04

647 187 142
                                    

Gempar siswi SMK Bangsa saat Zeandre memasuki area kantin. Punya kelebihan wajah ganteng membuat Zeandre menjadi bahan rebutan cewek-cewek. Mereka menatap dirinya penuh kagum, kuasa Tuhan memang senyata ini ternyata.

Mendapat perlakuan yang cukup berlebihan, Zeandre tentu merasa tidak nyaman. Menurutnya mereka itu terlalu alay, seperti tidak pernah melihat orang ganteng saja.

"Zeandre marry me?"

"Gimana caranya jadi pacar mereka ya?"

"Please Zean, bales chat Rere dong."

"Kalau enggak dapat Zeandre, temannya juga boleh."

"Tuhan, Zeandre jodoh aku kan!"

"Kalau cinta gue di tolak, siap-siap mau cari dukun beranak."

"Ingat kata Fajar sad boy! Sadar diri."

"Tukang parkir bilang mundur, ya ikut mundur."

"Mereka suka type cewek kayak gimana sih!"

Raizel memperhatikan dalam diam. Sepertinya hanya ia yang termasuk waras, bahkan Syarla sama seperti mereka. Mengapa semua cewek menatap keempat cowok itu dengan rasa ingin memiliki?

Menurut Raizel mereka sama dengan siswa lainnya. Hanya saja yang membedakan, mereka itu lebih ganteng dan Raizel mengakuinya. Salah satu dari mereka tidak asing di dalam ingatannya. Zeandre? Ah, apakah bener itu nama dia.

Cowok itu membuat jantung Raizel berdetak lebih cepat, sebab ulah dari tindakannya kemarin. Raizel rasa ia berhutang budi, karna belum mengucapkan terima kasih dan mengembalikan jaket milik Zeandre.

"Gila! Jantung gue kejang-kejang liat mereka."

"Lebay lo!" celetuk Raizel.

Syarla melayangkan tatapan curiga kepadanya. "Lo enggak buta kan, Rai?"

"Ck, gue bisa liat kali." Raizel melotot, kedua tangannya melebarkan mata.

"Kok lo biasa aja sih. Padahal mereka pesonanya keren gitu," heran Syarla kepada Raizel.

Tidak menjawab melainkan mencuri kesempatan, Raizel menyendok kuah bakso milik Syarla yang sangat pedas. Lalu dengan cepat memasukkannya ke dalam mulut, ini sungguh terasa benar-benar enak, ia sudah lama tidak bisa merasakannya.

"RAIZEL ANATAQILA!" tegur Syarla tanpa ada rasa segan sedikit pun di hatinya. "Jangan bandel deh, nanti kalau maag lo kambuh gimana?"

Syarla menyingkirkan makanannya dari hadapan Raizel. Mengapa dia sangat keras kepala, padahal kalau sudah kambuh yang merasakan sakitnya itu gadis di sampingnya ini.

"Iya maaf, habisnya terlihat enak kuah lo." Di dalam hati kecilnya, ia sangat bersyukur memiliki sosok sahabat seperti Syarla yang begitu perhatian.

"Apa pun alasannya jangan lagi ya, gue enggak mau liat lo kesakitan. Kalau udah kambuh wajah lo pucat banget karna tahan rasa sakit."

"Iya-iya dikit doang kok, enggak akan kambuh."

Tanpa sadar ke empat cowok yang sempat membuat heboh warga kantin itu mendekat ke arah meja mereka berdua. Syarla, gadis itu ketika tersadar cowok idamannya datang lantas tersenyum malu.

"Boleh gabung? Kita lagi enggak kebagian tempat."

Syarla mengangguk secepat kilat, ternyata keberuntungannya ada pada hari ini. "B--boleh dong, Kak."

Arfan mengedipkan sebelah matanya dengan genit. Di antara sahabatnya, ia memang paling jago buat mendekati cewek.

Pantas saja pacarnya lebih dari sepuluh!

ZEANDRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang