NESSIE - BAB XV

337 7 0
                                    

Aku berjalan meninggalkannya untuk ke ruangan ibunya berada yang tidak jauh dari sini. Selang beberapa menit setelah kedatanganku, Ibu David sadar, dan langsung memanggil namaku lembut.

"Nessie," sapanya lemas.

Aku menghampirinya dan menggenggam pergelangan tangannya, "Alhamdulilah, akhirnya, Tante udah sadar. Aku panggil Dokter ya, Tante," Jawabku semangat.

"Nggak usah, Nessie, Tante mau bilang, Tante izinkan David menikah dengan kamu, maafkan David udah ngerusak kamu ya, Nak," Jelas Ibu David dengan sangat lembut.

"Tante, David orang baik, dia nggak pernah mengecewakan siapa pun, itu semua bohong, Tante, percaya sama aku," aku meneteskan air mata.

"Tenang, Nessie, Tante percaya sama anak, Tante, sejak kecil dia nggak pernah berbohong sedikit pun sama, Tante. Tante juga senang kamu sama David menikah. Kamu anak baik, Nessie. Tante juga udah anggap kamu anak Tante sendiri sejak dulu, Nak! Panggil Tante, Ibu saja ya, mulai sekarang," Ibu David memegang pipiku saat menjelaskannya.

Sontak aku memeluk ibu dan sangat-sangat berterima kasih atas kebaikannya padaku. Aku seperti memiliki ibu kembali setelah dia memberi penjelasan seperti ini. Memiliki David sudah keberuntungan bagiku yang selalu ada untukku di setiap keadaan, ditambah Ibu David yang sangat menerima segala kekuranganku.

Aku melepas dekapan ini, "Terima kasih, Bu, aku merasa punya sosok Ibu kembali," aku tersenyum bahagia.

"Iya, Sayang. Ibu mau ketemu David, apakah sudah boleh?" Tanya Ibu.

Aku menganggukan kepala, "Boleh, Bu. Aku antar ya," Aku membantunya untuk bangkit dari tempat tidurnya.

Aku berjalan bersanding dengan Ibu, wajahnya terpancar sangat bahagia. Genggaman tangannya terasa sangat erat, suasana seperti ini terasa sangat hangat sekali. Aku mengantarkan Ibu ke ruangan David. Aku melihat David sedang duduk mendekap kedua kakinya di atas kasur sambil mengatakan "Ibu, maafin aku, Bu, izinin aku menikah dengan Nessie, Bu," dengan berulang kali.

"Iya, Ibu izinkan, Nak!" David sangat terkejut tiba-tiba ibunya sontak menjawab perkatannya saat memasuki ruangan.

"Ibu udah sadar? Alhamdulilah, Bu!" David berusaha menghampiri dan memeluk Ibu dengan erat. "Ya Allah, makasih, Bu, Ibu benar-benar orang tua yang sangat sempurna buat David, Bu!" Ucapnya di pelukan itu.

Aku hanya bisa tersenyum melihat momen langka ini. Aku turut bahagia melihat mereka begitu bahagia dan menyayangi satu sama lain. Ibu melepas dekapannya dan berusaha melepaskan cincin yang ada di jemarinya.

"Ini peninggalan Bapak, buat Ibu kala itu. Pakaikan untuk Nessie, Nak!" Ibu memberikan cincin berwarna silver berhiasan liontin berwarna merah muda kepada David.

Aku tercengang dan menutup mulutku. Aku seperti mimpi di siang bolong, ini benar-benar seperti tidak nyata dalam kehidupanku yang kelam ini. David tiba-tiba berlutut di hadapanku dan menunjukkan cincin tersebut kepadaku.

"Nessie Claretta, apakah kamu mau menikah denganku?" Tangannya gemetar menggenggam tanganku saat mengatakan ini.

"David," aku diam sejenak menelan ludah karena sangat gugup dan mencoba kembali mengatur napas yang tidak beraturan ini. "David Hardiyata, aku mau menikah sama kamu," Gemetar aku mengatakannya karena sangat bahagia.

David langsung berdiri dan memelukku saat mendengarnya. Betapa beruntungnya aku, seorang wanita yang sudah tidak harga dirinya ini mendapatkan sebongkah berlian. Aku langsung memeluk Ibu setelah itu, aku tidak menyangka bisa sebahagia ini di atas segala penderitaan hidupku.

"Ibu, terima kasih ya, Nessie bahagia banget!" Ujarku di dekapannya.

"Ibu juga senang, Nessie," Jawabnya sambil mengelus punggungku.

NESSIE (18+) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang