40 - Kenyataan Pahit

182 22 3
                                    


*Pov Kai Satu hari sebelum awards

Hari ini, Hari Minggu. Besok hari H Awards pertama kami. Itu menyenangkan dan sejujurnya aku sangat gugup.

Karena hari ini latihan hanya sampai siang. Aku memutuskan untuk ke Rumah Sakit. Belakangan ini kepala ku terasa sakit. Dan sudah beberapa kali mimisan. Mungkin aku saja yang terlalu stress dan kelelahan. Aku juga merasa tubuhku jauh lebih mudah merasa lelah dibandingkan biasanya. Ya. Aku merasa ada yang janggal dari tubuh ku ini.

"Hyung... Hari ini aku janjian sama Teman SMP ku.. Aku bakal pulang cepat. Jangan khawatir.."

"Eh? Tumben banget kau janjian sama teman. Padahal kamu kan paling jarang janjian hang out gitu.."

"Emangnya hanya Soobin Hyung dan yang lain saja yang punya teman hah? Aku juga punya kali... Dah ya.. Bye..." Aku berlalu pergi. Sedangkan Hyungdeul yang lain hanya berdiam diri di dorm.

Aku mengenakan pakaian yang tertutup. Hoodie Biru Dongker dengan celana jeans. Memakai topi hitam juga masker hitam agar benar-benar tidak ada yang mengetahui siapa aku.

Aku menaiki taksi menuju Rumah Sakit. Mencari Tempat pendaftaran Dokter Spesialis Yang aku cari. Syukurlah walaupun ini hari Minggu, jadwalnya tersedia. Dan syukurlah tidak seramai antrian dokter Umum yang kulewati tadi.

Hanya tinggal menunggu 1 orang saja, giliran ku masuk ke dalam sana.

Ya.. Sekarang giliran ku, Sebenarnya jantungku berdebar kencang. Aku menghela nafas terlebih dahulu sebelum memasuki ruangan.

Tertulis di depan pintu ruangan
Dr. Choi Sehun
Specialis Onkologi

"Silahkan duduk, tuan... Hueningkai?" Dokter berkacamata itu mempersilahkan ku duduk.

"Ba... Baik.." Aku duduk sedikit canggung.

"Seperti nya nama Anda tidak asing di telinga ku. Kau Hueningkai member TXT?"

"Ummm.. Nde.." Aku akhirnya membuka masker hitamku. Melihat di sekitar dokter tersebut tidak ada satu perawat pun.

"Wah.. Kau benar benar member TXT? Asal kau tahu, Soobin adalah sepupu ku. Walaupun sekarang kami tidak terlalu dekat. Tapi, waktu dia kecil kita berdua sangat dekat. Bagaimana kabar anak itu? Oh iya, tapi apa yang membawamu kemari Hueningkai-ssi?"

"Jinjayooo???" Aku benar benar terkejut mendengar fakta yang baru saja aku dengar. Kenapa aku tidak pernah tahu Soobin Hyung punya sepupu seorang dokter.

"Kenapa? Kau seperti nya kaget sekali mendengar Soobin adalah sepupuku ku? Apakah kami tidak mirip? Haha.. Tentu saja tidak.. Kita beda orangtua.. Tapi, satu kakek dan nenek dari Ayah kami. Ayah ku dan Ayahnya adalah kakak beradik."

"Ummmm.. Aku baru tahu fakta itu detik ini juga dokter. Maksudku Soobin Hyung tidak pernah cerita tentang mu sama sekali.. Hehe.. Tapi, karena. Sekarang sudah aku sudah tahu.. Apakah dokter bisa berjanji sesuatu kepadaku sebelum aku menyampaikan keluhan ku?" Tidak ada pilihan lain. Ini satu satunya jalan teraman yang masih memungkinkan untuk aku coba.

"Hemm.. seperti nya aku sudah tau apa maksud mu.. Kau pasti akan memintaku agar tidak memberitahu siapapun tentang kedatangan mu dan keadaan mu bukan?"

Aku mengangguk tersenyum.
"Bagaimana dokter bisa tau? Dokter bisa membaca pikiran pasien juga ya?"

"Haha bukan seperti itu. Tapi aku sudah punya beberapa pasien yang punya permintaan seperti itu persis. Tapi, harus kau tau.. Serapat apapun kau menyimpan rahasia, ada saatnya rahasia itu terbongkar. Kau paham?"

"Baik dokter.. Siap.. Tapi, termasuk keluarga dokter dan Soobin Hyung juga ya.. Tanpa terkecuali dok.."

"Umm.. Okay.. Bisakah Kau panggil aku Hyung saja? Agar kita semakin dekat. Aku ingin mendekatkan diri pada pasien ku dengan caraku sendiri. Juga sebenarnya aku ini masih single.. Haha.. Aku masih muda.. Jadi panggil Hyung aja ya.." Aku mengangguk mantap.

It's Okay to be Not Okay | Hueningkai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang