Kami memasuki ruangan, aku kembali duduk di tempatku. Rey terlihat sangat cemas melihat kedatanganku kembali. Persidangan dapat dimulai setelah kedatanganku. Para saksi mulai dipanggil satu per satu untuk memberikan kesaksikannya. Hakim memanggil Tiffany untuk memberikan kesaksian pertama.
"Apakah saudari kenal dengan Korban dan Tergugat?" Tanya Hakim.
"Saya kenal dengan Korban dan Tergugat," jawab Tiffany.
"Dari mana saudari kenal dengan mereka?" Tanya Hakim kembali.
"Saya kenal dengan mereka karena saya adalah teman dari Saudari Nessie," jawab Tiffany.
"Apakah saudari mengetahui apa hubungan Mereka?" Tanya Hakim.
"Mereka pasangan kekasih sebelum Saudari Nessie menikah dengan suaminya sekarang," jelas Tiffany.
"Saudari yang mengatakan bahwa Saudara Reyhan melakukan kekerasan fisik dan pelecehan seksual terhadap Saudari Nessie, apakah saudari melihat secara langsung kejadian tersebut? Bisakah saudari menceritakannya?" Lanjut Hakim.
"Baik, sebelumnya saya meminta maaf dan meminta izin untuk menceritakan semua ini. Sekitar pukul 13:00 WIB, saya janjian untuk bertemu saudari Nessie di salah satu Mall daerah Jakarta Pusat. Saya pada saat itu telat sekitar 10 sampai 15 menit lamanya karena kemacetan saat di perjalanan menuju ke sana. Saya sampai di Mall tersebut dan sedang menuju Lobby Mall. Saya awalnya tidak tahu bahwa mobil yang berada di depan saya adalah mobil Saudara Reyhan. Saya juga tidak mengetahui sebelumnya jika Saudari Nessie sedang menunggu saya di Lobby Utama Mall. Saya terkejut saat itu ketika melihat ada dua orang berbadan tinggi, bobot tubuhnya juga cukup besar, dan memakai pakaian serba hitam. Mereka menarik Saudari Nessie secara paksa. Saya melihat Saudari Nessie juga berusaha keras untuk menarik kedua tangannya. Saya turun dari mobil bersamaan dengan larinya dua orang Satpam Mall untuk menolong Saudari Nessie saat itu," jelas Tiffany.
"Bagaimana Saudari bisa mengetahui bahwa mobil tersebut adalah mobil Saudara Reyhan, padahal jelas Saudari mengatakan yang turun dari mobil bukan Saudara Reyhan?" Tanya pengacara Reyhan.
"Baik, saya akan lanjutkan penjelasan. Saya bergegas memasuki mobil kembali setelah itu untuk mengikuti ke mana tujuan mobil tersebut. Di dalam perjalanan saya juga menelepon Saudara David, suami Saudari Nessie sekarang untuk membantu saya menolong Saudari Nessie. Saya memberikan live maps kepada Saudara David agar dapat mengikuti arah saya saat itu. Mobil yang saya ikuti berhenti di sebuah rusun yang cukup bagus namun terlihat sangat sepi, sepertinya rusun ini baru saja jadi, dan baru beberapa yang menempati. Saya melihat dari kejauhan Saudara Reyhan membopong Saudari Nessie keluar dari mobil menuju ke dalam rusun. Saya memarkirkan mobil agak jauh dari mobil yang saya ikuti, lalu saya berlaga seperti orang yang tinggal di rusun tersebut, dan berusaha mengikuti kepergian mereka. Saya mengikuti hingga mereka berhenti di rumah No. 542 dan mereka masuk ke dalam bersama. Saya masih menunggu Saudara David untuk bertindak karena saya merasa tidak bisa sendiri melakukannya. Saya kembali ke bawah untuk bertemu Saudara David dan pergi bersama untuk menolong Saudari Nessie," jelas Tiffany.
"Apa Saudari dapat masuk ke dalam? Bagaimana cara Saudari dapat memasuki tempat tersebut?" Tanya Hakim.
"Saya berpura-pura menjadi Penjual Pizza yang ingin mengantarkan pesanan saat itu. Lalu, Saudara Reyhan membukakan pintu untuk kami. Saudara Reyhan sempat ingin menutup pintu tetapi ditahan oleh Saudara David. Saudara Reyhan dan Saudara David sempat baku hantam saat itu, saya berinisiatif langsung menerobos masuk untuk menolong Saudara Nessie. Saya melihat dengan mata kepala saya sendiri, Saudara Nessie terkapar di atas kasur dengan kaki diikat dengan tali tambang, tangan diborgol, setengah tanpa busana hanya bagian atas, rambut sudah acak-acakan, dan setengah sadar, Pak Hakim," jelas Tiffany dengan meneteskan air mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
NESSIE (18+) [END]
RomanceCERITA KHUSUS (18+) Banyak kata-kata Vulgar dan Kasar. #1 HubunganToxic (20.01.23) #1 AnakKuliah (20.09.23) Sipnosis: Hidup penuh kebebasan, siapa yang tidak menginginkannya? Layaknya manusia biasa, kesepian pasti datang menyelimuti kehidupan. Nessi...