka bertemu membuat kedua pemuda tampan itu menjadi sangat pusing karena jika mereka berempat bertemu maka hanya akan diisi oleh suara teriakan kedua pemuda manis itu.

"Mas!!" kata si manis seraya menatap wajah tampan sang suami dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Udah, udah jangan nangis. Biar kakak ambil dulu anak kucing nya dari Jeno kamu tunggu di sini aja ya?" kata Jaemin seraya berdiri dari duduknya, kemudian pemuda tampan itu berjalan menghampiri sang istri yang tampak masih asik bermain dengan anak kucing berbulu putih itu.

"Mau ngapain?" tanya Jeno sinis seraya menatap wajah suami tampan nya itu dengan penuh permusuhan.

"Dek kembali-in ya sayang, itu kan punya nya Haechan kasian loh kalau kamu ambil anak kucing nya nanti dia nangis" kata Jaemin sembari mengusap rambut hitam istri manisnya itu dengan penuh kasih sayang.

"Gak mau!, ini tuh punya Nono bukannya punya Echan mas kok malah belain dia sih. Apa jangan-jangan mas punya rasa sama dia? Iya kan" kata Jeno seraya menatap wajah tampan sang suami dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Eh kok ngomongnya gitu sih dek? Mas enggak mungkin punya perasaan lebih sama adik mas sendiri sayang" kata Jaemin sembari membawa tubuh istri manisnya itu ke dalam pelukannya.

"Mas!" Renjun menoleh ke arah si manis yang baru saja memanggil namanya itu.

"Apa sayang?" tanya Renjun sembari mengelus rambut hitam sang istri dengan penuh kasih sayang.

"Ambilin" kata si manis sembari menunjuk ke arah anak kucing berbulu putih itu yang tengah menjilati bulu nya sendiri di atas lantai.

"Siap sayang ku"

~~~~~~~~~~~~~~~~~

Sesuai dengan apa yang para suami sudah rencanakan kemarin sekarang ini keempat orang itu tengah berjalan-jalan di sekitar desa sembari melihat-lihat keadaan sekitar.

"Mas!!" kata Haechan seraya mencebikkan bibir nya dengan kesal ketika sang suami sama sekali tak mengburis panggilan nya.

"Mas aku cape!, mau udahan aja" Renjun hanya mampu menghela nafas pelan begitu mendengar rengekkan sang istri barusan, sungguh mereka baru saja berjalan sebentar tapi sang istri sudah mengeluh saja.

"Kita baru aja jalan loh sayang, masa kamu udah cape aja sih manis" kata Renjun sembari mengusap peluh yang memenuhi wajah manis istrinya menggunakan sapu tangannya.

"Mas kira bawa perut sebesar ini gak cape apa?, aku tuh cape mas! Cape banget tau bawa perut sebesar ini kemana-mana. Andai aja nih perut bisa aku copotin dulu mungkin aku gak bakal sesusah ini!, aku gak mau tau pokoknya habis aku lahiran nanti kita langsung tuker posisi " gerutu si manis sebal seraya berjalan mendahului sang suami yang sekarang ini hanya mampu menghela nafas begitu melihat tingkah nya itu.

"Maaf sayang, mas gak bermaksud kaya begitu" kata Renjun sembari berjalan menghampiri si manis yang sama sekali tak tertarik menanggapi ucapannya itu.

"Huuuu... Echan lemah! Masa begitu aja udah ngeluh" Haechan mendelik sinis begitu mendengar ucapan pemuda sipit itu barusan, sungguh ingin rasanya Haechan menendang wajah Jeno yang tampak sangat menyebalkan itu sekarang juga.

"Dek gak boleh begitu sayang" kata Jaemin sembari memeluk pinggang sang istri dengan penuh kasih sayang, pemuda tampan itu takut jika sang istri di biarkan jalan sendiri nanti pemuda sipit itu malah terjatuh.

"Mas!!!" Renjun meringis pelan ketika mendengar suara teriakan sang istri yang terdengar sangat nyaring di telinganya.

"Huwaaa... Mau pulang!, aku gak mau ketemu sama Jeno lagi! Aku benci banget sama dia mas" kata Haechan seraya memukul-mukul dada bidang sang suami dengan penuh kekesalan.

"Cup.. Cup.. Cup... Sayang, udah jangan nangis nanti dedek nya juga ikut nangis loh di dalem" kata Renjun sembari sembari membawa tubuh berisi sang istri kedalam pelukannya.

"Dek kamu nakal banget ya sayang!" kata Jaemin sembari menatap istri manisnya itu dengan tajam.

"Nono ndak nakal, Echan nya aja yang cengeng" kata Jeno tak mau kalah seraya menatap wajah tampan sang suami dengan penuh permusuhan.

"Huwa... Pulang!, pulang!. Aku mau pulang" rengek si manis sembari mendudukkan tubuh berisi nya di atas tanah.

"Aduh sayang jangan duduk di situ, nanti baju kamu kotor manis" kata Renjun sembari menggendong tubuh berisi sang istri ala bridal style.

"Hiks... Mau mam bubur ayam" kata Haechan sembari menyandarkan kepalanya di dada bidang sang suami.

"Siap laksanakan manis" kata Renjun sembari mencium kening si manis dengan penuh kasih sayang.

"Udah gendut masih aja doyan makan" kata Jeno sembari tersenyum mengejek ke arah si manis yang sekarang ini sudah siap akan menangis kembali.

"Huwaaa... Mas"

TBC

Kalian bosen gak sih sama cerita yang tanpa konflik begini?.

kakak ustadz Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang