38 - Drop

192 23 0
                                    


"Untuk Beomgyu dia hanya flu dan demam biasa. Dia hanya perlu beristirahat dan minum obat yang akan saya resepkan. Kalian bisa membeli nya nanti di apotek. Sedangkan Hueningkai. Bukankah saya sudah peringatkan kepada kalian agar tidak terlalu kelelahan dulu. Mengenai pendarahan otak bulan lalu yang menyebabkan trauma otak padanya. Didukung oleh riwayat PTSD nya. Itu mengakibatkan apabila Hueningkai terlalu stress mungkin dia akan mengalami mimisan Karena kerja otaknya yang terlalu berat. Dan sebaiknya jangan kalian buat dia mengingat trauma nya. Saya sudah menyuntikkan vitamin juga ke Hueningkai untuk berjaga jaga agar asam lambung nya tetap stabil. Karena Penyebab demamnya ada dua kemungkinan antara asam lambung nya atau memang karena dia stress. Jika Hueningkai sudah bangun, saya sarankan langsung beribdia makan. Saya juga meresepkan obat. Nanti kalian beli di apotek ya.. saya harus kembali, setengah jam lagi saya ada jadwal di Rumah Sakit. Apa ada pertanyaan?"

Semua nya menggeleng. Saat ini mereka mendengarkan hasil pemeriksaan kedua member di ruang tengah.

"Baiklah. Saya harus pergi. Ini resepnya." Dokter memberikan dua cantik kertas kepada Soobin. Soobin menerimanya.

"Terimakasih Dokter." Mereka bertiga membungkukkan badan 90° tanda terimakasih. Dokter tersenyum hangat kemudian berlalu pergi keluar dorm mereka.

Yeonjun, Soobin, dan Taehyun. Tinggal mereka bertiga yang tersisa dan masih dalam keadaan baik baik saja.

Yeonjun merebahkan dirinya ke sofa ruang tengah. Memijat pelipisnya dan mengacak ngacak rambutnya. Jujur dia sangat sangat merasa bersalah dengan kejadian di ruang latihan hari ini.

"Hyung.. Aku mau ngompres Kai dulu ya..." Taehyun mengambil plester demam dan masuk ke dalam kamar maknae.

Soobin duduk di sebelah Yeonjun.

"Hyung, mau makan apa? Kali ini aku deh yang traktir." Soobin berusaha menghibur Madhyung nya itu.

"Bukankah ini semua kesalahanku Soobin? Harusnya aku lebih bisa mengontrol emosi ku sendiri. Betapa bodoh nya diriku.. Akh.." Yeonjun kembali mengacak ngacak rambutnya.

"Hyung, sudahlah. Semua manusia pasti pernah punya salah. Aku juga salah tadi sudah membentak mu di hadapan Kai. Kita nanti minta maaf pelan pelan sama Kai. Nde?" Soobin menghibur lagi. Yeonjun hanya mengangguk.

"Baiklah aku akan pesan makanan untuk makan malam. Dan masak bubur untuk kedua anak itu." Soobin berlalu mengambil handphone untuk pesan Delivery terlebih dahulu.

"Biar aku saja yang masak buburnya." Yeonjun dengan datarnya berdiri dan menuju dapur. Soobin tersenyum.

*di kamar Kai

"Kai, kamu itu nakal banget sih. Aku udah nyari kamu kemana mana. Malah ngumpet." Taehyun menatap dalam wajah temannya yang masih tak sadarkan diri.

Kemudian menempelkan plester demam yang dingin ke dahi Kai yang panas. Karena terasa dingin, Kai mengernyitkan dahi dan mulai mengerjapkan mata.

"Kai, sudah sadar?"

Pertama kali yang dia sadari setelah membuka matanya adalah orang yang duduk di sampingnya.

"Nde.." Kai menjawab singkat dan datar. Kemudian menatap kosong ke langit langit kamar.

"Kai, tadi kamu kemana sih? Aku telpon berkali kali, kamu ga angkat sama sekali." Taehyun perlahan memulai pembicaraan.

"Sungai Han." Kai menjawab singkat dan lagi lagi datar.

"Lain kali kalau mau kesana sama aku aja ya..." Taehyun tersenyum hangat.

"Tae, apakah Hyungdeul masih bertengkar? Bukankah itu karena aku ya? Bukankah aku yang memaksa agar kita tetap latihan awards? Terus Beomgyu Hyung jadi sakit? Terus Hyungdeul berantem?" Kai perlahan juga mulai mengungkapkan apa yang ia rasakan.

It's Okay to be Not Okay | Hueningkai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang