NESSIE - BAB XXXXII

111 3 0
                                    

Sesampainya di rumah, David membantuku berjalan untuk ke dalam rumah. Aku terkejut, ketika ibu menyapaku di teras rumah. Aku menatapnya gembira, aku sangat merindukannya. David membawa masuk beberapa barang ke dalam rumah. Ibu menghampiri dan langsung memelukku.

"Ibu, dari kapan, Bu? Nessie, kangen banget!" ujarku didekapannya.

"Baru saja tadi pagi, Nessie, ibu turut sedih dengar apa yang kamu alami, Nak, yang sabar, ya!" Dia mengelus punggungku berkala di dalam dekapan.

Aku melepas dekapan, "Nenek gimana, Bu?" Tanyaku.

"Masih belum stabil keadaannya, ini ibu datang ke sini karena dapat kabar tentang kamu dari David. Kemungkinan satu atau dua hari, ibu akan balik lagi ke kampung," jelasnya.

"Lalu, Nenek siapa yang jaga di sana, Bu?" Tanyaku.

"Ada, Tantenya David. Ya sudah, ayuk, masuk Nessie, biar kamu bisa istirahat," ibu membantuku berjalan.

"Nessie sudah kebanyakan istirahat di rumah sakit, Bu," ujarku dengan senyuman.

David menghampiri kami, "Ibu masuk saja, istirahat di dalam. Nessie, biar David yang bantu, Bu," ujar David.

"Ya sudah, ibu ke kamar duluan ya, Nessie, kuat ya, Nak!" Ibu mengelus pipiku.

Aku tersenyum lepas, "Terima kasih ya, Bu," ujarku.

Ibu beranjak setelah itu dan David membantuku berjalan hingga ke kamar. Luka pasca operasi masih terasa hingga saat ini, walaupun tidak separah beberapa hari lalu. Aku duduk di atas kasur, aku melihat kaca di lemari, aku tersenyum sendiri mengingat kejadian yang pernah terlewat.

"Kenapa, Ness?" tanya David yang mengeluarkan baju dari dalam koper.

Aku tersenyum menatapnya dan kembali menunduk memainkan jemari, "Nggak apa-apa, teringat kejadian lalu saja, nggak nyangka bisa seburuk itu," jelasku.

Dia menghampiri, meraih jemariku, dan mencium punggung tanganku. "Seburuk apa pun masa lalu, tetapi pandanganku sama kamu nggak pernah berubah, kamu wanita hebat, Nessie," dia mengecup keningku.

Aku memeluknya, "Thank you, Dev, aku nggak tahu jika hidupku tanpa kamu akan gimana," ujarku dalam dekapan.

"Aku juga!" jawabnya singkat.

"Dipeluk sama kamu, kenapa nyaman banget ya, Dev?" ujarku.

"Ya sudah, aku peluk saja deh, sampai besok," guraunya.

Aku tertawa lepas mendengar perkataannya, "Ada-ada saja kamu," ujarku.

****

Keesokkan harinya, aku terbangun di pagi hari. David masih terlelap di sampingku. Wajahnya terlihat lelah saat tertidur. Aku mengelus pipinya dan mengecup bibirnya. Dia membuka mata perlahan setelah itu. Aku tersenyum lepas melihat dia mencoba terbangun dari tidurnya.

"Hemm?" sahutnya sambil mengusap matanya.

"Aku mau masak, kamu mau dimasakin, apa?" tanyaku.

"Yakin badannya sudah kuat?" tanyanya.

"Yakin," jawabku singkat.

"Hemm, apa pun yang kamu masak, aku doyan kok," jelasnya.

"Ya sudah, kamu mandi sana, biar segar, jadi habis mandi langsung nyantap makanan," ujarku.

"5 menit sebentar, aku masih ngantuk," ujarnya memejamkan mata kembali.

NESSIE (18+) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang