"Dokter, detak jantung pasien hilang..."
"Siapkan alat kejut!"
"Baik!"
"180 Joule, Shoot!"
"200 Joule, Shoot!"
"300 Joule, Shoot!"
Kai-ah, Jeballl.. Bertahanlah sebentar lagi.. Okay??!!
*****
"Suho, kamu lari terlalu cepat.. Aku capek!" Kai mendudukkan dirinya di bawah pohon rindang setelah lelah bermain kejar kejaran bersama Suho juga Niki.
"Haha.. Rupanya kau masih sama. Kau Cemen. Haha.." Niki ikut mendudukkan dirinya di samping Kai. Disusul Suho yang duduk menyembul di antara keduanya.
"Eh.. Eh.. Apa Apaan kamu nyempil nyempil gini?"
"Hehe.. Gapapa donk... Aku suka di tengah.. Hehe.."
Mereka merebahkan diri mereka di bentangan rumput itu. Melihat langit yang dipenuhi awan putih. Indah.
Tak berapa lama Oma Opa Kai ikut duduk bergabung dengan mereka.
"Bagaimana Kai sayang? Apakah sudah cukup bersenang senangnya.. Kau jangan lupa janji kita, kau harus kembali.." Opa yang duduk di samping Kai mulai membuka pembicaraan.
Kai menghela nafas. Jujur. Disini menyenangkan. Tak ada rasa sakit. Tak ada rasa khawatir. Tak ada yang harus Kai repotkan. Kai betah disini. Kai ingin tinggal lebih lama disini. Tapi, Kai ingat janji nya. Janji untuk kembali.
Melihat Kai yang terdiam, Oma Kai tersenyum. Oma mengelus lembut dan merapihkan Surai cucunya yang sama sekali belum pernah Ia temui selama Ia hidup.
"Sayang, Kai masih punya Eomma Appa disana. Lea Nuna dan Hiyyih juga pasti merindukan Kai.. Kai harus kembali ya.. Suatu saat, Kita pasti bertemu lagi."
"Iya, Kai Hyung harus pulang. Kai Hyung nanti kalau pulang, sampaikan salam ku untuk Sehun Hyung ku ya..." Kali ini Suho ikut nimbrung.
"Kai, disana banyak orang yang menyayangimu. Kau tak lupa kan. Kini kau sudah mendunia. Entah berapa ribu orang yang mungkin kini sangat merindukan mu. Kau harus kembali. Okay?" Niki berbicara sangat lemah lembut. Tak pernah sekali pun Kai melihat sisi lembut Niki saat di dunia nyata. Tapi, yang jelas kini Niki sudah berbeda.
Hening. Kai masih terus tenggelam dalam pikiran sendiri.
"HUENINGKAI!!!"
Tiba tiba dari jauh terdengar suara lelaki yang berteriak. Kai mendudukkan dirinya. Berusaha mencari sumber suara. Lelaki itu berjalan menghampiri mereka yang duduk di bawah pohon rindang itu dengan senyuman manisnya sambil melambaikan tangannya.
Kai membelalakkan matanya.
"Sunoo??!!" Apa apaan ini. Kenapa Sunoo tiba tiba ada disini.
"Kenapa semuanya kaget dengan kedatangan ku. Kai, Niki.. dan ugh.. aku tidak tau siapa kamu adek kecil, dan juga Paman dan Bibi.."
"Halo Kak.. Namaku Suho.."
"Kami Oma dan Opa nya Hueningkai."
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Okay to be Not Okay | Hueningkai
FanfictionMenceritakan kehidupan seorang Hueningkai. "Aku akan menjadi matahari bagi semua orang." 🐧☀️🐧☀️🐧☀️🐧☀️🐧☀️🐧☀️🐧 WARNING!! Tokoh dalam cerita tidak ada sama sekali sangkut pautnya dengan TOKOH DI DUNIA NYATA.. Terimakasih ^^ Betewe, Sorry for typ...