NESSIE - BAB XVI

324 3 0
                                    

David mengantarku untuk mengambil pakaian di rumahku. Dia berkata bahwa malam ini adalah malam yang sangat spesial baginya dan dia memintaku untuk berias yang cantik untuknya. Aku menjadi tersipu malu dibuatnya.

"Bu, aku antar Nessie ke rumahnya dulu ya, nanti aku ke sini lagi sama Nessie," ujar David sambil menyalami ibunya.

"Iya, hati-hati di jalan ya, pelan-pelan bawa motornya, kasihan Nessie," ujar ibu.

Aku menyalami ibu setelah itu, "Nessie ke rumah dulu ya, Bu, Assalamuallaikum!"

"Waalaikumsalam, hati-hati ya, Sayang. Omelin saja David kalau dia ngebut-ngebut," jelas ibu.

"Iya, Bu, pasti," ujarku didampingi senyuman.

Aku dan David menaiki Bleki, motor kesayangannya setelah itu. Aku memeluknya erat dari belakang dan dia langsung menancap gas untuk berjalan menuju ke rumahku. Sesampainya di rumah, David memarkirkan motornya di halaman rumah. Aku bergegas masuk untuk membersihkan diri dan berganti pakaian untuk makan malam nanti bersama ayah dan juga ibu David.

Setelah membersihkan diri, aku memilih gaun yang aku punya. Sepertinya kali ini, aku memilih gaun hitamku untuk menutupi perutku yang semakin terlihat membesar saat ini. Terakhir aku pakai gaun ini ketika acara prom night kelulusan SMA di kala itu, aku sangat bersyukur gaun ini masih muat untuk aku pakai. Gaun ini tidak terlalu ketat, panjangnya hingga bawah lututku, model bahu seperti baju Sabrina, modelnya juga sederhana, dan menutupi seluruh bagian pergelangan tanganku. Aku berusaha untuk berias sesuai permintaan David agar tampil cantik di malam spesial baginya. Aku memilih untuk berias tidak terlalu mencolok saja, agar tetap terlihat natural. Aku meng-curly rambutku agar menyempurnakan riasanku. Setelah semua selesai, aku turun ke lantai 1 untuk menemui David yang menungguku di ruang tamu.

"Halo, calon suami," sapaku.

David tersenyum semeringah dan menghampiriku, "Cantik!" Ujarnya dan menyematkan rambutku ke belakang telinga. "Can I kiss you, Ness?" Tanyanya ragu.

"Yes!" Sahutku.

Dia langsung mencium bibirku dengan sangat lembut. Dia menatap dan merapihkan rambutku. Dia mencium leherku lembut. Aku sangat menikmati sentuhannya. Dia menggendongku menuju kamar tamu yang ada di lantai 1 rumah ini. Dia merebahkan tubuhku di atas kasur. Dia kembali melumat bibirku lembut.

Dia menyudahinya dengan napas yang terengah. Dia menempelkan keningnya dan memejamkan mata.

"Love you, David! Nggak nyangka, sahabat aku ini, bentar lagi bakal jadi suamiku," ujarku merapihkan rambutnya yang berada di atasku.

Dia merebahkan tubuhnya, memelukku di atas kasur, dan menghela napas panjang setelah itu, "Thank you! Udah ngasih kesempatan, Ness. I love you more!" Ujarnya dalam dekapan ini.

"Aku yang harusnya terima kasih sama kamu, udah bisa nerima aku apa adanya," ujarku.

Dia memerhatikan wajahku begitu dekat, dia tersenyum kecil sambil mengelus pipi kiriku berkala dengan jemarinya, "Udah siap untuk makan malam, sekarang?" Tanya David.

Aku mengangguk dan tersenyum kepadanya. Kami bergegas untuk kembali ke rumah David dan berangkat bersama dengan ibu untuk ke restoran yang dituju.

Di Restoran

Kami bertiga menunggu kehadiran ayah di sini. Kami sengaja untuk tidak memesan makanan terlebih dahulu sebelum kedatangannya. Jantungku berdegub sangat kencang sejak awal masuk restoran ini, rasanya seperti mau menghadapi ujian, namun kali ini ujiannya adalah ujian hidupku.

NESSIE (18+) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang