15

416 44 4
                                    

Keduanya telah sampai di Gramedia, saat ini Raizel mengikuti langkah Zeandre. Tepat pada rak buku jurusan TKJ, cowok itu berhenti melangkah. Matanya menjelajah mencari buku yang harus Raizel pelajari.

Raizel tidak tertarik untuk melihatnya, ia pergi begitu saja ke tempat rak novel fiksi remaja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Raizel tidak tertarik untuk melihatnya, ia pergi begitu saja ke tempat rak novel fiksi remaja.

Jemari lentik Raizel meraih satu novel yang menceritakan tentang percintaan anak muda. Raizel sangat ingin membelinya, merasa penasaran dengan jalan cerita novel ini! Tapi sayang sekali, uangnya tidak cukup. Mungkin di lain waktu Raizel dapat memilikinya.

"Lo suka novel itu?" tanya Zeandre.

Raizel berhenti menatap novel, menoleh ke Zeandre yang sedang menghampiri dirinya. "Hah, enggak kok. Gue cuman liat aja," bohong Raizel. Ia meletakan kembali novel itu pada tempatnya.

Zeandre mengangguk, seraya berkata. "Sebelum lo tidur, jangan lupa untuk pelajari buku ini."

Ia mengambil buku yang Zeandre berikan padanya. "Kalau gue enggak paham, gimana?"

"Terus gunanya gue itu apa? Tanya cantik."

"Apa enggak ke ganggu, kalau malam hari gue hubungi lo?"

"Enggak."

Mendadak Raizel merasa ingin buang air kecil, untuk hal yang satu ini ia merasa tidak bisa menahannya. "Oke deh. Gue tinggal lo sebentar ya, mau ke toilet."

Zeandre mengangguk, lalu mengambil buku yang ada di tangan Raizel. "Nanti gue tunggu lo di depan Gramedia."

Tanpa lama lagi Raizel langsung pergi dari hadapan Zeandre, rasanya benar-benar sudah berada di paling ujung.

Novel yang tadi Raizel lihat, kini Zeandre ambil untuk ia bayar ke kasir. Setelah sudah, cowok penuh pesona itu keluar menunggu Raizel.

"Gue mau bayar, berapa harga bukunya?" tanya Raizel yang sudah berada di samping Zeandre.

"Ck! Enggak perlu."

"Serius nih? Bukunya lo yang beli?" Raizel merasa bersyukur di dalam hatinya, tidak perlu membayar jika memang benar.

"Iya, Raizel Anataqila!"

Zeandre melihat jam di pergelangan tangannya, kini hari semakin sore. "Lo belum makan kan? Ayo makan dulu."

  ~✮~

Sekarang mereka telah berada di dalam apartemen, Zeandre akan mengajarinya di tempat yang sama. Mata Raizel seketika membulat sempurna, saat Zeandre buka baju sekolah di depan matanya.

Dia benar-benar gila!

Raizel berusaha menutupi matanya menggunakan kedua telapak tangan, bertujuan agar terhindar dari pandangan roti sobek.

ZEANDRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang