NESSIE - BAB XXIV

217 4 0
                                    

Jam menunjukkan pukul 12:00 WIB, aku memutuskan untuk menelepon David. Aku ingin menyempatkan waktu agar dia merasakan apa yang aku rasakan, bahwa dia adalah utama.

"Halo, Sayang, ada apa?" Tanyanya saat mengangkat telepon dariku.

"Nggak ada apa-apa. Pengen nelepon saja. Kamu sudah makan bekal yang aku buat?" Tanyaku.

"Sudah tadi jam 11, aku lapar sekali soalnya," jelasnya didampingi tawa.

"Ohh gitu. Hmm, aku lagi ada di rumahku, jadi berat banget untuk ninggalin rumah ini ya, Dev," jelasku.

"Aku tergantung kamu aja, kamu maunya, gimana?" Tanyanya kembali.

"Tetap mau jual, aku mau beranjak dari masa lalu," jelasku.

"Tapi masa lalu sama aku, nggak dihilangin, kan?" Godanya.

"Nggak akan pernah," ujarku didampingi tawa kecil.

"Hmm, ya sudah, aku mau lanjut meeting sama orang ya, Sayang, I love you!" Ujarnya.

"I love you and I miss you! Sampai ketemu di rumah ya," ujarku.

"Miss you too, Bye!" Ujarnya dan menutup telepon setelah itu.

Setelah menelepon David, ada telepon masuk dari calon pembeli yang mengabarkan bahwa sudah ada di depan rumah ini. Aku bergegas untuk turun menemui calon pembeli. Saat sudah di teras, aku mencoba merapihkan rambut terlebih dahulu dan menarik napas panjang untuk siap menemuinya. Aku membuka pintu gerbang, wanita berambut curly sebahu dan berpakaian sangat rapih sudah berdiri di depan pagar rumah ini.

"Halo, dengan Mba Nessie ya, berarti?" Pertanyaan pertama dari wanita ini yang menjulurkan tangannya untuk bersalaman denganku.

"Halo, iya saya Nessie, dengan Mba Dinda?" Tanyaku kembali berusaha memberikan senyuman terbaikku.

"Iya benar, Mba, boleh saya masuk untuk melihat rumah ini?" Tanyanya. "Kamu lagi ambil apa sih, ini orangnya udah bukain pintu, lho!" Teriak wanita ini saat menoleh ke arah mobilnya. Mba Dinda kembali menoleh ke arahku dengan senyuman ragu, "Maaf ya, Mba, sama keponakan biasa teriak-teriak kalau manggil," ujarnya.

"Iya, nggak apa-apa, Mba," balasku.

"Iya ini udah ketemu HP-nya," suara pria dari arah mobil. Aku sangat mengenali suara itu, jantungku berdegub sangat kencang. Kepalanya mulai muncul dan tersenyum ke arahku. Reyhan Daniswara, kembali menghantui kehidupanku yang sudah tenang ini.

"Hi, Nessie!" Sapanya saat menghampiri Mba Dinda. Aku hanya bisa mematung dan memasang muka datar saat melihat kehadirannya kembali.

"Lho! Kalian ternyata sudah kenal?" Tanya Mba Dinda.

"Iya, Tante, Nessie mantan pacar-ku," ujar Rey dengan raut wajah sangat gembira.

"Wah, kenapa kalian putus? Sepertinya bakal seru kalau kita jadi keluarga," ujar Mba Dinda dengan wajah sangat gembira.

"Nessie, nikah sama orang lain, Tante," jelas Reyhan dengan wajah menyimpan dendam. Aku menjadi merasa tersudutkan atas kehadiran dan ucapan yang dia lontarkan sejak tadi.

"Sayang sekali kalian belum berjodoh, ya. Boleh langsung masuk dan lanjut pembicaraan di dalam, Mba Nessie?" Lanjut Mba Dinda.

Aku tersentak, "Iya, silakan masuk saja," ujarku.

NESSIE (18+) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang