NESSIE - BAB XXXXVIII

64 4 0
                                    

Acara dimulai, ayah memberikan sambutan di depan para karyawannya. Aku bersama David, berdiri agak jauh dari panggung namun masih dapat terlihat ayah dari kejauhan. David tidak lepas melingkarkan tangannya di pinggangku.

"Hari ini akan diresmikannya produk dan brand baru di perusahaan kita. Semoga kesuksesannya di Indonesia utamanya dapat seperti produk-produk sebelumnya. Saya berterima kasih kepada kalian semua karyawan di sini, sudah menjadi bagian dari kesuksesan perusahaan ini. Satu lagi, terima kasih untuk anak saya, Nessie, sudah hadir di acara ini," ayah menunjuk ke arahku.

Aku menutup mulut dan tercengang karena tidak menyangka ayah akan menyebut namaku di acara sebesar ini. Semua mata langsung terarah kepadaku. Jantungku berdegub sangat kencang karena gugup diperhatikan banyak karyawan di sini.

"Ohh, jadi Pak David menantunya Pak Dana," ujar salah satu karyawan. "Jadi Mas David udah punya istri, yah sayang banget, padahal udah gue incer dari awal masuk," ujar salah satu karyawati yang masih terdengar di telingaku.

"Singkat cerita, dari kecil anak saya nggak pernah yang namanya ikut ke acara seperti ini, katanya malu banyak orang, dan ini adalah pertama kalinya dia datang, jadi patut diapresiasi kedatangannya," jelas ayah.

Semua orang tertawa mendengar perkataan ayahku. Aku berusaha menahan malu karena penjelasan ayah di depan banyak orang. David juga tidak berhenti tersenyum semeringah mendengar perkataan ayah.

"Baik, nggak perlu berlama-lama lagi untuk sambutan ini, sepertinya kalian juga sudah terlihat lapar ya," gurau ayahku. Semua tertawa lepas mendengar perkataannya. Ayah langsung menggunting pita dan meresmikan produk baru yang akan diresmikan. Semua terlihat mengapresiasi segala usaha mereka untuk memajukan perusahaan ini.

"Kamu mau aku ambilin makannya, Ness?" tanya David.

"Boleh, aku mau sate ayam saja ya, Dev, aku tunggu di sini."

Dia meninggalkanku untuk mengambil makanan. Aku hanya terdiam di sini, duduk memerhatikan orang banyak berlalu lalang tanpa henti. Sepertinya, aku sudah kehabisan energi untuk bersikap manis dan ceria di depan semua orang.

"Nessie," sapa seorang pria memakai satu set jas berwarna hitam dan memakai kaca mata cukup besar.

"Iya, siapa, ya?" tanyaku heran menatap pria ini.

"Ini gue, Aldy, teman SD lo." Dia mencolek pundakku.

Aku tercengang melihatnya sekarang. "Gila, Aldy si rambut klimis waktu SD?" tanyaku dengan tawa.

"Masih ingat aja lo, gue nggak nyangka, ternyata pemilik perusahaan tempat gue kerja, punya bokap lo," ujarnya dengan senyum semringah.

"Hahaha, lo sekarang kece sekali ya, sampai nggak ngenalin tadi," gurauku.

"Ah, bisa aja lo!" Dia mencolek pundakku kembali.

David menghampiri kami sambil membawa beberapa sate untuk aku makan. "Lho, kalian saling kenal ternyata?" tanya David saat baru saja datang.

"Gila, dunia ini kenapa kelihatan jadi sempit, ya?" lanjut Aldy. "Jadi ini isteri yang lo ceritain mulu setiap hari?" ejek Aldy.

"Oh, jadi kalian udah akrab banget nih, ceritanya?"

"Aldy satu divisi sama aku, Ness, kita duduk sebelahan," jelas David.

"Oh, ya? Nggak nyangka bakal sesempit ini dunia."

"Ya sudah, gue mau lanjut ke yang lain ya, sampai ketemu lagi, Ness," ujar Aldy kepadaku. "Yo, Vid," lanjut Aldy menyapa David dan pergi meninggalkan kami setelah itu.

NESSIE (18+) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang