NESSIE - BAB XIII

388 7 0
                                    

Pagi tiba, aku dan David bahkan tidak tersadar kalau matahari sudah menyinari bumi karena berbincang banyak hal sejak dia terbangun. Ketika sedang bercanda gurau dengan David di pagi hari. Ibu David datang dan menghampiriku dengan senyuman hangat. Ibu David mengatakan bahwa ada temanku yang menunggu di ruang tunggu rumah sakit. Aku sangat penasaran dengan siapa temanku yang dimaksud, aku izin dengan David untuk menemui orang itu.

Aku berjalan melalui koridor rumah sakit. Sesampainya di ruang tunggu rumah sakit, ada yang menepuk pundakku dari belakang, ternyata yang dimaksud Ibu David temanku adalah Rey.

"Kamu ngapain, di sini?" Tanyaku cemas.

"Aku mau ngasih pilihan ke kamu, kalau kamu nggak mau ikutin semua keinginan aku, aku akan sebar foto bugil kamu ini, di kampus kesayanganmu itu," dia menunjukkan foto yang ada di galeri handphone-nya. "Jika kamu menuruti semua kemauanku, rahasia kamu aman ditanganku," lanjutnya.

"Kamu udah gila, Rey! Psiko, kamu!" Semakin panik aku dibuatnya.

Dia mendekatkan wajahnya dengan membisikan sesuatu kepadaku, "Yang gila sekarang, siapa? Coba kamu lihat diri sendiri, kamu bukan orang baik, kamu perempuan yang udah nggak ada harganya lagi. Kamu masih mengharapkan cinta dari, David? Kamu nggak kasian sama, dia? Dapetin kamu yang seperti ini? Siapa yang gila, sekarang? Aku atau kamu, Sayang?" Rey membisikannya tepat di telingaku.

Meneteslah air mata saat mendengarnya, "Sekarang apa mau, kamu?" Aku menghapus air mata yang mengalir dengan sendirinya.

Dia menjulurkan tangannya, "Ikut aku ke mobil?"

Aku menerima tangannya untuk ikut dengan Rey. Sesampainya di mobil, Rey menutup mulutku dengan kain. Aku berontak, namun pandanganku semakin lama semakin berat dan menggelap.

Aku terbangun, aku tidak tahu sudah berapa lama tidak sadarkan diri. Aku melihat sekeliling, ternyata aku sudah di sebuah kamar hotel sekarang. Aku melihat sekujur tubuhku sudah tidak mengenakan pakaian sehelai pun.

"Rey, kamu mau apain aku lagi, Rey? Aku mohon, Rey, aku lagi hamil, anak kamu juga, Rey, jangan siksa aku, Rey!" Aku berlutut memohon di hadapannya.

"Silakan kamu berlutut sampai kamu puas! Gimana rasanya memohon? Itu yang aku rasakan waktu itu di hadapan kamu!" Rey membentakku. "Okay, aku kali ini nggak akan marah-marah sama kamu, Sayang. Aku nggak bakal sakitin kamu, aku cuman mau bikin kamu enak aja, Sayang," lanjutnya berlutut sambil mencumbuku.

"Nggak, Rey! Nggak! Aku lagi hamil, Rey! Nggak, Rey!" Aku berusaha keras agar Rey tidak menyetubuhiku lagi.

Rey membangkitkan tubuhku sangat kasar, dia melemparku ke atas kasur, dia mengikatku kedua tangan dan kakiku ke masing-masing sudut kasur. Aku sudah sangat pasrah dengan kehidupanku yang sudah benar-benar hancur berkeping-keping. Rey tetap menyetubuhiku, tanpa ada rasa bersalah sedikit pun.

Rey melumat payudara-ku, aku berusaha keras untuk bisa melepas ikatan di tanganku. Semua tenaga dan usaha yang aku keluarkan terasa sia-sia saja. Dia mulai menjalar ke bagian intimku, dia membuka lebar pahaku secara paksa. Tenagaku dengannya sudah pasti jauh berbeda, aku hanya bisa menangis sepanjang dia melakukannya. Dia melumat klistorisku, aku hanya bisa menahan segala sensasi yang diberikan dengan menggenggam erat tali tambang yang terjerat di pergelangan tanganku.

"Nggak perlu ditutupi, Nessie, aku tahu kamu merasakannya!" Ujarnya dengan senyum menggoda.

Aku tidak menanggapi sama sekali perkataannya, aku hanya bisa menangisi keadaan yang sama sekali tidak aku inginkan. Dia mulai membuka segala pakaian yang dikenakan, dia membasahi kelaminnya dengan air liur dengan menatapku seperti mangsa yang siap untuk disantap.

"Please, Rey, stop!" Ucapku gemetar dalam tangisan.

Dia seperti tidak mempedulikan semua perkataan yang keluar dari mulutku. Dia mulai memasukkan kelaminnya, dia terlihat sangat menikmati apa yang sedang dilakukan. Dia mempercepat pergerakan diiringi dengan desahan yang tiada henti sejak tadi.

Dia kembali melumat payudara-ku sambil menggerakan kelaminnya tiada henti. Dia semakin cepat melakukan pergerakan, perutku terasa kram, aku sangat takut terjadi yang tidak diinginkan terhadap kandunganku saat ini. Akhirnya, dia mencapai klimaksnya dan mengeluarkan spermanya di dalam tubuhku.

Aku berusaha keras menahan rasa sakit yang terasa di perut dan juga kelaminku. Dia melakukannya sangat kasar, aku sangat tersiksa karenanya. Selepas melakukannya, Rey melepaskan ikatanku. Aku hanya bisa menutupi tubuhku dengan selimut yang ada. Tubuhku gemetar, aku hanya bisa memeluk erat selimut yang menutupi tubuhku.

"Nih, duit buat lo, buat gugurin kandungan, lo!" Rey melempar uang saat membelakangiku sambil menghisap sebatang rokok.

"Lo gila ya, parah! Ini anak lo, Rey! Tega lo, ya. Sampai kapan pun gue nggak akan gugurin kandungan, gue!" Dengan nada tinggi aku menjawabnya.

Rey menarikku yang masih terkapar di atas kasur untuk berdiri dan menamparku kembali untuk kesekian kalinya. Kali ini tamparan yang begitu keras yang aku dapatkan dibandingkan dengan sebelumnya. Aku mendapat luka di bagian bibirku akibat tamparan ini.

"Ingat, ya! Gue nggak bakal tanggung jawab atas kehamilan, lo! Gue nggak mau reputasi gue jelek, hanya karena cewek macam, lo!" Rey mendorong tubuhku ke kasur, dia langsung berpakaian, dan pergi meninggalkanku seorang diri.

"Rey, anjing!!" Teriakku sekuat tenaga. "Kenapa hidup lo se-hancur ini sih, Nessie!" Teriakku kembali.

Aku mencoba mengatur napas dan kembali bangkit untuk segera berpakaian. Aku tidak ingin berlarut dalam masalah ini. Aku sangat yakin, aku bisa menjalani semua ini walaupun rasanya sangat berat. Aku menatap wajahku di kaca, aku berusaha menghapus lukaku akibat tamparan tadi. Usahaku sia-sia, luka robek ini sama sekali tidak menghilang saat aku hapus dengan tisu. Aku merapihkan rambutku dan bergegas pergi dari hotel ini, aku tidak membawa apa pun karena semua barangku berada di rumah sakit. Aku rasa, aku bisa menahan segala yang dirasa saat ini.

***********************************************************************************************

Bagaimana nih, cerita kali ini? Sesuai harapan dan prediksi BMKG nggak, nih? Hahahah

Jangan lupa vote dan berikan komentar setelah membaca ya, supaya makin semangat buat lanjut ceritanya hehehe :p

Thank you, udah mampir ke cerita ini, kalau bisa sih, follow dulu nggak sih, biar makin up to date untuk cerita yang diupdate xoxo

See you, bestie!


Warm Regards,


WINGS OF ALEXANDRA

NESSIE (18+) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang