Kai menghela nafas. Ia meratapi gundukan tanah di depannya. Kai mati matian menahan air mata nya yang terus memaksa untuk keluar.
Kai meratapi dalam dalam batu nisan Putih yang sebenarnya sudah tak lagi putih itu. Sudah terlihat kecoklatan.
Tertulis 'Choi Sunoo'
Kai mulai mendudukkan dirinya di samping gundukan tanah itu. Ia duduk bersila. Seakan akan dia benar benar sedang bertamu di Rumah.
Kai mengambil satu buket Bunga yang sudah Ia beli sebelum Ia datang. Bunga Mawar Putih. Meski agak aneh rasanya dia membawa bunga mawar ke pemakaman. Tapi, itulah bunga favorit Sunoo menurut info dari Yeonjun Hyung.
"Hey... Aku datang.. Maaf, aku terlalu terlambat.." Kai mulai mengangkat suara. Meski dia yakin, dia tak akan mendapatkan sama sekali jawaban. Tentu saja, Orang yang Ia cari kini sudah tidur di bawah tanah. Sedangkan di depannya hanya ada gundukan tanah. Ia hanya berharap Semoga Sunoo mendengar semua yang ingin Ia katakan.
"Kau ingat tidak? Kapan kita terakhir kali ketemu? Iya.. Saat insiden itu.. Ah itu sudah lama sekali saat kita 1 SMP... 7 atau 8 tahun yang lalu sih.. Eh, tapi ngomong-ngomong Enggak juga sih.. Kita juga ketemu di mimpiku waktu Aku Koma.. Iyakan?" Kai berusaha tegar sambil terus mengeluarkan semua yang Ia ingin curahkan.
"Aku.. Aku ingin berterimakasih padamu, Sunoo.. Yeonjun Hyung bilang kau yang membantu ku di saat insiden Aku dan Niki di Gedung Tua waktu itu. Ah.. Kau benar benar baik sekali.. Jujur, aku baru tahu soal itu.. Maaf, aku terlalu telat untuk berterima kasih padamu.." Kai kembali menghela nafas. Menguatkan dirinya agar sebisa mungkin tidak menangis.
"Kamu disana lagi apa? Lagi main ya pasti sama Niki.. Sama Suho juga.. Hihi.. Oh iya.. Kau tahu tidak? Besok kakak ku akan menikah. Doakan ya.. Semoga aja semua berjalan lancar sesuai rencana. Terus 1 setengah Minggu lagi, grup ku mau tampil di acara penghargaan besar lho.. Sunoo, kau tidak mau datang?" Kai terdiam lagi. Seakan akan berharap adanya jawaban yang Ia terima. Namun, apa boleh buat. Itu tak akan terjadi.
Kai tak kuat lagi, air matanya kini mengalir deras.
"Hikss.. Sunoo-ya,, Aku belum menemui Orang Tua mu untuk meminta maaf dan berterimakasih.. Hiks... Aku.. Aku terlalu malu.. Aku merasa bersalah.. Hiks.. Gara gara Aku, mereka kehilangan mu.. Hiks.." Sambil masih terus berusaha menahan sesenggukan sebisa mungkin, Kai melanjutkan isi hatinya. Kai menghela nafas lagi. Sambil tersenyum kecil.
"Tapi.. Tenang saja.. Aku pasti akan menemui mereka secepatnya... Karena aku juga punya janji padamu kan... Aku masih harus mengatakan bahwa mereka adalah Orang Tua Terhebat yang pernah Kau miliki..." Kai kembali menghela nafas.
"Aku.. Aku juga pasti akan menepati janjiku padamu. Akan.. Akan kujaga hadiah darimu sebaik mungkin.." Kai memegang dadanya.
Nunape pyeolchyeojin geon
Uyusbit eunhasu pieonan geumbit gyejeol
Like our summerTiba tiba ponsel Kai berdering. Ada panggilan masuk. Kai mengambil ponselnya segera dari saku celananya. Tertulis 'My Healingie Yeonjun Hyung 🦊'
Kai mengangkat nya.
"Kai! Kau dimana?! Tiba tiba ngilang?? Bikin khawatir aja.. Gak pamitan lagi... Ini Sehun Hyung sama Lea Nuna nyariin kamu tau ga?"
"Aku.. Aku ada urusan sebentar Hyung.. Sebentar lagi selesai kok.. Tenang saja... Ini.. Sebentar lagi.. Aku pulang.."
"Kau dimana? Cepat share loc! Hyung akan menjemputmu.."
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Okay to be Not Okay | Hueningkai
FanfictionMenceritakan kehidupan seorang Hueningkai. "Aku akan menjadi matahari bagi semua orang." 🐧☀️🐧☀️🐧☀️🐧☀️🐧☀️🐧☀️🐧 WARNING!! Tokoh dalam cerita tidak ada sama sekali sangkut pautnya dengan TOKOH DI DUNIA NYATA.. Terimakasih ^^ Betewe, Sorry for typ...