Satu minggu telah berlalu, tidak terasa satu minggu lagi aku akan menjadi isteri David. Rey tidak mengetahui hal ini, aku berharap dia tidak pernah mengetahuinya, dan menganggapku menghilang begitu saja. Semoga sampai hari pernikahanku, Rey tidak mengganggu sama sekali.
Hari ini, aku pergi ke Mall seorang diri, rasanya jenuh sekali di rumah sendiri. Aku tidak menyangka dua minggu adalah waktu yang sangat lama jika dinantikan. Hari ini, aku janjian dengan teman kampusku Tiffany, untuk menghabiskan waktu dengan belanja dan makan bersama. Aku menunggunya di depan pintu masuk Lobby Mall, aku sudah menunggu sekitar 15 menit lamanya di sini, tetapi dia tidak kunjung datang. Ada mobil alpart berwarna hitam tiba-tiba berhenti di depanku, aku berpikir Tiffany yang datang, namun dugaanku salah, dua orang berbadan besar memakai pakaian serba hitam menarikku paksa untuk masuk. Aku berusaha keras untuk menarik tubuhku keluar, aku melihat satpam berlari dari sudut untuk menghampiriku. Aku melihat Rey berada di dalam mobil dan memberi hantaman cukup kuat tepat di wajahku saat dekat dengan pintu masuk mobil, pandanganku langsung menggelap setelah itu.
Aku terbangun, tidak tahu sudah berapa lama aku tidak sadarkan diri. Aku terbaring di tempat tidur yang cukup besar dan melihat kakiku terikat dengan tali tambang besar, serta tanganku juga terikat borgol.
"Rey, please! Kamu sadar nggak sih, kamu dikuasain oleh ego, kamu!" Teriakku yang sangat tahu bahwa Rey ada di sini memperhatikanku dari kegelapan. "Aku nggak bahagia, Rey, kenapa kamu lebih senang aku tersakiti ketimbang, aku bahagia?" Lanjutku.
Rey muncul berdiri tepat di hadapanku sekarang, dia mulai mendekat, dan menjenggut rambutku dari belakang. Dia mencium bibirku sangat kasar dan mendorong kepalaku kasar setelah menyudahinya.
"Please, stop bersikap seperti ini," aku menangis histeris. "Please, lepasin aku!" Lanjutku.
Rey langsung merobek pakaian yang aku kenakan saat ini tanpa tersisa sehelai pun. Dia tetap diam sejak tadi dengan wajah yang penuh nafsu. Aku berusaha menutupi tubuhku dengan tangan semampu yang aku gapai. Aku menangis tiada henti diperlakukan seperti ini.
Dia menarik daguku, "Lo milik gue, Nessie! Nggak ada yang boleh milikin lo, selain gue! Paham?" Teriaknya tepat di depan wajahku saat ini.
Dia menjenggut rambutku dan melumat leherku penuh gairah. Dia menyudutkan tubuhku ke dinding yang berada di belakangku, lalu dia mengangkat kedua tanganku yang terbogol ke atas. Dia melumat payudaraku sangat agresif.
"Matiin gue aja, Rey! Daripada gue harus hidup sama, lo!" Teriakku dalam tangisan.
Rey menamparku dan mendorongku sangat kuat hingga aku terbentur dinding yang ada di belakangku. Aku langsung lemah tidak berdaya, pandanganku mulai kabur, aku berusaha keras untuk tetap terjaga. Kepalaku terasa sangat sakit, aku hanya bisa pasrahkan hidupku kepada Tuhan saat ini.
"Tok, tok, tok," aku mendengar suara pintu terketuk dari luar. "Permisi, Pizza!" Teriak seorang wanita.
"Anjing! Siapa yang pesan Pizza, sih!" Jengkel Rey meninggalkanku untuk memeriksa siapa yang datang di Apartemen ini.
Terdengar suara buka pintu, "Bangsat!" Aku mendengar suara David, sepertinya dia menghantam kuat Rey di sana berkali-kali.
"David, udah! Udah nggak bisa apa-apa dia, ini tolongin, Nessie!" Teriak Tiffany yang berusaha membuka ikatan kakiku.
