NESSIE - BAB IX

609 8 0
                                    

Sepertinya sudah 20 menit, aku berjalan menuju rumah David, sudah berada dekat dengan kediaman David. Aku mulai berlari menuju rumahnya. Ketika sampai di depan pagar rumahnya, aku memanggil-manggil namanya sekuat tenaga.

"David, David, ini gue, Nessie, Dev!" Teriakku gemetar karena kedinginan.

Ada suara langkah mendekat untuk keluar dari pagar, aku tidak dapat melihat karena pagar rumah David sangatlah tinggi. Aku sangat bersyukur, David yang membukakan pintu untukku. "Lho! Nessie! Ayo, sini masuk, Hujan! Gila lo, ya!" Dia merangkul dan menggiringku untuk masuk ke dalam rumah.

"Duduk sini, ya! Gue ambilin anduk sama bikin teh hangat dulu!" Dia berlari ke dalam.

Aku hanya mengangguk dan duduk di kursi yang berada di teras rumahnya.

Ibu David tiba-tiba keluar menghampiriku, "Eh, ada Nessie! Kapan datangnya, Nak? Kok kamu basah kuyup, gini?" Tanyanya cemas.

"Eh, iya, Tante! Maaf ya, Tante, Nessie ganggu malam-malam. Nessie tadi lagi cari makan daerah sini, tapi tiba-tiba hujan, jadi langsung mampir ke sini, Tante," jelasku.

"Ya ampun, itu lagi dibikinin teh hangat sama, David. Tante, masuk dulu ya, Nak," dia mengelus pipiku.

"Iya, Tante, silakan dilanjut saja istirahatnya," ujarku dengan senyuman.

David datang membawa handuk dan secangkir teh untuk aku minum. Dia menyematkan handuk di pundakku.

"Maaf ya, Dev, jadi ngerepotin lo, malam-malam gini," ujarku sambil meminum dikit demi sedikit teh yang dibuatkan oleh David.

"Ada apa nekat ke sini, Ness? Lo nggak apa-apa?" Dia menyematkan rambutku ke belakang daun telinga.

Aku menaruh teh di atas meja yang berada di samping kananku. Aku menghapus air mata yang mengalir dengan sendirinya. "Rey, nyekik gue tadi," aku tersenyum menahan isak tangis.

"Bajingan! Di mana dia, sekarang?" Tegas David dan berdiri setelah itu.

"Nggak usah disamperin ya, Dev, udah biarin aja," aku menarik pergelangan tangannya untuk menahannya pergi. "Please, Dev, stay!" Lanjutku.

Dia kembali duduk dan mendengarkan ceritaku kembali.

"Gue nggak bisa cerita semuanya di sini. Gue merasa ngecewain lo hari ini, Dev, makanya gue memutuskan untuk ke sini," jelasku kembali dengan air mata mengalir semakin deras.

"Hey, hey, gue nggak apa-apa kok," dia menghapus air mataku. "Sekarang lo mau, gimana? Gue antar pulang, ya?" Tanya David.

Aku menggelengkan kepala cepat, "Nggak, nggak mau, Dev! Please, gue mohon!" Aku menggenggam erat jemarinya.

"Ya sudah, lalu mau ke mana sekarang, lo?" Tanyanya dengan senyuman.

"Cariin gue penginapan dekat sini, Dev, bayarnya bisa pakai uang lo dulu, nggak? Besok gue minta tolong ambilkan saja dompet di rumah gue, Dev," jelasku.

"Gampang kalau soal uang, Ness, santai saja. Ya udah, ayo, kita cari sekarang! Hujan udah mulai berhenti, tuh!" Ujarnya.

"Ibu, ke mana? Udah tidur belum? Gue mau pamit, Dev," ujarku.

"Bentar ya, gue panggilin dulu," dia memasuki rumah.

Ibu David keluar setelah itu, "Udah mau pulang, Nessie?" Tanyanya.

NESSIE (18+) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang