Jam istirahat telah habis, kini tim futsal Rockers segera pergi bersama-sama ke arah lapangan untuk menemui Pak Yoga. Banyak sepasang mata menatap mereka penuh kagum.
"Apa sudah kumpul semua, anak Bapak yang ganteng-ganteng?"
Serempak semuanya mengangguk. "Sudah, Pak."
"Hanya tinggal menghitung hari saja, kalian akan bertanding futsal. Selama latihan tanpa Bapak, apa kalian ada keluhan?"
"Enggak ada, Pak. Kapten kita melatih tim ini dengan baik."
Pak Yoga menepuk bahu Zeandre berkali-kali. "Kapten terbaik!" Tentu saja ia sangat bangga, tidak rugi rasanya memilih Zeandre sebagai kapten tim ini.
Zeandre tersenyum kecil saat mendapatkan pujian itu.
"Bapak mengumpulkan kalian di sini ingin memberikan sedikit pencerahan. Mulai sekarang kalian harus lebih menjaga kesehatan. Jangan sampai ketika mau bertanding, salah satu dari kalian ada yang sakit."
Gerio mulai membuka mulutnya, ingin mengatakan sesuatu. "Tapi saya udah sakit, Pak."
Pak Yoga menatap Gerio dengan bingung. "Kamu sakit apa, Gerio? Bapak liat tubuh kamu sehat-sehat aja."
"Bapak mau tau? Sakit saya tuh di sini." Gerio menunjuk hatinya, tak lupa dengan raut wajah yang terlihat sangat menyedihkan.
Guru itu masih sangat muda, umurnya bahkan belum sampai kepala tiga. Pak Yoga terkekeh, mengerti tentang masalah percintaan anak muda. "Enggak perlu sedih, Gerio. Tenang aja, kan ada Bu Reno."
Arfan tak tahan ingin tertawa. Saat teman putus cinta, bukannya kita harus ketawa terlebih dahulu. Baru setelah itu memberikan solusi untuknya?
"HAHAHA LUMAYAN GER! SAMA JANDA."
Gerio menempeleng kepala Arfan. "Fan, lo kan playboy SMK Bangsa nih. Bu Reno buat lo aja, sumpah gue ikhlas!"
"Gue udah cukup sepuluh, lo aja anjir, kan jomblo."
"Udah-udah jangan berantem, Bu Reno milik kalian berdua kok." Rio, kiper futsal tim Rockers itu melerai perdebatan antara Gerio dengan Arfan.
"Setiap kalian latihan, Zeandre selalu kirim video ke Bapak. Melihat perkembangan tim ini, saya pribadi merasa bangga. Permainan kalian di dalam lapangan sudah sangat bagus. Pesan Bapak cuman satu, harus berhati-hati dan jangan terpancing emosi."
"Hal buruknya nanti, kelemahan kalian bisa terbaca oleh lawan."
"Siap, pesan Bapak akan kita ingat nanti di pertandingan." Zeandre berusaha untuk itu, ia ingin semuanya saling mengingatkan jika ada yang kelepasan.
"Bapak tidak menuntut kalian untuk menang. Kalah atau menang dalam sebuah permainan itu adalah hal biasa."
Razu mengangguk setuju, cowok satu ini tidak mengeluarkan suara. Dirinya hanya diam menyimak obrolan.
Kini tim membentuk sebuah lingkaran, kedua tangan mereka bertumpuk menjadi satu di tengah-tengah.
"SIAPA KITA?" Zeandre berteriak keras.
"TIM ROCKERS!"
"ROCKERS ARE YOU REDY?"
Sudah ada panduan dari sang kapten, mereka semua lantas menghempaskan tangannya ke atas. Suara tegas menggema di area lapangan. "SIAP KAPTEN!"
Semuanya bertepuk tangan, termasuk Pak Yoga yang ikut serta. Sebentar lagi mereka akan bertanding melawan SMK Sila. Zeandre hanya bisa berusaha, bagaimana hasilnya ia serahkan kepada Tuhan.
~✮~
"Sya, lo tau warung Mpok Endang?"

KAMU SEDANG MEMBACA
ZEANDRE
Teen FictionKapten futsal SMK Bangsa menyembunyikan keyakinan agamanya dari seorang gadis bernama Raizel Anataqila. Dia melakukan hal ini karna mempunyai alasan tersembunyi. Secara perlahan Zeandre menjebaknya dengan rasa nyaman, sehingga membuat Raizel tak mam...