Zeandre menekan bagian rem pada motornya ketika Raizel bilang untuk berhenti. Ia melepas helm, lalu merapikan rambutnya yang sedikit berantakan. "Ini rumah lo?"
Gadis itu turun dari motor sport berwarna hitam milik Zeandre. "Iya, tunggu di sini sebentar, gue mau ambil jaket punya lo."
Rumah sederhana yang Raizel tempati bisa Zeandre rasakan ketenangannya dari luar. "Oke."
Tidak ingin berlama-lama lagi, gadis itu kini menuju kamarnya. Tangan mungil Raizel bergerak cepat mengambil jaket kulit Zeandre yang telah di cuci. Setelah sudah Raizel kembali bertemu Zeandre.
"Kasih tau apa tiga permintaan lo?" tanya Raizel seraya mengembalikan jaket.
Zeandre menerimanya dan langsung ia pakai. "Gue akan kasih tau lo besok, jam istirahat di rooftop sekolah."
Raizel mengepalkan kedua tangannya. "Kenapa jadi ribet banget sih, kan sekarang juga bisa!"
Bibir Zeandre tersenyum devil. "Intinya jangan sampai enggak datang! Nanti permintaan gue jadi bertambah."
Zeandre kembali memakai helm di kepalanya, ia menghidupkan motor untuk menancap gas pergi. Mengabaikan Raizel yang sedang menahan emosinya. Ia merasa senang saat melihat Raizel marah, mungkin ini akan menjadi hobi barunya.
Raizel masuk ke dalam rumah, gadis itu langsung merebahkan tubuhnya di sofa ruang tamu. Rasanya sangat malas untuk mandi. Keadaan rumah saat ini sepi, baru Raizel saja yang pulang. Matanya perlahan menutup. Ia lelah, ingin sekali beristirahat.
"Raizel kenapa tidur di sini Mas?" Ella berbicara kepada Ardian.
Secara samar Raizel mendengar, ia dengan berat hati membuka kedua mata. Ternyata orang tuanya sudah pulang. Entah kapan mereka membuka pintu, Raizel tidak sadar.
"Kamu baru pulang?" tanya Ella.
Raizel posisinya berubah menjadi duduk, lalu kepalanya mengangguk kecil. "Iya Tante."
Ardian memperbaiki kacamatanya yang menurun. Ia hanya melihat keberadaan Raizel, tidak dengan Liora. "Di mana Liora? Kenapa belum pulang."
"Rai enggak tau, Ayah."
"Kalian itu sudah satu sekolah sekarang. Kenapa bisa enggak tau? Ini pasti karna kamu tidak menjaga Liora!" Bunyi pesan masuk merampas perhatian Ardian, dengan secepat kilat ia membaca pesannya yang ternyata dari Liora.
Liora Aultaqila
Aku belum pulang karna takut. 15.55
Raizel waktu di sekolah marah-marah. 15.55
Dia enggak suka aku pindah sekolah, Ayah. 15.56Ardian
Kamu tidak usah takut! 15.57
Pulang sekarang, Ayah tunggu di rumah. 15.57Ardian menatap Raizel dengan tatapan yang menusuk. Ia tidak menyangka gadis itu tumbuh dengan sifat yang tidak baik, sangat jauh berbeda dengan Liora.
"Buat apa kamu marah-marah? Liora sampai takut pulang ke rumah. Saya berpesan untuk jaga Liora, apa kamu sudah tidak paham lagi dengan bahasa manusia!"
Raizel menghela napasnya, mengapa Liora mengatakan hal yang sama sekali tidak ia lakukan. "Liora bohong! Rai sama sekali enggak marah, apa lagi buat dia takut pulang."
Apa ia hidup tidak di izinkan untuk tenang sama Tuhan? Mengapa tidak ada jeda, keadaan selalu saja menggerogoti perasaannya. Raizel hanya mempunyai Ardian di hidupnya sekarang. Ia sama sekali tidak ingin hubungannya buruk dengan pria tua itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
ZEANDRE
TeenfikceKapten futsal SMK Bangsa menyembunyikan keyakinan agamanya dari seorang gadis bernama Raizel Anataqila. Dia melakukan hal ini karna mempunyai alasan tersembunyi. Secara perlahan Zeandre menjebaknya dengan rasa nyaman, sehingga membuat Raizel tak mam...