Aku menatap lemas kedatangan David dengan pandangan yang kabur. David langsung membuka jaket yang dia kenakan untuk menutupi tubuhku yang tidak memakai satu helai pakaian pun dan terbaring tengkurap tidak berdaya ini. Aku tidak bisa menanggapi apa pun, namun aku bisa mendengar dan melihat samar kedatangan mereka.
"Kunci borgol di mana?" David nampak mencari-cari di meja. Akhirnya dia menemukan kunci borgol, dan langsung membuka borgol yang ada di tanganku.
Tiffany membantuku untuk memakaikan jaket David yang disematkan tadi. David langsung menggendongku setelah itu, lalu keluar dari ruangan ini yang disusul Tiffany dari belakang.
"Tolong, bawa mobilnya ya, Fan, kita ke rumah sakit sekarang," ujar David yang masih menggendongku menuju parkiran mobil.
Di dalam mobil, David berusaha keras untuk menutup lukaku yang berada di kepala dengan tangannya yang gemetar, "Bertahan ya, Ness!" Ujarnya.
Pandanganku semakin kabur dan menggelap dengan sendirinya.
Di Rumah Sakit
Aku tidak tahu sudah berapa lama tidak sadarkan diri, aku terbangun melihat sekeliling ruang rawat. Aku melihat tanganku sudah ada infus, wajahku di pasangkan alat bantuan pernapasan, dan leherku dipasang penyanggah. Aku tidak menyangka dorongan yang diberikan Reyhan sangat kuat. David memanggil-manggil namaku untuk membantuku tersadar sepenuhnya.
Aku memegang wajahnya dan mengelus pipinya, "Dev," aku meneteskan air mata.
"Ssshh, ssshhh, nggak apa-apa, aku di sini," ujarnya.
Jantungku berdegub sangat kencang, rasa panikku tiba-tiba tinggi saat pikiran tentang Rey terlintas, "Rey, nggak ada di sini, kan? Nggak ada kan, Dev?" Aku memastikan.
"Nggak ada kok, tenang ya, ssshhh, udah nggak apa-apa, aku udah di sini," David mengelus kepalaku.
"Jangan ke mana-mana, aku mohon!" Aku menggenggam erat jemarinya.
"Iya, aku di sini kok," dia mengecup keningku.
Aku meneteskan air mata kembali, "Thank you!"
"Ada Tiffany di sini, boleh masuk, Ness?" Tanya David.
"Iya, masuk aja," ujarku lemas.
Tiffany masuk ke dalam ruang rawatku, "Hmm, mau nikah kok nggak bilang-bilang sama, gue?" Gurau Tiffany mencairkan suasana.
Aku berusaha memberikan senyuman kepadanya. "Gue mau bilang kemarin," ujarku lemas.
"Hah? Kemarin? Lo aja di sini jadi sleeping beauty, udah dua hari, lho!" Guraunya didampingi tawa.
"Serius, udah dua hari?" Aku tercengang mendengar penjelasan Tiffany.
"Udah, udah, nggak usah dipikirin, cepat-cepat sehat deh, lo! Kan beberapa hari lagi akan jadi, Nyonya David," Guraunya kembali dan kami tertawa lepas setelah itu.
***********************************************************************************************
Gimana, Bestie, cerita kali ini? Semakin seru dong pastinya???
Ayo, follow aku dulu ya Bestie, biar dapat notifikasi update-nya hheheh
Jangan lupa vote dan berikan komentarnya ya, ramaikan cerita ini, bantu aku UP cerita ini, Bestie!
See you on the next part, Bestie!
Warm Regards,
WINGS OF ALEXANDRA
KAMU SEDANG MEMBACA
NESSIE (18+) [END]
RomanceCERITA KHUSUS (18+) Banyak kata-kata Vulgar dan Kasar. #1 HubunganToxic (20.01.23) #1 AnakKuliah (20.09.23) Sipnosis: Hidup penuh kebebasan, siapa yang tidak menginginkannya? Layaknya manusia biasa, kesepian pasti datang menyelimuti kehidupan. Nessi...