40

206 10 2
                                    

Jangan menjadi detektif, nanti kamu akan terluka.

~✮~

Keesokan harinya Gerio pada jam istirahat sudah ada di warung Mpok Endang seorang diri. Sesuai dengan rencana mereka, ia di perintah untuk membuat wanita yang sudah berumur ini menangis. Sebenarnya Gerio tak mau, takut dosa. Namun apa boleh buat jika ia yang di pilih?

"Yang lain pada ke mana Gerio? Tumben dateng sendiri?" tanya Mpok Endang heran.

Gerio tidak menjawab, otaknya pusing berpikir bagaimana caranya membuat Mpok Endang menangis. Tiba-tiba saja Gerio teringat sesuatu, ia pernah menonton potongan video yang berasal dari tiktok. Dasarnya kaum perempuan itu akan sedih jika masakannya di bilang tidak enak. "Hari ini kenapa makanan yang Mpok jual enggak enak ya rasanya?"

Mpok Endang mengambil makanan yang tersedia untuk ia coba. "Enak kok ini."

"Pantas aja yang lain enggak mau makan di sini, lebih pilih di kantin. Ternyata enggak enak!" Sambil berbicara sesekali mata Gerio melirik ke arah Mpok Endang. "Bisa sepi ini warung."

Mata sayu Mpok Endang berair, ini pertama kalinya Gerio bilang seperti itu. Biasanya anak-anak yang suka kumpul di sini selalu memuji makanannya enak. "Mpok buatkan yang baru aja, itu jangan di makan."

Kepergian Mpok endang ke dalam warung membuat Gerio menggaruk telinganya, padahal tidak gatal. "Gue keterlaluan enggak sih?" tanyanya pada diri sendiri.

ROCKERS FC (anggota inti) ⚽️🏁

Gerio
WOY!  10.20
KE SINI CEPET, MPOK ENDANG UDAH SEDIH!  10.20

Arfan
HAHAHAHA OTW BRO 😝  10.20

Gerio
Ini dosa pertama gue di hari ini, bikin orang tua nangis.  10.21

Gerio mengawasi keadaan sekitar, memastikan teman-temannya itu cepat datang ke sini.

"Nah, itu mereka."

Zeandre membawa cake rasa coklat berbentuk love di kedua tangannya yang berurat, sedangkan anak-anak lain membawa peralatan rumah tangga seperti sapu, tempat sampah, panci dan masih banyak lainnya. Melihat Mpok Endang sibuk memasak makanan untuk Gerio, kini Raizel menyalakan api untuk menyalakan lilin.

"SELAMAT ULANG TAHUN, MPOK ENDANG!" Suara trompet di tiup dengan meriah, masing-masing di kepala mereka memakai topi kerucut ulang tahun.

"Ya Allah, terima kasih, Mpok seneng banget!" Rasanya sungguh terharu ketika mereka tau hari kelahirannya, ia saja sudah lupa. Air mata tidak ada hentinya menetes sebab terlalu bahagia.

"Ayo berdoa dulu Mpok, baru tiup lilinnya."

Mpok Endang berdoa dengan air mata yang semakin deras. "Kalian ini sudah Mpok rangkul seperti anak sendiri, karna emang Mpok enggak punya anak." Di saat tim Rockers terkena masalah, Mpok Endang menjadi yang terdepan untuk menasihati.

"Mpok juga udah seperti Ibu kita," jelas Arfan.

Gerio menyengir kuda. "Hmm, Gerio minta maaf ya Mpok, bilang makanannya enggak enak cuman bagian dari rencana buat kasih kejutan."

ZEANDRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang